Siulan

49.6K 5.3K 1.3K
                                    

Flu Kageyama kemarin sudah mulai membaik. Dia jarang bersin hari ini dan mengikuti kelas dengan normal.

Kemarin, lelaki hujan yang bernama Hinata Shoyo bilang dia berada di universitas yang sama dengannya. Kageyama ingin tahu. Kenapa selama ini dia baru pernah melihat lelaki itu?

Ketika kelas pertama selesai, Kageyama mengisi perutnya bersama Ushiwaka di kantin. Dia bertanya pada sepupunya, "Ushiwaka, kau kenal seseorang bernama Hinata Shoyo?"

Ushiwaka yang sedang memakan roti melon menggeleng.

"Aku tak tahu, aku jarang bersosialisasi," jawabnya.

Ah benar juga, salah bertanya pada orang seperti Ushiwaka.

Setelah itu, Kageyama juga bertanya pada Kunimi, salah satu rekan klubnya dan juga teman satu fakultasnya.

"Kunimi, kau kenal Hinata Shoyo? anak farmasi, dia kecil dan berambut oranye." Kageyama mendeskripsikan ciri-ciri Hinata. Namun Kunimi menggeleng tak tahu. Dengan cuek dia langsung pergi.

Kageyama yang melihat sifatnya hanya bisa mencibir.

Dia sudah bertanya pada setiap orang yang dikenalnya. Namun tidak ada yang tau seseorang bernama Hinata Shoyo ini.

Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menemui seseorang dengan harapan orang itu tahu sesuatu tentang Hinata Shoyo.

"Oikawa-san?"

Ya, seperti biasa, Oikawa selalu ada disana, dia suka memainkan piano diruang musik bersama Iwaizumi. Biasanya, para perempuan akan tertarik dan datang ketika jari-jari Oikawa menari diatas tuts-tuts piano

"Oh Tobio-chan, yaho~" Oikawa tersenyum melambaikan tangan ketika Kageyama datang.

"Kageyama ada apa?" tanya Iwaizumi. Tadinya dia bersandar di piano besar yang dimainkan Oikawa.

"Maaf menganggu aku hanya mau bertanya." Kageyama mendekat, dia merasa tak enak karena pastinya mereka sedang membuat lagu baru.

"Ah tidak kok, lagipula kita ini kan ada hubungan kerabat." Oikawa mengibaskan tangannya sambil tertawa.

Ya, jika semua orang tak tahu, mungkin seseorang yang mengenal banyak orang tau tentang Hinata Shoyo.

"Begini, apakah kau kenal Hinata Shoyo? ah itu orang yang pendek, rambutnya oranye, dan memakai kacamata." Kageyama mendeskripsikan sang lelaki hujan.

Oikawa memasang pose berfikir.

"Hmm... sepertinya aku kenal."

Mendengarnya, Kageyama tak dapat menahan senyumnya.

"Benarkah?"

Oikawa tersenyum jahil.

"Beritahu apa tidak ya~" Oikawa terkikik. Kageyama menunggu dengan wajah penuh harapan.

"Dia teman satu fakultasku." Bukan Oikawa, melainkan Iwaizumi yang menjawab.

"Iwa-chan aku ingin memberitahunya!" Oikawa merengek.

Kageyama terkejut mendengar pernyataan Iwaizumi. Pasalnya, Iwaizumi itu seniornya. Jika Iwaizumi bilang dia satu fakultas dengan Hinata bukankah berarti Hinata adalah seniornya?

"Apakah Hinata satu semester denganmu Iwa-san?" Kageyama bertanya memastikan.

"Ah itu--"

"Itu benar." Lagi-lagi, perkataan Oikawa dipotong oleh Iwaizumi.

Oikawa semakin merengek, dia bahkan sampai bangkit dari duduknya.

"Iwa-chan~ jangan memotong ucapanku!"

Iwaizumi menatap Oikawa datar. "Kau terlalu bertele-tele Kusokawa!"

Oikawa cemberut, mendumel-dumel dan kembali duduk dengan kesal.

"Apakah Hinata-- maksudku Hinata-san mempunyai nomor handphone?" tanya Kageyama antusias.

Rasanya seperti pertama kali mengenal voli. Bahagia dan berdebar.

Iwaizumi menggeleng.

"Dia tidak punya ponsel," jawabnya.

Kageyama menghela kecewa.

"Lagipula dia sering tidak hadir di kelas, apalagi kalau cuaca panas," lanjut Iwaizumi.

Kageyama menatap penuh ketertarikan.

"Jadi dia sering tidak hadir?"

Iwaizumi mengangguk.

Pantas saja Kageyama tidak mengenal Hinata.

"Tapi biasanya, beberapa orang melihat Hinata di perpustakaan. Dia akan menghabiskan waktu seusai kelas dan pulang agak sore." Iwaizumi sedikit berfikir. Hinata Shoyo adalah mahasiswa yang tidak terlalu mencolok.

Kageyama mengangguk paham. Dia melihat jam tangannya. Menunjukan pukul dua siang. Latihan voli dimulai jam tiga sore. Dia tak ada kelas lagi hari ini.

"Kalau begitu, aku pergi dulu, terimakasih Iwa-san, Oikawa-san." Kageyama menundukkan tubuhnya sebelum dia pergi dari ruang musik. Oikawa tersenyum melambaikan tangan, sementara Iwaizumi hanya mengangguk.

Kageyama melangkahkan kakinya menuju perpustakaan. Dia berharap bertemu dengan Hinata lagi.

Sebenarnya kenapa Kageyama tertarik pada lelaki berambut oranye itu?

Seumur hidup Kageyama tidak pernah setertarik ini kepada seseorang.

Selain voli tentunya. Dan voli bukanlah orang.

Kageyama juga ingin tahu kenapa dia tertarik.

Suara siulan lagu 'A thousand years' tiba-tiba terdengar.

Semakin dekat Kageyama dengan ruangan penuh buku itu, semakin jelas suara siulannya.

Kageyama bertanya-tanya, siapa yang bersiul didalam perpustakaan? bukankah kita tidak boleh berisik disana?

Langkah Kageyama terhenti di depan pintu kayu besar.

Ketika pintu itu dibuka, mata biru lautan itu terbelak.

Suara siulan terhenti. Sang pemilik suara menatapnya dengan mata cokelat keemasan dibalik lensa kacamata.

Setumpuk buku berada dimeja. Cahaya matahari siang itu menembus gordeng.

"Kageyama?"

"Hinata-san?"







































Btw updatenya setiap hari Selasa dan Sabtu ya pren 😗👏

TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang