15

5.5K 601 71
                                        

Jangan lupa tinggalkan jejak :)

Happy reading 💗

-

Sudah genap satu Minggu Mew dan Gulf tidak saling bertemu apalagi menelpon, Mew merasa keputusan nya sudah final dia benar-benar ingin memberi Gulf pelajaran. Yah walaupun Mew juga sangat-sangat merindukan Gulf, yah apa boleh buat Mew hanya ingin memberi Gulf pengertian bahwa Mew adalah tipikal orang yang tidak suka dibohongi apalagi yang membohongi itu kekasih nya sendiri.

Malam ini hujan sangat lebat dan disertai dengan suara petir dan kilatan yang sangat membuat suasana benar-benar mencekam. Mew jadi teringat kepada Gulf yang sangat takut sekali dengan suara petir, Mew jadi kepikiran apakah Gulf dirumah nya  sedang  ketakutan atau sedang  rewel lalu menangis meminta  Mae atau Prim menemaninya, karena waktu itu pernah Gulf menginap di apartemen Mew disaat sedang hujan dan dibarengi petir lalu Gulf menangis ketakutan, disaat itu juga Mew tau kalau Gulf takut dengan petir. Sekarang mew sedang diapartemen nya ia pulang ke apartemen nya dua hari yang lalu ia memilih pulang ke apartemen karena peralatan mandi dan segala macam di kantor nya sangat kurang makannya Mew memilih untuk pulang ke apartemen nya. Mew sedang duduk diruang tamu, tidak bisa ia pungkiri dirinya juga amat sangat merindukan Gulf, sesungguhnya ia setiap hari pun merindukan Gulf tapi Mew hanya bisa menahan dan sejauh ini Mew bisa menahan itu apalagi setiap hari Gulf selalu menelponi nya tapi dengan sekuat tenaga Mew menahannya.

"Gulf maapkan phi, sebenernya phi juga merindukan mu tapi phi lebih memilih untuk memberimu waktu untuk mengerti agar kau lebih paham apa itu hubungan sesungguhnya" Ucap Mew berbicara sendiri seolah-olah ia sedang berbicara kepada Gulf.

Lalu Mew mengambil ponselnya dari dalam saku celana treaning nya, malam ini Gulf tidak menelpon itu membuat Mew merasa kehilangan. Ah tidak-tidak lebih tepatnya rindu, karena kalimat kehilangan itu hanya diperuntukan untuk orang yang sudah berpisah, sedangkan Mew dan Gulf bukan dua orang yang sedang menjalani fase seperti itu mereka berdua hanya memberi waktu ruang untuk masing-masing menjadi lebih dewasa. Mew membuka ponselnya lalu melihat-lihat media sosialnya dia hanya sekedar melihat-lihat saja tanpa memberi like atau semacamnya, lalu Mew beralih membuka via email yang sudah banyak email dari klien nya. Ketika Mew sedang membuka satu persatu email dari klien nya tiba-tiba bel apartemen nya berbunyi, Mew bingung siapa yang malam-malam ke apartemen apa lagi malam ini hujan lebat dan banyak petir menyambar.

Mew memilih menghentikan aktivitas nya lalu berdiri untuk melihat siapa yang bertamu malam-malam seperti ini. Mew menyalakan layar monitornya, lalu betapa terkejutnya Mew ketika tau siapa yang datang ke apartemen nya dengan baju yang basah kuyup dan tubuh yang menggigil kedinginan.

"Gulf" Ucap Mew panik dan langsung membuka pintu apartemen nya.

Ketika pintu sudah terbuka Gulf langsung menghambur ke pelukan Mew. Mew masih mematung dan terdiam dia tidak membalas pelukan Gulf, Mew terlalu terkejut dan panik diwaktu yang bersamaan, maka dari itu ia bingung harus memberi reaksi seperti apa.

"Phi Mew maapkan Gulf hikss maapkan Gulf, Gulf tau Gulf salah" Ucap Gulf semakin erat memeluk Mew tanpa perduli baju Mew ikutan basah atau tidak.

Tidak ada jawaban dari Mew, Mew masih terdiam tidak tau harus menjawab apa. Melihat reaksi Mew yang masih terdiam membisu seperti itu Gulf melonggarkan pelukannya lalu melepaskan dan menatap wajah Mew dengan mata yang sudah banyak mengeluarkan air mata.

"Phi kenapa phi diam. Maapkan Gulf hiks"

"Kenapa kau kesini?" Hanya itu yang Mew mampu ucapkan.

secret announcer (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang