Kediaman Wiranata
"Selamat datang Queen" sambut para pelayan di mansion Wiranata.
Fera merangkul Queen memasuki mansion lalu mengenalkannya pada para pelayan.
"Kamu senang?" Tanya Kenan mengusap lembut rambut Queen.
"Senang banget, akhirnya aku bisa ketemu dengan keluarga kandung aku" ucap Queen dengan sedikit mata yang berair.
"Ayo sayang, kita lihat kamar kamu dulu" ajak Fera.
"Ayo!" dengan semangat Queen menarik tangan Fera dan Lestari.
"Astaga kamu terlalu semangat" ujar Lestari saat berjalan di tangga.
"Hehe" Queen hanya menyengir.
Semua anggota keluarga Wiranata berbahagia, hanya Fari yang masih ragu dengan Queen.
🦄🦄🦄
Hari ini Queen memutuskan bolos kerja, dia belum beranjak dari taman setelah pergi sambil menangis dari sekolah tadi.
Queen duduk di rumputan, menekuk kakinya dan menelusupkan wajahnya di tumpukan kaki menghadap kanan.
Dia memandang danau yang ada di depan matanya, air danau itu tenang tidak seperti ombak di pantai yang berisik.
Samar-samar ia mendengar percakapan antara ibu dengan seorang anak.
"Mama kemarin kata bu guru aku dapat nilai 100"
"Wah kakak pintar, kalau adek dapat nilai berapa?"
"50 mah" cicit anak itu pelan.
"Adek harus lebih giat belajar lagi ya biar bisa dapat nilai lebih tinggi"
"Iya dek, biar nanti kakak ajarin kamu ya"
"Sayang kakak"
Queen meneteskan air mata dulu saat ia mendapatkan nilai 100 di bangku sekolah bunda di panti akan membelikan ia eskrim sebagai hadiahnya.
Tapi dalam hati, ia selalu berharap kalau suatu saat nanti ia bisa berinteraksi seperti anak tadi kepada orangtuanya.
Kapan tuhan akan mempertemukan Queen dengan keluarganya?
Apakah Queen tidak pantas untuk kembali pada keluarganya?
Harus berapa lama lagi Queen menunggu? Saat semua orang sudah bisa membahagiakan orangtuanya masing-masing. Haruskah ia menyerah untuk tidak berharap bahwa keluarganya akan menjemput dirinya suatu saat?
"Percayalah bahwa keluarga adalah tempat terbaik untuk berbagi"
"Kak kenapa nangis?"
Queeb langsung menengok, ternyata ada anak kecil laki-laki yang menghampirinya dengan membawa sebuah eskrim.
"Kakak lagi sedih, ya? tanya anak laki-laki itu.
"Iya, kakak lagi sedih?" Jawab Queen jujur. Ia tidak bisa berbohong kepada anak kecil.
"Kata mama kalau udah besar masih nangis itu namanya cengeng, kakak udah besar tapi masih aja nangis berarti kakak cengeng"
Queen yang dibilang begitu mengubah posisi duduknya menjadi bersila. mencolek sedikit eskrim anak kecil itu lalu memakannya.
"Em, enak" kata Queen.
"Kakak itu eskrim aku hiks hiks eskrim hiks aku kok hiks di makan"
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEENERA
Short StoryQueenera, seorang gadis yang sejak kecil terpisah dari keluarganya dan dibesarkan di panti asuhan. Dia berhasil mendapatkan beasiswa sekolah di Jakarta. Di kota itu Queen berharap bisa bertemu dengan keluarga kandungnya. Novaleo, seorang laki-laki...