18. pulang

101 35 3
                                    

♧ Kenapa bulan tidak diberi nama mata malam?, karna sinar bulan tidak hadir di setiap malam, sedangkan sinar matahari selalu ada di setiap hari.







"Kok hobi ga pulang-pulang sih?" Kekhawatiran terbesit dalam suara seokjin.

Mereka masih di dapur, duduk bersama di meja makan, menunggu hoseok pulang.

"Kejebak ujan mungkin hyung" namjoon menebak.

Taehyung merasakan ada hal yang aneh, jadi ia pergi ke ruang tengah, tak lama,

"Hyung!.." panggil taehyung dengan suara beratnya, sontak semua berdiri dan menghampiri taehyung.

"itu..." jari panjang taehyung menunjuk sehelai jas hitam di sofa.

"hobi hyung...??" Jungkook memanggil sambil mencari ke kamar, dan tidak ada.

"Hobi hyung udah pulang?" jimin bergumam resah, suaranya lirih, ketakutan ikut berbisik bersama ucapannya.

"Dia gak denger kita kan hyung?" Jimin menjadi agak panik.

Yoongi mengambil jasnya hoseok, "ini udah lama ketarok" ucap yoongi.

Semua menatap satu sama lain, mepertimbangkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

"Kita,, kita harus tanggung jawab, mau gimana nantinya, kita ga boleh lari" ucap namjoon berusaha meyakinkan teman-temannya.

"Mau gimana respon hobi hyung, gimana sikapnya nanti, hobi hyung bakal pulang ato enggak, kita ga boleh panik. Nanti kalo hobi hyung ga pulang, besok kita cari, ok?" Namjoon menatap teman-temannya.

Semua pun mengangguk dan menurut, entah apa yang akan terjadi namun mereka percaya namjoon, hanya namjoon yang bisa mereka percaya.

..........

"gw pulang" suara hoseok datar menyapa dari pintu hampir membuat semua nafas orang di rumah tercekat.

Dengan tubuh basah kuyup, hoseok masuk sambil menenteng kantong kresek kecil, semua temannya yang sedang duduk di depan tv, menatap ke hoseok.

"hyung kok basah?, ga bawa payung?" Tanya taehyung basa-basi.

"bawa kok" jawab hoseok datar sambil menunjuk payung tranparan di pojok pintu dengan dagunya.

Jungkook berdiri menghampiri, tangannya ingin membantu membawakan kantong yang hoseok bawa.

"Hyung, sini kooki to-"

Namun hoseok menjauhkan kantongnya dari jungkook dengan cepat, tidak membiarkan jungkook mendekat.

"Abis dari mana hyung?" Tanya namjoon mengalihkan pandangan tak nyaman milik hoseok yang tertuju ke jungkook.

"Beli batre" ucap hoseok sambil mengangkat kantong plastik di tangannya, lalu berjalan acuh ke kamar.

Jungkook yang terdiam masih berdiri mematung, jimin berdiri lalu mengusap punggung jungkook dan membawanya duduk, jungkook masih diam menunduk.

Tidak jungkook sangka, hoseok, orang yang biasanya selalu baik hati, hangat dan senyumnya secerah matahari itu dengan tega menolak bantuan jungkook.

Sungguh itu membuat jungkook menyesal karna bergabung mengkhianati hobi hyungnya, semua juga sudah menduga kalau hoseok mendengar mereka, seokjin menoleh ke yoongi.

Seokjin tau, bukan, semua temannya juga tau cuman yoongi yang bisa membaca pikiran hoseok tadi, namun yoongi hanya menatap tv fokus, seakan tidak terusik apapun.

Semua yang di depan tv, ikutan menatap yoongi, meminta jawaban, apa yang dipikirkan hoseok tadi?, walaupun mereka yakin kalau hoseok mendengar percakapan mereka, tapi mereka masih ingin tau jelas.

Yoongi yang sadar ditatap hanya melirik teman-temannya sebentar lalu diam kembali fokus pada tv, mereka kecewa karna yoongi tidak mau buka suara.


..........

#sejeong pov.

Aku membuka pintu kamar dengan sangat hati-hati, menuruni tangga sambil mengendap-ngendap, tidak mau membuat suara decitan sedikitpun.

Nenek sedang memasak di dapur, untung saja saat aku pulang nenek hanya menyahut panggilanku dan tidak menyadari pakaianku yang basah kuyup.

Namun aku harus meletakkan pakaian basahku di mesin cuci, artinya aku harus melewati dapur!, huft.. percuma saja, mau bagaimana pun aku pasti ketauan.

Akupun menyudahi acara-mari mengendap-ngendap yang sia-sia ini, aku menegapkan badan, melangkah ringan, lalu menghampiri mesin cuci, namun nenek menghiraukanku.

Dengan rasa bersyukur sebesar gunung fuji, aku berjalan riang sambil meloncat-loncat kecil kembali ke kamar, sambil menunggu nenek selesai memasak, aku merebahkan tubuhku di kasur, mendengarkan suara gerimis yang masih terdengar lembut, tiba-tiba aku mengingat sesuatu.

Mengingat hoseok sunbae yang memanggil ku sebelum aku pergi, ia melipat tiga jarinya dan hanya menyisakan ibu jari dan kelingking, lalu- menempelkannya ke telinga.

Apa aku benar-benar harus menelfonnya?, kalau tidak, bagaimana kalau ia menunggu.

Ahhh!!..
biarkan saja, tapi,,, besok akan sangat canggung saat besok di sekolah.

Jantungku berdegup kencang, padahal aku belum menelfonnya, aku mencari kontak yang bertuliskan hoseok sunbae, lalu menatap deretan angka sambil berpikir keras.

Apa yang harus aku lakukan?, aku terlalu takut, itu karna tadi dia bilang, dia bilang-dia bilang dia menyukaiku, aku rasa pipiku memanas saat mengingat suaranya.

Hmmm...
aku ingat, akhir-akhir ini hatiku tidak pernah sesenang ini, semenjak minggu-minggu lalu, hatiku serasa hampa dan sewan bilang aku menjadi murung.

Namun semenjak hoseok sunbae sering mendatangiku, aku seperti menemukan sesuatu yang hilang, Oh!,, iya!, satu lagi!, saat hoseok sunbae menatapku tadi, aku merasa seperti,.. 'pernah', padahal aku yakin itu pertama kalinya.

Otakku serasa akan mengeluarkan asap sekarang, Kepalaku pusing sendiri, apa yang sebenarnya terjadi?.

#sejeong pov end.




TBC.
Maaf ya kalo bahasanya berbelit-belit,, hehe...

Dimohon untuk tidak menjadi sider ^^

~misochan
Revisi 9.4.21

MOON (BTS VAMPIR/JHS) #TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang