4. gang

169 44 2
                                    

♧ Bagaikan pungguk merindukan bulan. Lalu siapa yang merindukan matahari?








"Eommaaaa!!" sejeong berteriak histeris dan melompat ke pelukan ibunya yang baru datang, ternyata ada nenek juga.

"Aigooo putri ku,, ommo?!, kenapa nangis?"

"Kirain.. hiks hiks,, kirain nenek di culik... hiks hiks"

"Aigooo..., ditinggal ke warung saja nangis" nenek berdecak lalu membawa masuk belanjaan.

"Kan.. hiks hiks.. kan gak tau kalau eomma pulang.." ucap sejeong mencari alasan.

"Iya-iya, sana mandi terus kita makan" ibu sejeong menangkup lembut pipi putrinya.

"Dasar lebay, begitu aja nangis, gimana nanti..."

"neneeekkk,,," sejeong merengek ke neneknya yang ngomel-ngomel.

"Udaah... mandi sana" ibu sejeong menghalau anaknya.

Dengan perasaan kesal sejeong pergi mandi, saat mandi, sejeong bisa mendengar suara racauan nenek tentang dirinya, (karna ruang makan yang jadi satu sama dapur, deket sama kamar mandi).

Nenek melaporkan semua kelakuan sejeong sehari-hari, tapi yang buruk-buruk saja, seperti, makannya tidak dihabiskan, suka begadang, boros kuota, membeli barang yang tidak perlu, membuat sejeong sakit telinga.

Dengan berbekal handuk yang melilit tubuh, sejeong menghentakkan kaki kesal berjalan ke kamarnya melewati nenek dan ibunya.

"Tuh, gak sopan, kalo ada orang namu ngeliat kamu andukan doang gimana?" nenek menyindir.

Sejeong pura-pura tidak dengar. Ibu sejeong hanya tertawa melihat tingkah anak semata wayangnya tersebut, setelah selesai sejeong turun dan makan, begitulah keseharian sejeong.

Karna orang tua sejeong tidak bersama lagi, biasanya ayah dan ibu sejeong akan berbagi jadwal menjenguk sejeong, memang cukup aneh melihat keluarga kecil yang rukun-rukun saja ini, untuk apa orang tua sejeong bercerai?.

Padahal mereka tidak pernah bertengkar sekalipun, membuat keluarga dari kedua belah pihak bertanya-tanya. Bahkan sejeong sendiri tidak tau kenapa, hanya orang tua sejeong dan tuhan yang tau.

.........

Di pagi yang tampak selalu sama, sejeong membuka matanya, mengusaknya pelan lalu menguap, hari ini libur, sejeong hanya akan mengantar kue lalu ia bisa tidur lagi sampai siang.

Setelah cuci muka dan gosok gigi, sejeong pamit ke neneknya dan berangkat, ibunya sudah pulang kemarin, ibu sejeong hanya akan menginap jika libur panjang.

Ibu sejeong adalah seorang perawat, tentu sangat sibuk, dan ketika besar sejeong ingin seperti ibunya.

Saat burung-burung baru saja pergi dari sarangnya, saat matahari baru saja mengintip bumi, saat daun-daun hijau swdang sibuk memperbanyak oksigen, di saat itu pula sejeong sedang mengayuh sepeda kesayangannya.

Kebahagiannya merekah ketika dirinya menghirup dalam udara sejuk, dan menghembuskan nya lepas, dan hari ini kebahagiannya bertambah, karna sunbae-sunbaenya tidak terlihat mengikutinya.

Entah kenapa, sejeong juga cukup heran, hanya karna ia tersenyum dan semua berakhir?, sejeong harap semua ini sudah berakhir, ia tak bisa membayangkan kalau dirinya diteror lagi, mungkin bukan di teror, namun hanya diikuti.

Setelah sampai di toko, dirinya masuk dan menyerahkan kue, tak ingin berlama-lama karna pagi ini cukup dingin sejeong langsung pamit dan keluar toko, namun tiba-tiba nafas sejeong tercekat ketika muncul seseorang dari salah satu gang sempit antar toko.

Wajah orang itu tertutup topi hitam, memakai hody yang juga hitam, dan celana jins biru donker, tak lupa sepatu kats senada. Tubuh yang tidak terlalu tinggi namun tampak sangat kokoh itu berdiri tegap sambil memasukkan tangan ke kantong hodynya.

"sini lo" ucap namja itu membuka suara.

Sejeong segera meraih sepedanya, namun entah bagaimana tangan namja itu sudah lebih cepat menarik sejeong masuk ke gang sempit di dekatnya, sejeong berteriak, dan dengan cepat tangan namja itu menutup mulut sejeong.

Punggung sejeong ditempelkan di dinding, dengan mulut yang masih ditutup, namja itu mendekatkan wajahnya, mengancam.

Air mata sejeong mulai mengalir, sejeong tak kenal jelas namja ini, lebih tepatnya merasa tak asing namun tidak tau pasti siapa.

"lo tau siapa gw?"

Namja itu melepas kekapan mulut sejeong perlahan agar sejeong bicara, namun sejeong hanya diam, ia mengunci mulutnya.

"Jan diem aja bodoh, LO TAU SEMUA NYA KAN!!!" namja itu membentak. Sejeong menggeleng takut.

"Pembohong, gw tau, gw tau kalo lo masih inget, lo pasti-"

GREEPP!!..

Tiba-tiba seseorang merampas tubuh sejeong dari namja berhody dan menyembunyikan sejeong di punggungnya.

Sejeong shok, entah sejak kapan dan dari mana namja lainnya ini datang, cepat sekali.

"Jimin hyung, udah" ucap namja itu melangkah mundur bersama sejeong di balik punggungnya.

Lalu namja berhody tadi, berteriak frustasi,

"KOOK!!,, LO GAK USAH IK-"

"JIMIN!!!" Dua namja lain datang dengan berlari.

Sesaat setelah itu datang tiga namja lagi melompat turun dari atap, oke, sejeong pusing karna terlalu banyak namja datang.

Namja berhody yang di panggil jimin tadi, jadi bingung, ia melempar topi yang ia pakai ke tanah dan berteriak mengamuk sambil menunjuk-nunjuk sejeong.

"HYUNG!!.. DIA INGET SEMUANYA, SI BODOH ITU INGET SEM-"

"JIMIN!, UDAH!!"

Sejeong mengintip dari balik punggung yang menyembunyikannya, terlihat ketua osis yang menatap sengit orang yang dipanggil jimin tadi, sejeong ingat jimin itu adalah orang yang merespon terkejut saat sejeong tersenyum kearahnya di bis kemarin.

Seketika jimin itu diam, dan menunduk takut, sejeong tidak kenal orang-orang ini, hanya beberapa yang ia kenal, seperti namjoon ketos, hoseok sunbae, dan yoongi sunbae.

Lalu namja yang menyembunyikan sejeong tadi berbalik dan tersenyum, menampakkan gigi kelincinya yang imut, sejeong ingat lagi kalau namja bergigi kelinci ini juga ada di bis bersama jimin kemarin.

"Lo gak papa?" Tanyanya.

Sejeong hanya diam sambil membuang pandangannya bingung, sejeong masih takut, lalu sejeong disentuh oleh seseorang, pundaknya disentuh dan didorong pelan.

"ayo" suaranya sejeong kenal. Saat sejeong menoleh, benar saja, itu yoongi sunbae, yoongi sunbae menuntun sejeong terus memasuki gang di depannya, sejeong menolak dan beralasan.

"sepeda gw di sana sunbae"

Sejeong menunjuk ke arah luar gang yang ada jimin bersama ketos dan namja berbahu lebar menasehatinya.

"Ikut aja, gak apa-apa" namja yang sejeong yakini adalah hoseok sunbae itu tersenyum ke arah sejeong saat sejeong menoleh. Senyumnya sangat cerah.

"Ayo, kita gak terima tolakan" namja lainnya yang sempat sejeong lihat punya box smile malah menarik sejeong pergi memasuki gang sempit di depannya tadi.




TBC.
Dimohon untuk tidak menjadi sider.

Haaiii...
Gimana hehe,,,
Ada yang tau ini sebenarnya ada apa?

~misochan
Revisi 8.4.21

MOON (BTS VAMPIR/JHS) #TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang