• • •
"Sudah selesai." Seorang perawat baru saja berujar setelah mengobati luka Su Jin. "Silahkan." Setelah itu Su Jin dipersilahkan untuk menemui dokter di tempat yang telah disediakan.
Su Jin beranjak dari bangsal, kemudian duduk di kursi untuk berkonsultasi dengan dokter.
"Tidak ada luka yang serius 'kan, Euisanim?" tanya Su Jin dengan raut heran, dokter sampai harus memanggilnya, ia harap tak terjadi sesuatu yang fatal.
"Tidak. Lukamu ringan, tak ada hal yang perlu dikhawatirkan."
"Lantas apa yang ingin Dokter bicarakan?"
"Kami sudah memeriksamu secara keseluruhan, semuanya normal. Hanya saja ..." Dokter perempuan itu menjeda kalimatnya dengan mimik serius membuat Su Jin panik.
"Hanya saja, kami menemukan makhluk lain dalam perutmu. Selamat ya, kau sedang hamil," ungkap sang Dokter sumringah, ikut antusias menyampaikan kabar gembira pada calon ibu itu.
"Be-benarkah?" Antara perasaan haru dan tak menyangka, Su Jin tertegun dalam posisinya. Ini sangat tiba-tiba.
"Tentu saja. Sudah satu bulan."
Su Jin mengembangkan senyum lebarnya, perasaan takjub terasa begitu nyata hingga membuat satu butiran hangat lolos dari pelupuknya. Ia sangat bersyukur karena Tuhan mengizinkannya untuk menjadi wanita yang seutuhnya dengan anugerah berupa buah hati yang kini menetap dalam rahimnya.
"Kau juga perlu jaga kesehatan ya ... Makan makanan berprotein dan berserat, jaga pola tidur, dan minum yang cukup," saran Dokter.
"Aku mengerti ..."
"Jangan lupa beri tahu suamimu. Kau sudah menikah, kan?"
Su Jin diam sejenak. Suami. Itu artinya Joon Jae. Ayah dari makhluk kecil dalam tubuhnya. Joon Jae selalu menginginkan ini, Su Jin ingat, betapa bersikerasnya Joon Jae mendambakan seorang anak. Kini harapan itu telah terwujud. Namun, di sisi lain, Su Jin merasa bingung. Ia tidak tahu bagaimana harus menyampaikan kabar di tengah situasi kacau seperti ini.
"Nona?" Sang Dokter menegur, membuyarkan lamunan Su Jin.
"Ah, iya," balasnya, seraya tersenyum kikuk.
• • •
Setelah perbincangannya dengan dokter tadi, Su Jin keluar dari dalam ruangan dengan bimbang. Ia menyandarkan kepalanya pada dinding koridor rumah sakit, menghembuskan napasnya dalam-dalam. Kemudian, maniknya tergerak untuk menatap perutnya yang terbalut pakaian lusuh, sisa dari kejadian semalam. Mengusapnya pelan seraya membatin 'Terima kasih sudah hadir dalam hidupku ....'
Kehadirannya bukanlah sesuatu yang memberatkan bagi Su Jin. Justru dengan itu, ia memiliki kekuatan dan alasan untuk terus hidup dengan lebih baik lagi. Mulai sekarang, dia akan memprioritaskan kebahagiaan dirinya sendiri, juga anaknya di masa depan. Baik itu dengan atau tanpa Joon Jae.
KAMU SEDANG MEMBACA
So I Married a Rude Actor
Romantik[COMPLETED] Karena satu alasan, Joon Jae yang merupakan aktor terkenal seantero negeri, menikahi seorang gadis biasa, Su Jin secara diam-diam. Pernikahan palsu yang tidak pernah diharapkan keduanya. Jadilah saksi kisah mereka di sini. ___________...