• • •
UPACARA pemakaman diiringi oleh gemuruh hujan. Langit kelabu seakan turut menangis, berduka bersama sanak saudara yang ditinggalkan.
Seorang pastor terus melafalkan doa di barisan terdepan, menghadap nisan yang kini hanya tinggal terukir sebuah nama saja.
Sang suami tak dapat menyembunyikan kesedihannya, di bawah naungan payung hitam yang disanggah sang putra, Joon Sik meraung pilu, meratapi nisan itu sambil menyebut nama sang istri berulang kali, berharap dengan begitu dia akan kembali.
Tapi itu mustahil. Istri yang telah mendampinginya selama puluhan tahun itu harus berpulang karena kanker darah yang selama ini menggerogoti tubuhnya.
Joon Jae tak berbeda jauh dengan sang ayah. Ia juga menangis, apalagi menyaksikan ayahnya yang terlihat begitu terpukul. Ia berusaha menenangkan, tapi ia pun sama hancurnya. Membayangkan jalan hidupnya tanpa seorang ibu adalah mimpi buruk.
Su Jin, menantu yang diperlakukan bagai putrinya sendiri bahkan turut terisak. Masih membekas dalam benaknya bagaimana Ji Hye, sang mertua memeluknya dengan hangat nan menenangkan, membuat perasaannya yang membuncah menjadi sejuk. Wanita yang kata-katanya bijaksana dan lemah lembut. Sosok ibu yang kelewat baiknya.
Beberapa rekan aktor, Kerabat, serta sahabat yang mengenal baik sosok Ji Hye juga turut menghadiri prosesi pemakaman. Setelah acara berakhir, mereka meninggalkan nisan dengan langkah yang berat.
Joon Sik mengusap sekilas nisan sang istri, beranjak dengan kaki yang melemas, asisten pribadinya segera mendekat, membantu sang Tuan untuk berjalan. Pulang ke rumah yang kini hanya menyisakannya seorang diri.
"Ayo ...." Su Jin menggenggam telapak tangan sang suami, mengusap pelan punggung berbalut jas hitam itu. "Ibu sudah tidak sakit lagi. Dia bahagia bersama Tuhan."
Joon Jae menatap peristirahatan terakhir ibunya lamat-lamat, memberi sorot sedih namun lega, meyakinkan sang ibu bahwa dirinya akan hidup lebih baik lagi. "Tuhan akan menjagamu, Bu ...."
• • •
Joon Jae dan Su Jin tidak langsung pulang. Mereka masih di pemakaman, hanya saja mereka mengambil tempat duduk di bawah pohon rindang yang berada di tengah pemakaman elite tersebut. Joon Jae masih tak ingin kembali. Katanya masih belum bisa meninggalkan sang ibu sendirian di tengah hujan.
Sejak tiga puluh menit, keduanya hanyut dalam keheningan, hanya suara rintik hujan yang beradu dengan hamparan tanah yang ditumbuhi rerumputan dan beberapa ilalang. Hanya alam yang berani bersuara.
Beruntung, media tak mengetahui kabar ini. Pihak keluarga sengaja melakukannya agar upacara pemakaman berjalan hikmat tanpa jepretan kamera. Itu sebabnya, Su Jin merasa lebih aman walau berduaan dengan Joon Jae seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
So I Married a Rude Actor
Romance[COMPLETED] Karena satu alasan, Joon Jae yang merupakan aktor terkenal seantero negeri, menikahi seorang gadis biasa, Su Jin secara diam-diam. Pernikahan palsu yang tidak pernah diharapkan keduanya. Jadilah saksi kisah mereka di sini. ___________...