4

346 37 5
                                    

Ruang tunggu Oneus di backstage sibuk seperti biasa. Persiapan sebelum naik panggung sudah hampir selesai. Semua member sudah  full make-up lengkap dengan kostumnya. Hanya saja ekspresi mereka berenam sangat tidak biasa.

Masih ada waktu 1 jam sebelum giliran mereka merekam penampilan di panggung. Biasanya Ruang tunggu oneus ramai canda tawa tapi kali ini suasana sedikit redup. Hwanwoong terbaring di sofa dengan kepala berbantal paha Keonhee. Hwanwoong yang biasanya enerjik saat ini terlihat memejamkan mata meski tak tidur. Keonhe sibuk dengan satu hp di tangan kiri. Sedang tangan kanannya mengusap-usap kepala Wongie.

"Woong kau yakin tidak apa-apa?" Tanya manager yang baru masuk ke ruangan mereka dengan khawatir.
"Jangan memaksakan diri untuk tampil, kau membuatku khawatir" lanjut Keonhe.
"Aku tidak apa-apa tenanglah, aku sudah minum semua vitamin yang dokter berikan" jawab Wongie tanpa membuka matanya.

Sementara itu Leedo dan xion duduk sofa lain dengan kikuk sambil sesekali memandang ke arah Wongie. Ravn tak terlihat di ruang tunggu. Dan seoho masih terdiam di ruang ganti. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

Wongie hanya menginap semalam di rumah sakit. Manager memberi tahu anggota bahwa Wongie sudah baik-baik saja, tapi dokter meminta rawat inap meski hanya semalam, tubuhnya kekurangan nutrisi jadi ia perlu di infus. Manager berpesan agar member lain berhati-hati untuk tidak membahas hal apapun dengan Wongie karena ia sungguh butuh istirahat. Apalagi Wongie ngeyel tak mau dirawat lebih lama karena siangnya mereka sudah punya jadwal yang tak mungkin dibatalkan.

Ravn muncul di ruang tunggu Oneus dengan membawa segelas minuman hangat. Ia menghampiri Wongie dan menyentuh pipinya dengan lembut. Sambil membangunkanya.

"Wongie, bangunlah. Aku bawakan teh madu gingseng" kata Yougjo.
" Aku tidak tidur hyung" jawab wongie membuka matanya.
"Minumlah dulu, Ravn hyung membuatkan khusus untukmu" kata Keonhe membantu wongie bangun.

Wongie bangun dengan malas, menatap wajah Ravn sekilas. Ia memutuskan untuk meminumnya. Meskipun sedikit, untuk menghormati hyung yang semalam memarahinya karena tak mau dirawat.

Ravn masih khidmad memandangi wongie dengan wajah khawatir. Ia duduk di samping woongie. Membelai kepala wongie dengan lembut dan menyandarkanya di bahu Ravn. Ia tak menyangka Wongie pulang dari rumah sakit langsung menuju stasiun tv untuk bergabung dengan mereka. Banyak yang ingin Ravn katakan pada Wongie tapi ia menahannya karena manager sudah memperingatkan untuk memberi waktu tenang untuk Hwanwoong.

Seoho yang dari tadi sengaja berdiam lama di ruang ganti akhirnya keluar. Ia sesekali mencuri pandang dari cermin ke arah Hwanwoong duduk. Tapi ia segera berpura-pura melatih gerakan tarinya di depan cermin saat Keonhe memergoki tingkah anehnya. Keonhe tahu betul Seoho masih merasa bersalah soal semalam, dan ia belum sempat biscara sepatah katapun pada Hwanwoong.

Sudah saatnya mereka tampil. Manager menyuruh mereka berkumpul di baksstage untuk memeriksa kelengkapan dan audio sebelum rekaman di panggung.

Ravn membantu Hwanwoong melakukan pemanasan sebelum naik panggung. Karena ia tak sempat melatih gerakannya selama di ruang tunggu tadi. Ia tak khawatir Hwanwoong lupa koreografinya, karena memang tak mungkin. Hwanwoong main dancer, ia yang paling bisa diandalkan. Yang membuat Ravn khawatir adalah tubuh Hwanwoong yang masih lemah.

Leedo dan Dongju mendekati Hwanwoong sebelum naik panggung. Dongju bersembunyi di belakang tubuh Leedo tak berani bertatapan langsung dengan mata Hwanwoong. Ia merasa canggung karena belum sempat meminta maaf.
" Kau yakin akan melakukan ini?" Tanya Leedo.
"Aku baik-baik saja" jawab Hwanwoong sambil tersenyum.

