• • •
SUHU di kota New York semakin dingin tiap harinya, mungkin karena sudah masuk awal musim gugur. Su Jin sendiri harus menggunakan mantel tebal walau tinggal di dalam rumah. meski begitu, ia tetap menjalankan rutinitas seperti biasa. Seperti membuatkan sarapan untuk kedua anaknya dan membersihkan rumah. Wanita itu baru saja selesai menata makanan yang telah dibuatnya di atas meja makan, ia hanya tinggal menunggu si kembar bangun saja.
“Mommy!” Suara gadis kecil yang terasa tak asing itu terdengar bersemangat, derap langkah kecilnya menghampiri Su Jin dengan tergesa. “Mommy tahu tidak? Rein tidak ngompol di kasur lagi!” lapornya diiringi dengan kekehan kecil.
Tangan Su Jin tergerak untuk mengelus pucuk kepala sang putri. “Wahh bagus sekali, sayang! Kalau begitu Mommy siapkan Pancake Vanilla panda sebagai hadiah!”
Mata bundar Rein berbinar tatkala melihat lapisan Pancake bergambar panda buatan sang ibu di atas piring, wangi Vanilla kesukaannya menguar memenuhi rongga hidung, tak sabar melahap habis Pancake itu ke dalam perut kecilnya. “Woahh, Yummy!” Dua buah bulan sabit terbentuk lucu dari kelopak matanya.
Su Jin yang menyaksikan itu tak mampu membendung senyumannya. “Di mana Ryu?”
“Owh, Rywu owppwa twerlwihwat mwurwung, dwiwa hwanywa dwiwam dwi kwamwar swetewah bwangwun,” jawab Rein dengan mulut yang masih dipenuhi makanan.
(Trans: Oh, Ryu Oppa terlihat murung, dia hanya diam di kamar setelah bangun)
Su Jin geleng kepala menyaksikan tingkah polos sang putri. “Kalau mau bicara telan dulu makanannya, Sayang."
Rein menyeringai, “Hehe, mwawaf, mwom.” Gadis kecil itu menepuk jidatnya, lagi-lagi dia lupa menelan makanannya. Segera Rein menelan sisa makanan dalam mulutnya dan mengulangi kalimatnya, “Maaf, Mom.”
Ah, benar-benar menggemaskan. Su Jin mencubit pipi chubby sang putri gemas. “Habiskan makanannya ya ... Mommy akan menyusul kakakmu.”
Rein mengangguk antusias. “Siap, Kapten!” ujarnya, seraya menaruh telapak tangan di ujung kening sebagai tanda hormat.
Setelah tertawa kecil, Su Jin kemudian melangkah menuju kamar. Ia dapat melihat sang putra tengah duduk termangu di tepi ranjang. Dengan langkah pelan, Su Jin menghampiri Ryu. “Ryu masih marah?”
“Hmm,” jawab Ryu, enggan menatap sang ibu.
“Mommy minta maaf ya ....”
“Hmm.”
Su Jin membuang napasnya perlahan. Menghadapi kemarahan Ryu cukup sulit, putra kecilnya itu tak cukup untuk dibujuk kecuali keinginannya benar-benar diwujudkan. “Ryu ingin apa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
So I Married a Rude Actor
Romance[COMPLETED] Karena satu alasan, Joon Jae yang merupakan aktor terkenal seantero negeri, menikahi seorang gadis biasa, Su Jin secara diam-diam. Pernikahan palsu yang tidak pernah diharapkan keduanya. Jadilah saksi kisah mereka di sini. ___________...