Kairav - Afnan Story's.
.
.
.
💚"Assalamualaikum, bunda." tubuhnya berjongkok, mengusap lembut nisan dengan tulisan indah nama sang bunda. Anindira Maheswari.
"Afnan datang, lama banget yah bun." lirihnya, menatap sendu tulisan indah di depannya "Afnan kangen banget sama bunda. Bunda udah bahagia, kan?"
"...Afnan harap bunda beneran bahagia. Kalau ngga ayah sama kak arka bener-bener ga akan pernah maafin Afnan sampai kapanpun." kekehnya, ia mendudukan dirinya di pinggiran makam seraya mencabuti pelan rumput liar disisi makam.
"Ini makam keluarga, ya bun?" tatapannya mengedar ke sekeliling, hanya ada beberapa makam saja disana dan salah satunya makam sang bunda.
"Afnan harap, Afnan juga bisa di makamin disini nanti. Di samping bunda," lama ia diam, raut wajahnya berubah semakin murung "tapi ... mungkin ga bisa juga, bun. Ayah sama kak arka pasti ga bakal ngijinin. Eh, semuanya deh. Semuanya ga akan pernah ngijinin. Apalagi ini Afnan." kekehan lirih itu terdengar sumbang.
"...Afnan yang cuman punya bunda doang. Hehe." lama ia diam, huzlenya menatap sendu tulisan indah di depannya.
"Afnan mau di peluk bunda."
"...Afnan sendirian, bun. Afnan pengen di peluk bunda, Afnan butuh bunda. Afnan lagi ga baik-baik aja sekarang." suaranya bergetar dan air matanya tumpah begitu saja.
"Afnan beneran sendiri, bunda." Hening cukup lama, anak itu terus menunduk dengan tangisan yang semakin sumbang. Tangannya tak diam, terus mencabuti rumput liar di sekitarnya.
"...bunda tau'kan ayah kemaren tiba-tiba baik ke Afnan?" suaranya kembali terdengar, huzlenya basah menatap sendu tulisan nama sang bunda.
"Bener bunda, ayah cuman pura-pura. Hehe." kekeh sumbangnya terdengar menyayat, tangannya bergerak menghapus kasar air matanya.
"...tapi Afnan kemaren kan bilang, kalau Afnan bakal siap nerima konsekuensinya kalau suatu hari sikap ayah balik lagi ke sikap ayah yang dulu,"
"Afnan bilang gitu karena Afnan fikir Afnan bakal dengan gampangnya nerima itu, tapi nyatanya? Hati Afnan beneran sakit, bun. luar biasa sakit," kekehnya sumbang.
"...tapi Afnan bahagia walau sebentar." senyumnya merekah samar.
"Allah masih baik banget sama Afnan, ngasih bahagia walau sebentar." tatapannya menyendu "...Afnan jadi tau gimana enaknya masakan ayah, kemaren ayah baru aja masak banyak. Katanya buat Afnan, hehe. baik ya ayah, bun?"
"...oh! Ayah juga ngeluarin banyak uang karena Afnan akhir-akhir ini bun. Afnan ngerepotin ayah banget kayanya." wajahnya kembali murung "...makin benci aja ayah sama Afnan." lirihan itu terdengar sampai pada sosok yang bersembunyi tak jauh dari nya. Tubuhnya menyandar dengan sebelah tangan meremas kuat dadanya yang menyesak.
"...kadang Afnan suka iri sama kak arka."
'Degh!'
Dadanya lagi-lagi menyesak.
Arka menangis dalam diam, mendengar setiap celotehnya dari awal. Mengadukan segala sakitnya pada sang bunda.
Jadi, sesakit itu Afnan?
Bagaimana bisa ia begitu jahatnya pada sosok rapuh itu?
Afnan sendiri, benar-benar sendiri.
"...kak arka bisa dapet peluknya ayah dengan gampangnya. Dapet kasih sayang ayah tanpa di minta. Sedangkan Afnan, ngemis sayangnya ayah aja belum tentu ayah kasih. Hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]KAIRAV [Jaemin Ver.]
Hayran KurguYang ia tau, impian itu adalah mimpi yang tak pernah tertidur. "Afnan yang dari awal emang salah udah lahir. Harusnya Afnan ga lahir, kan yah? Harusnya waktu itu bunda gugurin Afnan, bukan malah mertahanin Afnan dan ngorbanin nyawa bunda buat anak...