🦄 QUEENERA 🦄
Kelas Queen akan mengadakan ulangan harian, murid-murid sudah berkoar kesana-kemari untuk mencari teman contekan saat ulangan nanti.
Kecuali Queen yang duduk dengan tenang hanya memperhatikan teman-temannya yang berlarian, suara berising di kelas ini pasti akan terdengar sampai keluar.
"Woy ada Pak Sugeng." teriak ketua kelas.
Pak Sugeng adalah guru matematika mereka, terkenal galak dan pelit saat memberi nilai pada muridnya.
Salahkah mereka jika tidak akan ada yang akan mendapat nilai 80 untuk pelajaran Pak Sugeng.Para murid langsung kicep, kembali duduk dibangku masing-masing
sambil meramalkan doa agar bisa mendapatkan contekan saat ulangan.Suara langkah kaki membuat jantung mereka dag dig dug mempersiapkan diri Pak Sugeng masuk kelas.
"Anak-anak hari ini kita tidak jadi ulangan karena saya akan membimbing anak yang dispen jadi ulangan di undur minggu depan, sekian dari saya." Pak Sugeng langsung keluar setelah menyelesaikan kalimatnya.
"Alhamdulillah."
"Yuhuu." sorak para murid.
Akhirnya mereka tidak jadi ulangan.
Sebuah keberuntungan karena selama ini Pak Sugeng tidak pernah absen, mereka berterima kasih pada murid yang dispen karena membuat Pak Sugeng tidak jadi memulai ulangan."Queen tahu gak?" Dea berbalik badan saat berbicara karena bangkunya ada didepan Queen.
"Gak tahu."
"Dea lagi suka sama cowok loh."
"Oh ya siapa?"
"Sini Dea bisikin" Queen mendekat ke Dea yang ingin membisikinya.
"Bagus ya cerita gak ke kita-kita juga."
Dea meringis mendapat protesan dari Naya. Ia juga membisikkan pada Naya dan Feli dan lihat respon mereka sangat terkejut.
Dea suka sama--
🦄🦄🦄
"Gara-gara Lo nih kita jadi gak belajar." ujar Kevan mengalahkan Kevin.
"Lo yang ngajakin main PS duluan."
Jawab Kevin acuh.Si kembar ini memang bisa kalem jika bersama teman-temannya namun saat hanya berdua saja mereka akan banyak bicara dan ribut.
"Tapi kenapa lo gak bilang kalau sekarang bakal ada ujian?"
"Gue gak ngecek jadwal."
"Shutt." Queen yang sedang membaca buku sastra merasa terganggu.
"Sorry."
"Materinya apa aja Kev?"
"Gue gak tau."
"Loh gimana sih?"
"Shutt." Queen memberi peringatan lagi melalui suaranya.
"Aduh belajar apaan lagi?" Kevan mengacak rambutnya frustasi.
"Baca yang penting aja." Sahut Kevin tak peduli, ia sedang mencari-cari buku di rak dekatnya.
"Ini." sebuah buku datang di meja mereka.
"Kakak kelas XII kan." Mereka berdua spontan mengangguk.
"Materinya itu yang ini jadi kalian belajar sampai sini." Queen menunjuk halaman-halaman yang memuat materi ujian kelas XII nanti.
"Kok lo bisa tahu?" Kevin ragu.
"Tadi ada guru kalian yang nunjukin ke Queen."
"Queen, itu nama lo?"
"Iya."
"Gue Kevin dan ini Kevan."
"Lo mau ngajarin kita berdua gak?"
"Maksudnya lo tunjuk bab mana aja yang harus kita pelajari dan kasih contoh rumusnya kalau lo tahu sih" lanjut Kevan.
"Oke." Setuju Queen.
Selesai belajar, si kembar dan Queen saat ini sedang berjalan di lorong.
"Sebagai permintaan terima kasih kita, gue beliin lo es krim."
"Eskrim." mata Queen berbinar.
Kevin menyela, "Iya mau gak?"
"Mau banget " ucap Queen semangat.
"Nih" Kevan memberikan es krim Cornetto rasa coklat pada Queen.
"Enak, makasih kak." Queen berbicara sambil memakan es krimnya
"Kok belepotan sih." gerutu Kevin membersihkan sisa coklat di pipi Queen. Bukan Romantis justru mereka cocok menjadi adik-kakak.
Kenyataan rahasia mereka memang ber--
Kringg
"Itu bel masuk."
"Kenapa?"
"Sana kakak-kakak harus masuk nanti ulangan kan"
"Iya."
Queen mengambil 2 pulpen berwarna pink di sakunya yang selalu ia bawa untuk cadangan, lalu memberikan kepada Kevin dan Kevan.
Si kembar mengernyit heran memegang pulpen tersebut.
"ini pulpen ajaib milik Queen yang
Queen kasih ke kalian supaya nanti bisa mengerjakan ulangan dengan benar, Semangat.""Jangan mencontek oke." Sebelum pergi Queen memberikan tanda 👌 pada si kembar.
"Dia lucu." batin Kevin menatap pulpen pemberian Queen.
"Bocahnya gemesin." batin Kevan membayangkan wajah gemas milik Queen.
🦄🦄🦄
Si kembar dengan santai memasuki kelas sambil bersiul dan satu tangannya berada di kantong celana.
"Woy udah belajar lo." Teriak Arcan dari bangkunya.
Guru mereka masuk dan mulai membagikan soal.
Kevan dan Kevin tersenyum dalam hati mereka tidak perlu repot berpikir keras karena soal ini sudah di pelajari semua di perpus tadi bersama Queen.
Vano yang duduk di sebelah bangkunya sedikit terkejut melihat pulpen si kembar berwarna pink.
"Kev." bisik Vano. Hanya Kevan yang menoleh.
"Tumben pulpen Lo warna pink?" tanya Vano dengan pelan agar tidak ketahuan guru.
"Emang kenapa?" Tanya balik Kevan.
"Ga papa sih" Vano menyerah bertanya, lebih baik ia mengerjakan soal di depannya yang belum terisi apapun masih kosong seperti awalnya.
🦄🦄🦄
"Kita ke sekolah kalian besok." Lestari memberitahu.
"Mau ngapain bun?" Kevan dan Kevin yang datang mengernyit heran kenapa bunda dan mommy nya ingin ke sekolahnya.
"Mommy ngerasa Queen itu ada di dekat kita." Fera berbalik menghadap si kembar.
"Terus ngapain harus ke sekolah Kevin?"
"Gak ada salahnya kalau kita mau liat kelakuan kalian disana."
"Kita gak berbuat apa-apa." Ucap Kevan bingung.
"Kita cuma mau liat sekolah kamu, apa masalahnya?"
"Terserah bunda sama mommy" Si kembar jengkel, lebih memilih masuk ke kamar mereka yang terpisah.
"Yakin kita akan kesana?" Tanya Lestara pasalnya Fera yang mengusulkan ke sekolah Kevan dan Kevin.
"Agak ragu, tapi apa yang ada di mimpiku bisa jadi kenyataan bukan, jika Queen kita ada di sekolah si kembar."
Lestari menyentuh pundak Fani untuk menenangkannya.
🦄🦄🦄
Vote dan komen.
Follow juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEENERA
Short StoryQueenera, seorang gadis yang sejak kecil terpisah dari keluarganya dan dibesarkan di panti asuhan. Dia berhasil mendapatkan beasiswa sekolah di Jakarta. Di kota itu Queen berharap bisa bertemu dengan keluarga kandungnya. Novaleo, seorang laki-laki...