Rakaman di mulai. Semua anggota Oneus sudah siap di panggung. Hwanwoong mencoba menguatkan diri dan menjaga ekspresinya. Kereo lagu yang akan mereka tampilkan termasuk yang kelas berat, pasti akan sangat menguras tenaga. Tapi ini promosi minggu terakhir. Hwanwoonh tak ingin mengacaukan jadwal yang sudah ada.

Lima anggota lain sama resahnya. Dalam hati mereka memikirkan Hwanwoong. Tapi wajah mereka harus menyembunyikan ras khawatir itu. Demi profesionalisme mereka.

Gerakan demi gerakan berhasil mereka tampilkan dengan sempurna. Hanya saja di ujung lagu Hwanwoong hapir saja kehilangan kontrol tubuhnya. Kepalanya mulai terasa berat dan tubuhnya lemas. Lagu berakhir. Pd-nim memberikan tanda bahwa rekaman selesai. Kemudian Hwanwoong terjatuh tak sadarkan diri di panggung.

Keonhe dan Dongju refleks berteriak. Semua anggota syok dan langsung mendekati tubuh Hwanwoong. Manager yang sedari tadi mendampingi di belakang panggung langsung berlari ke arah anak-anaknya.

Wajah semua orang terlihat panik. Bahkan staff stasiun tv ikut bertanya-tanya. Ravn Leedo dan Seoho membopong tubuh Hwanwoong ke belakang panggung dan staff memberi tahu mereka sebaiknya di bawa ke ruang tunggu sebelum mobil ambulance datang dan membawanya ke rumah sakit.

Ravn Leedo dan Seoho berebut masuk ambulan untuk meneni Hwanwoong dan manager. Tapi perawat menegur mereka yang boleh menemani di ambulance. Manager menahan amarahnya melihat tingkah ketiga kakak Hwanwoong. Dia menyuruh mereka datang dengan mobil perusahaan setelah semua urusan di stasiun tv dibereskan.

Manager sudah memberikan perintah terpaksa mereka harus menaatinya. Kelima member lain kembali ke ruang tunggu. Setelah staff stasiun tv mengkonfirmasi bahwa rekamannya aman tanpa NG, mereka langsung bergegas mengemasi barang-barang dan langsung naik mobil menuju Rumah sakit.

Xion tiba-tiba meneteskan air mata sambil terus bergumam, "ini salahku", sementara Keonhee menenangkanya. Suara ribut perdebatan diantata ke tiga hyung semakin memanas. Sebuah tinju melayang ke pipi Seoho, Ravn dan Geonhak secara bersamaan.

"Buk!", "buk!", "buk!". Tiga tinju melayang bersamaan. Ujung bibir ketiga pemuda yang duduk bersebelahan itu mengaduh bersaaam. Keonhe dan Dongju yang terkejut dengan kelakuan tiga pria kekanak-kanakan di depan mereka.

"Bodoh!!" teriak Dongju.

Mobil berhenti sebentar di tepi jalan karena sopir menelfon manager mereka. Kemudian setelah menutup telepon. Asisten manager dengan wanah geram melajukan mobil dan berbalik arah ke arah dorm.

" kalian berlima dengarlah. Manager menyuruh kalian pulang ke dorm! Dan tidak ada yang boleh menelfon wongie apapun alasanya!!!" kata asisten manager.

* Hwanwoong POV

Aku harus bertahan, aku harus bertahan, aku harus bertahan. Akan kulupakan semua hal buruk itu. Akan kuabaikan sementara waktu sampai aku siap memilih antara hati dan mimpi.


* Manager POV

Kasihan anak-anak. Mereka mengejar mimpi sedari muda sekali. Mereka bahkan belum pernah merasakan pacaran. Aku bisa tahu jiwa muda meteka sedang bergejolak. Tapi aku khawatir mereka akan merusak karir yang mereka bangun jika keadaan terus seperti ini.



* Seoho POV

Ini salahku! Maafkan aku wongie



* Leedo POV

Ini salahku! Aku minta maaf woong.



* Youngjo POV

Aku bersalah! Maaf baby!

*Dongju POV

Aku penyebab semua ini! Hyung maafkan aku.

*Keonhee POV

Aku terlalu takut mengakuinya! Ini semua berawal dari kesalahanku. Maaf Woongie.




RAINBOW DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang