37. Illusion || 환각

1.4K 190 110
                                    

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

“APA-apaan ini?!”

Direktur Ahn. Pemilik agensi MYN yang telah menaungi Joon Jae kurang lebih 6 tahun itu memekik. Melempar puluhan majalah dan surat kabar yang dihiasi nama Joon Jae di sampul utamanya. Siapa sangka, tindakan Joon Jae kemarin siang mengundang perhatian besar dari masyarakat luas. Ratusan artikel ditulis, baik itu di media online ataupun cetak. Jangan lupa juga bagaimana nama Joon Jae menjadi nomor satu di kolom pencarian real-time.

Semua penggemar dan media bertanya-tanya, mengapa Joon Jae tiba-tiba menangis di Bandara seraya memanggil nama seorang wanita?

Sementara agensi perlu mengambil tindakkan cepat supaya rumor tak menyebar luas sehingga memengaruhi karir artis mereka. Mereka juga harus segera memberi klarifikasi supaya tak mengundang prasangka negatif dari para penggemar.

Dan di sinilah Joon Jae sekarang. Di ruangan direktur dengan wajah dinginnya, seakan terlalu malas menanggapi berita-berita itu. Bukannya ia tak peduli pada penggemar yang tengah menanti kepastian darinya, tapi Joon Jae merasa terlalu kacau sehingga tidak tahu lagi bagaimana harus berekspresi.

CEO Ahn Seok Hwi marah besar. Ia menyayangkan aksi Joon Jae yang bisa seceroboh itu. “Kau tidak tahu betapa kacaunya agensi saat ini?! Kami terus ditelepon dan dikirimi email oleh penggemar! Para investor juga mulai meragukan kita, Jae!”

“Apa kau akan diam saja saat seseorang yang kau cintai pergi meninggalkanmu?!” Joon Jae balik bertanya, dengan sorot frustrasi tapi juga berapi-api.

“Aku tahu kau sedang bersedih. Tapi cobalah berpikiran dewasa, pikirkan bagaimana penggemarmu dan karirmu sebagai aktor ke depannya.”

“Ini sudah terjadi, dan aku tidak tahu harus bagaimana.”

“Kita punya solusi. Kita akan adakan pers, dan mengklarifikasi jika Nona Su Jin adalah saudaramu, atau sahabat lama yang pergi tanpa pamit, sehingga kau menangisi kepergianya. Atau kau punya ide lain?”

“Kita akan berbohong?”

“Tentu saja, mau bagaimana lagi. Haruskah kita katakan kalau kau sudah menikah diam-diam? Tentu saja tidak!”

“Aku akan mengatakan yang sebenarnya!”

“Apa?!”

“Aku tidak ingin menutupi kebohongan dengan kebohongan lainnya. Sudah cukup bagiku hidup di atas kepalsuan.”

“Apa kau sudah gila?! Kau sedang berada di puncak popularitas dan kau akan menghancurkannya karena masalah ini?”

“Berbohong akan membuat semuanya semakin parah. Jika mungkin penggemar akan membenci dan tak menginginkanku lagi maka aku bisa berhenti.”

“Tidak bisa, Jae! Kita justru harus cari cara untuk menepis kabar ini! Lagi pula, kau sudah ajukan surat cerai, kan?! Jadi semua akan baik-baik saja dan---“

So I Married a Rude ActorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang