Chapter 15

48.1K 3.3K 141
                                    

🦄 QUEENERA 🦄

Noval sibuk memainkan hp-nya
tidak peduli ada kepala sekolah didepannya. Barusan ia diberitahu untuk mengikuti lomba olimpiade yang dipercepat menjadi minggu depan
dan ia tidak sendirian melainkan ada seseorang yang akan menemaninya.

'Tok Tok'

"Masuk" ucap kepala sekolah.

Pintu dibuka oleh seseorang yang ternyata adalah Queen.

Dengan sopan Queen menyalami kepala sekolah, setelah itu duduk disamping Noval.

"Jadi saya memanggil kamu Queen untuk mengikuti lomba olimpiade bersama dia." tunjuk kepala sekolah pada Noval, Queen hanya mengangguk.

"Kalian sudah saling kenal?" tanya kepsek.

"Ya/Gak."

Kepala sekolah menggelengkan kepalanya melihat sikap anak muridnya, "jadi mana yang benar?"

"Saya pak/Queen pak." ucap mereka berbarengan.

"Saya yang bener pak" ucap Noval ngotot. bisa-bisanya nih perempuan bilang gak kenal dia, pikirnya.

Kepsek berdehem, "jadi kalian sudah saling kenal?"

"Queen gak kenal dia pak." ujar Queen.

"Lo lupa sama gue?" Seru Noval menyela dan Queen bingung mau menjawab apa.

"Kita ketemu pas malem lo nolongin gue" jelas Noval cepat.

Queen menggaruk kepalanya, "yang mana soalnya Queen pelupa."

"Lo pikun" Noval berucap datar.

"Ih sembarangan Queen gak pikun cuma kadang lupa kalo orangnya gak ngasih sesuatu yang buat Queen inget." Bantah Queen melotot membuat kedua orang didepannya menjadi gemas sendiri.

Noval menunjukkan foto mereka berdua yang ia simpan dihp-nya.

Queen mengingat-ingat sebentar lalu tersenyum. "Oh kakak jelek yang neraktir Queen dipasar malam."

Noval mengangguk membenarkan tapi saat mendengar kalimat tengahnya ia melotot tidak terima.

"Lo bilang gue jelek?"

"Iya."

"Mata Lo bermasalah,gak bisa liat muka ganteng gue." sindir Noval pedas.

"Gak kok yang Queen bilang bener kan kemarin wajah kakak luka jadi ketampanannya ketutup" balas Queen.

"Sudah-sudah karena kalian saling kenal sebaiknya urus jadwal belajar bareng kalian, supaya besok lusa kalian sudah siap ikut olimpiade" lerai kepada sekolah.

"Juga ada hadiahnya jika kalian berasil meraih juara"

Mata Queen berbinar mendengarnya
"Hadiahnya apa pak?"

"Uang, piagam juga piala."

"Lumayan kalau menang uang itu bisa untuk menyicil hutang panti" batin Queen.

"Kenapa kalian masih diam disini sana keluar!"

"Bapak ngusir saya/Queen." ucap mereka kompak.

"Iya" jawab kepsek lantang.

Noval dan Queen langsung berdiri dan berlari keluar dari ruangan kepsek takut terkena raungan singa jantan.

"Dasar." gerutu kepsek.

🦄🦄🦄

"Nanti pulang sekolah, belajar dirumah gue." kata Noval pada Queen.

Mereka berjalan beriringan menuju kelas.

"Hm, tapi Queen kerja."

"Lo mau kita kalah?"

Queen menggeleng tegas, "gak mau, pokoknya kita harus menang dan dapetin uangnya."

"Mata duitan." cibir Noval.

"Biarin" seterah mau dibilang apa Queen tidak peduli yang penting ia harus berhasil memenangkan olimpiade dan mendapatkan uang itu.

"Bareng atau sendiri." Queen mengerjap  bingung.

"Oh, nanti Queen izin gak kerja dulu jadi nyusul aja." butuh beberapa menit untuk Queen memahami ucapan Noval yang singkat.

"Nih" Noval memberikan kertas berisi alamat apartemennya.

Queen menerimannya dan memasukkannya kesaku seragam
Lalu mereka berdua berpisah dilorong yang menuju kelas mereka.

🦄🦄🦄

Queen keluar kelas paling akhir usai harus mencatat pelajaran yang terlewat saat ia keruang kepsek, dirinya tadi ditawari untuk ditunggui sahabatnya namun ia langsung menolak karena tidak ingin merepotkan.

Saat keluar kelas,  Queen langsung ditarik oleh seseorang yang tak lain adalah-Sinta kakak kelasnya yang kemarin memarahinya.

Queen ditarik hingga masuk kedalam toilet kemudian didorong kelantai.

"Shh." ringis Queen.

"Pegangin dia!" suruh Sinta pada kedua temannya.

Setelah kedua tangan Queen dipegang
oleh dua temannya Sinta langsung menamparnya dengan keras.

'Plakk'

"Awhh" Queen memegangi pipinya.

"Jadi cewek gausah ganjen" ucap Sinta penuh penekanan mencengkeram seragam Queen.

"Queen..nggak..gitu" ujar Queen terbata-bata sambil menunduk menahan air mata, dia memang cengeng.

"Kemarin dikantin maksud lo apa? mau caper sama Noval hah!" Sinta ganti mencengkeram dagu Queen agar menatap matanya.

"Inget Lo cuma anak beasiswa jangan sok-sokan mau rebut pacar gue atau lo bakal ngalamin pembullyan lebih dari ini." Sinta menatap tajam mata Queen yang berkaca-kaca.

Sinta memberi kode pada kedua temannya untuk membuat Queen menunduk. Sinta mengambil ember yang telah di isi air setelah itu langsung menyiramnya ke kepala Queen, sengaja tidak sampai baju karena tidak ingin ada yang curiga.

'Byurr'

Setelahnya Queen didorong kembali kelantai lalu ditinggalkan sendirian.

Queen meringkuk ketembok, masih memegangi pipinya yang semakin perih karna terkena air.

"Hiks sakit."

Queen mencoba berdiri tangannya berpegangan pada tembok, perlahan-lahan ia keluar dari toilet.

Harapannya ada seseorang yang menolongnya namun nyatanya tidak karena semua orang pasti sudah pulang.

Queen berjalan sambil memegangi pipinya, buru-buru pergi agar sampai dikafe dan bisa mengobati bekas tamparan tadi juga mengeringkan rambutnya yang basah.

🦄🦄🦄

Di vote yuk jangan cuma baca. Oke?

QUEENERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang