Tinggalkan Saja

29.3K 3.8K 801
                                    

Kageyama berjalan menuju kampusnya. Jujur saja, jika bukan karena Ushiwaka yang datang ke rumah sakit dan mengatakan padanya bahwa ini hari pertama masuk kuliah, Kageyama mungkin masih berada disamping Hinata. Menemaninya atau sekedar menatap lelaki itu membaca berulang-ulang buku pemberiannya.

Dan sekarang, setelah kelas pertama, kemana lelaki tembok itu pergi?

Kageyama tak tahu.

Dia hilang.

Seperti diculik makhluk dunia lain begitu saja.

Tapi, Kageyama tak terlalu peduli. Biarlah Ushiwaka pergi.

Hari pertama yang tak terlalu mencolok di semester baru ini.

Bunga-bunga sakura berguguran begitu indahnya. Tertiup angin dan jatuh ke tanah dengan lambat.

Kageyama hanya duduk dibawah pohon halaman kampus. Dia menikmati roti melon sambil tangannya mengetik dengan cepat di laptop. Hari pertama masuk sudah ada tugas saja. Ingin rasanya Kageyama mengumpat. Jika saja, tidak ada seseorang yang mendekatinya.

"Tobio-chan?"

Kageyama menengadah, seorang lelaki ada didepannya. Dia mengangkat tangan kanannya. Menyapa.

"Oikawa-san?"

Oikawa tersenyum, dia mengambil tempat duduk kosong disamping Kageyama.

"Sedang apa?" tanyanya dengan mata mengintip dilayar monitor.

"Biasa tugas, padahal baru masuk awal semester baru." Kageyama menghela. "Oikawa-san sendiri kenapa disini?" Kageyama menatap lelaki itu.

Oikawa tersenyum.

"Aku kosong kelas. Jadi berjalan-jalan saja," katanya sambil meregangkan tubuhnya.

Mendengarnya, Kageyama hanya mengangguk kecil sebagai tanggapan.

Lama mereka terdiam disana begitu saja. Hanya ada suara ketikan dari jari Kageyama yang masih bergerak menyelesaikan tugasnya.

Hingga akhirnya, Oikawa membuka suara.

"Hey Kageyama, kau masih berhubungan dengan Chibi-chan?"

Suara ketikan jari Kageyama terhenti. Dia menatap Oikawa dengan mata terbuka dan alis terangkat sebelah.

"Maksudnya?"

Tunggu, kenapa Oikawa tiba-tiba bertanya seperti itu. Ini urusan pribadinya bukan?

Lelaki itu mendengus.

"Kau masih sering menjenguknya? maksudku Hinata?" Oikawa mengoreksi ucapannya.

Oh...

Kageyama terdiam. Dia kemudian menghabiskan roti melonnya.

"Ya, setiap hari."

Dia kembali fokus mengetik.

Oikawa terdiam begitu lama. Tak ada satupun diantara mereka yang bicara.

Dan tentunya, Kageyama yang paling malas membuka suara. Dia kembali membuat suara ketikan jari-jarinya menjadi pengisi keheningan diantara mereka.

"Kau tau... bukankah menjauh darinya mulai sekarang lebih baik?"

Terhenti lagi.

Baiklah. Ini mulai mengganggunya.

"Maaf?"

Kageyama tak menatap lawan bicaranya. Dia justru menunduk.

Sehingga, ekspresi wajahnya sulit dijelaskan.

TeduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang