Chapter 18

44.6K 3.1K 191
                                    

🦄 QUEENERA 🦄

Hari ini jam olahraga dikelas Queen usai pelajaran bahasa Indonesia

"Queen Ayo!"ajak Naya.

"Bentar Queen nyalin dulu"

"Kami duluan ya?" ucap Feli
Queen mengagguk tanpa melihat.

Selesai mencatat, Queen pergi ke toilet untuk berganti baju.

Di koridor Queen berpapasan dengan Noval yang berjalan terburu-buru masih menggendong tas.

"Mau kemana?" Noval berhenti didepan Queen.

"Toilet" jawab Queen pelan.

"Ha-" baru Noval bersuara, ia berhenti karna mendengar suara dibelakang tubuhnya.

"Noval karena amu terlambat sekarang berdiri di lapangan sampai istirahat." suara BK.

"Gue mau ngomong sama lo."

"Apa?"

"Gak jadi" Noval berfikir mungkin kapan-kapan saja mengajak Queen berbicara.

"Noval kamu tidak mendengar?" BK kembali menegurnya.

"Hm."

Noval berjalan menuju Lapangan sedangkan Queen lanjut berjalan ke toilet.

"Kebiasaan anak itu." gumam BK melihat Noval sama sekali tak meliriknya.

🦄🦄🦄

Disinilah Noval berada, di bawah tiang bendera yang panasnya membuat tubuh berkeringat.

Berkali-kali ia mengusap keringatnya, ingin melepaskan seragam namun tidak mau tubuhnya menjadi perhatian semua orang.

Noval memilih menunggu hingga bel berbunyi. Ramai suara membuat  Noval menoleh.

"Ayo Queen masukan bolanya."

"Aaah gagal."

"Gapapa Queen nanti coba lagi."

Dua sudut bibirnya terangkat, Noval tersenyum kecil melihat Queen.
Noval melangkah menghampiri Queen setelah memastikan tidak ada guru disana.

Noval mengambil bola ditangan Queen lalu memasukkan bola itu ke ring.

"Hooo. "sorak para murid yang melihat hal itu.

"Queen lo disuruh kesana." Kata Naya disebelahnya.

"Kenapa?" tanya Queen didepan Noval.

"Gue ajarin main basket."

"Em." tangan Queen ditarik Noval menuju arah ring basket.

"Gini caranya." Noval mulai memperagakan cara mendribble bola dan memasukkannya ke ring.

"Oh kayak gini" Queen mencoba mendribble bola basket namun terus gagal.

Noval menghela nafas, menghampiri Queen memegang tangannya lalu melakukan dribble bersama.

"Lo lempar bolanya terus masukin ke ring." perintah Noval, Queen mengangguk mengerti.

Saat Queen mau melompat, Noval langsung menggendong Queen agar bisa memasukkan bola dan ya bola itu berhasil masuk.

"Acieee" sorak para murid.

"Kak Noval soswit banget"

"Uwu"

Noval salah tingkah sendiri, ia langsung pergi dari lapangan. Meninggalkan Queen yang masih terkejut akan tindakan Noval.

"Yey Queen udah bisa masukin bola basketnya." Dea memeluk Queen saat disampingnya.

"Dea Queen mau tanya?" tanya Queen menatap Dea serius.

"Kenapa jantung Queen berdetak kencang banget kalau dekat kak Noval?"

"Serius Lo gak tau" Dea tak percaya dengan perkataan Queen.

"Enggak, atau jangan-jangan Queen kena penyakit jantung ya?" Tebak gadis itu khawatir.

"Huaa Queen gak mau sakit." teriak Queen histeris tanpa menunggu jawaban Dea.

"Astaga Queen." kaget Feli.

"Nanti anterin Queen ke rumah sakit ya?"

"Terserah Queen" Feli, Naya, dan Dea melangkah pergi meninggalkan Queen.

"Loh kok pergi?"

🦄🦄🦄

"Dihukum Val?"

"Hm "

"Gue liat lo ngajarin orang main basket?"

"Tumben baik."

"Noval mah baik tapi jarang nunjukin lah lo nolongin orang biar diliat orang minta imbalan lagi, pamrih!" ejek Kevin.

"Wow." Arcan terkagum-kagum pada Kevin yang mengucapkan kalimat sebanyak itu.

"Tutup mulut Lo." Raka membekap mulut Arcan dengan tangannya.

"Hmm-- tangan Lo bau apaan sih"

"Hehe lupa gue belum cuci tangan abis makan terasi."

"Huee jorok banget."

"Gue curiga Lo sama dia ada apa-apa."
Selidik kevan.

"Ngaku Lo Val" desak Raka.

"Gak ada hubungan." jawaban singkat Noval membuat temannya menghela nafas, sulit sekali membuat Noval jujur pada mereka.

"Tapi Lo suka kan, jujur aja sama kita nanti gue bantuin lo nembak tu demes" ujar Arcan

"Apaan tuh demes?" sela Vano.

"Adek gemes, gitu aja gak tau."

"Yee biarin."

"Ngomong-ngomong katanya nih tempat angker." Vano membuat topik baru.

"Kata siapa" ucap Kevan.

"Tadi gue dengar cewek kelas kita pada gibahin tempat ini."

"Kita sering kesini gak kenapa-kenapa tuh."

"Kejadiannya sih tahun lalu, ada yang dibunuh di sini, tepatnya pas kita lagi kemah."

"Udah jangan dilanjutkan, gue jadi merinding nih." Raka menyentuh lehernya seperti ada sesuatu.

"Gak percaya gue sama hantu." Vano berbicara sambil mengupas kuaci.

"Songong Lo, gue pergi dulu."
Kevan pergi di ikuti yang lain kecuali Vano.

"Kok tempatnya jadi seram gini."

Vano membersikan sampah kuaci yang ia makan lalu buru-buru pergi dari sana mengejar teman-temannya yang berada didepan.

Kediaman Wiranata

"Anak-anak belum pulang?" tanya Fari duduk disofa keluarga.

"Mereka bertiga tidak pulang, kalau si kembar menginap di rumah Noval." jawab lestari.

"Mansion ini terasa sepi" ujar Bagas.

"Kalau saja keluarga ini lengkap pasti tidak akan sepi seperti ini." Ungkap Fari.

"Sampai kapan kita harus bersabar?"
Tanya Fera.

"Bersabar tidak ada batasnya, kita hanya perlu menunggu waktu yang akan mempertemukan kita dengannya."

Semuanya termenung dengan pikiran masing-masing.

🦄🦄🦄

Jangan sidders!

Udah vote dan komen?

Follow juga.

Sekian, terima kasih.

QUEENERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang