Chapter 3🌈

78 56 26
                                    

"Ma, pahanya buat Olly, "kata Olly antusias melihat masakan Dorina

Dorina meletakkan piring yang berisikan daging ayam"Ambil aja. Gak ada yang mau rebut kok,"

"Iya ma Olly sadar Olly tau,"Olly mencoba membela diri.  Adu bacot dengan Ibu memang berdosa. Namun bagi Olly berdebat dengan Dorina ada nikmat-nikmatnya

"Udah jangan mulai ly, makan cepat!"titah dorina mencoba menghentikan aksi sang putrinya

"Aduhh ma, liat deh jidat mama hitam. Mama gak malu sama papa kayak cemong,"kata Olly kembali memperburuk suasana 

Dorina mengelus jidatnya " Benar mas?"tanya Dorina kepada Pangeran

Olly mengedipkan sebelah mata nya kearah Pangeran, dengan berat hati Pangeran mengangguk"Benar lho ma. Masa Olly bohong, coba deh mama ngaca,"ucap Olly menahan tawa nya

Dorina melangkahkan kakinya menuju cermin.
Saat itu juga Olly menyudahi makannya, karna sudah ia duga kompor gas didapur tidak akan lama akan meledak

"Pa, Olly duluan ya ke kamar,"ucap Olly benar benar menahan tawa. Pangeran memang paling baik diajak kompromi

"Iya sayang,"balas pangeran

"Olly sini kamu! kamu ngerjain mama. Besok uang jajan kamu mama potong,"ancam Dorina. Selesai bercermin ingin rasanya memaki putri semata wayangnya

Benar kan udah meledak, hm udah Olly tebak sih. Kalo udah teriak suara Dorina melebihi sambaran kilat petir. Ditambah dengan segala jenis ancaman

Olly pasrah keluar kamar"Pa, bujuk mama dong, masa uang jajan Olly dipotong. Mama gak seru,"rengek Olly

Pangeran hendak membuka suara, segera dorina menutup mulutnya"Udah sana kamu tidur, gak ada rengekan. Ini urusan squad girl in home"

"Mama jahat ehh, maaf keceplosan mama cantik kesayangan pak Pangeran. Mama tega liat Olly gak jajan disekolah. Besok Olly ujian ma, trus kalo Olly lapar gak punya uang Olly pingsan gimana dong? maafin Olly ya ma"

Dorina sebenarnya menerima nya dengan senang" iya-iya. Sana tidur "

Olly bertos ria dalam hati menuju kamarnya. Ada bahagia ngerjai mama nya malam ini, bahagia semacam asal asalan yang ia rakit sendiri untuk melihat keharmonisan dikeluarga nya

                              🌟

"Lo yakin ikut ujian hari ini?"tanya Radit

Sem melihat Radit yang sedari tadi membujuknya untuk bolos"Yakin lah bangsat, ingat dit se bobroknya gue kalo ujian gue ikut, gak kayak lo gak ada plus nya sama sekali,"

Andra menenteng tas nya"Udah Sem, tinggalin aja tuh anak goblok sendirian,"

Luki menatap malas ketiganya, segera ia memasuki area sekolah"Ki tunggu dong, istri lo mau lahiran malah dibiarin,"ucap Radit melompat keatas punggung Luki

Dengan cepat Luki menurunkan Radit dengan kasar"Ki, kasar banget sih. Lagi pms ya bos?"

"Jijay dit, masa sibos datang bulan,"Sahut Sem

Luki menatap ketiganya dengan tatapan tidak bersahabat. Dengan cepat mereka menutup mulut  serapat rapatnya. Mereka tau saat luki diam ketika mereka membuka suara mungkin Luki ada masalah atau moodnya tidak bersahabat. Sebagai sahabat Luki yang sudah lama, mereka mengenal dalam seluk beluk Luki dan mereka sudah tau jika sedang tidak ingin berbicara pagi ini. Wajar kalau ketiga sahabatnya memaklumi nya

                            🌟

"Gimana bedak gue udah bagus belum, bibir gue gak pucat kan?"tanya seorang perempuan yang berambut pirang kepada kedua sahabatnya. Saat ini  mereka berada dilapangan basket

Epiphany Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang