22. At Midnight || 한밤중에

1.5K 192 160
                                    

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

SU JIN tak tahu kekacauan apalagi yang terjadi saat ini. Ia memilih pasrah mengikuti arus takdir yang entah akan membawanya kemana. Semuanya membingungkan. Masalah datang silih berganti semenjak ia menikah dengan Joon Jae.

Seperti saat ini, saat di mana ia melihat Joon Jae terbaring lemah di atas bangkar rumah sakit dengan lilitan perban di lengan kirinya. Untungnya, Dokter sudah menjelaskan bahwa kondisi Joon Jae bak-baik saja dan hanya mengalami luka ringan dan memar di beberapa bagian tubuhnya.

"Astaga, putraku ...." Ji Hye menghampiri Joon Jae yang masih berbaring dengan histeris. Disusul Su Jin yang kemudian berdiri di sampingnya.

"Sudahlah, Bu. Semuanya akan baik-baik saja." Su Jin berusaha menenangkan. "Ibu istirahatlah, biar aku yang temani Joon Jae."

Ji Hye memandang menantunya dengan putus asa. Ibu mana yang tidak sedih saat melihat anak semata wayangnya terluka.

"Tolong jaga Joon Jae, Sunn-ie ... Kalau ada waktu, aku akan mengunjungi kalian lain waktu. Jika Joon Jae sadar, tolong segera hubungi aku."

"Aku mengerti, Bu."

Ji Hye pergi dari sana dengan perasaan sedikit lega karena nyatanya luka Joon Jae tak terlalu serius.

Sementara Ji Hye berlalu, datanglah Manajer Oh dengan raut lelahnya. Ia kemudian terduduk di sofa, menarik napas dalam-dalam, ia baru saja mengurusi para wartawan dan penggemar yang ingin mengetahui kabar terbaru mengenai artisnya.

"Apa melelahkan? Semua baik-baik saja?"

Manajer Oh mengangguk menanggapi pertanyaan Su Jin. "Aku sudah mengklarifikasi semuanya. Pada wartawan, pada penggemar, pada pihak kepolisian, dan pada orang-orang di agensi. Kau jangan khawatir. Jika Joon Jae sadar, kita bisa langsung membawanya pulang."

"Bagaimana ini bisa terjadi?"

"Joon Jae kurang konsentrasi saat berkendara."

Su Jin mengangguk paham. Ia tak tahu harus bagaimana, apa ia harus sedih? Ah—lagi pula, air matanya sudah mengering karena terlalu bosan menangis.

"S-sunn-ie ...." Samar-samar, Joon Jae membuka matanya, menyebutkan nama sang istri dengan pelan.

"Kau sudah bangun??" Manajer Oh bangkit dengan antusias, menghampiri bangsal itu.

Su Jin hanya bungkam. Tak berniat untuk menyambut kesadaran suaminya, luka terlalu menaikkan egonya.

Joon Jae memandangi Su Jin lekat. Ada sorot penyesalan yang menguar dari maniknya yang berkaca-kaca. Selalu membenci dirinya yang berulang kali menyakiti Su Jin.

"Maaf." Akhirnya hanya satu kata itu yang mampu Joon Jae ucapkan dengan sisa tenaga yang ada.

Su Jin hanya menghela napas panjang. Masih sulit baginya untuk menerima maaf dari orang-orang yang telah mengkhianatinya.

So I Married a Rude ActorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang