17. Apologize || 사과하다

1.4K 204 141
                                    

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

JOON JAE baru saja membuka matanya. Meski sedang banyak pikiran, syukurlah ia bisa tidur lumayan nyenyak semalam. Menuruni ranjang, Joon Jae membuka pintu kamar. Berniat membuat secangkir kopi panas untuk dirinya sendiri.

Dengan langkah gontai, lelaki bersurai hitam itu membuka pintu. Namun di detik berikutnya, mata sayunya mendadak melebar saat menangkap sosok Su Jin yang tengah bersandar pada ujung dinding. Perempuan bertubuh kecil itu tertidur di sana, dengan kantung mata yang memerah dan bengkak.

Apa ia tidur disini semalaman?

Joon Jae berjongkok, menyamakan tubuhnya dengan Su Jin. Tangan kanannya bergerak untuk meraih lengan Su Jin.

Oh, Astaga! Panas sekali!

Panik, Joon Jae beralih meraba kening Su Jin yang nyatanya memang di atas suhu normal, Su Jin terserang demam.

Ah! Kali ini Joon Jae salah lagi. Niatnya untuk menghindari Su Jin lagi-lagi membuat perempuan itu sakit. Siapa yang tahu jika wanita itu menungguinya semalaman suntuk?

"Sunn-ie? Sunn-ie? Kau baik-baik saja?" Joon Jae mengguncang pelan tubuh Su Jin untuk membuatnya tersadar.

"Nghh ...." lengguhan samar terdengar bersamaan dengan membukanya manik Su Jin.

"Gwaenchana?" tanya Joon Jae cemas. Rasa khawatirnya semakin menjadi saat menemukan mata Su Jin sembab dengan bibir yang pucat pasi.

Sesaat setelah mengumpulkan sisa tenaganya, Su Jin terduduk tegak, disambut rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya. Membuatnya sedikit mengaduh kesakitan.

"Aaah ... Ne, na gwaenchana," bohong Su Jin, mencoba untuk tetap tersenyum agar tak membuat Joon Jae tak terlalu khawatir.

Ah—Senyuman itu. Senyuman yang tengah menyembunyikan rasa sakit yang Su Jin alami. Senyuman palsu yang terlahir karena Joon Jae. Demi Tuhan, hati Joon Jae tergores melihat Su Jin seperti ini.

"Ayo biar kuantar ke kamarmu," ajak Joon Jae, ia berbalik dan menunduk. Bermaksud untuk menggendong istrinya.

Su Jin yang merasa lemah hanya bisa menurut. Memasrahkan tubuhnya pada punggung kekar itu.

Tubuh Su Jin benar-benar ringan, hingga tak membuat Joon Jae keberatan. Ia jadi berpikir, apakah Su Jin memang memiliki porsi makan yang sedikit atau terlalu banyak pikiran sehingga sering melewatkan jam makan?

Ah—Apapun itu, yang jelas tak bisa membuat Joon Jae berhenti merasa bersalah. Ia terhitung jarang sekali meperhatikan atau sekadar bertanya bagaimana keadaan Su Jin.

Menidurkannya di ranjang, Joon Jae mengambil ponselnya untuk menghubungi dokter kepercayaannya, Dr. Lee.

"Halo? Bisa bicara dengan dokter Lee?"

So I Married a Rude ActorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang