13. id line

124 37 1
                                    

♧ Awan bisa berada saat malam dan siang hari, namun saat ia tak terlihat sama sekali, kemana ia pergi?







Gemuruh mulai terdengar, langit sore mempertebal awan mendung, sudah lima menit tapi sejeong masih menangis, hoseok takut hujan akan turun, dan membuat mereka basah.

Hoseok memungut tas sejeong, menyandangnya dari depan, sedangkan tas hoseok sendiri ia kalungkan ke leher.

"Sejeong-ssi, ayo gw anter lo pulang" hoseok menyentuh bahu sejeong berusaha membantu sejeong berdiri.

Namun tubuh sejeong sangat lemas bahkan tidak sanggup berdiri, sejeong mengusap air matanya dengan tangan gemetar, mencoba menahan isakan lalu berusaha menggerakkan kakinya, namun terlihat sulit.

Karna merasa kasihan hoseok berinisiatif menggendong sejeong. Hoseok dengan sigap berbalik dengan posisi jongkok.

"Ayo naik" sejeong menatap hoseok tampak ragu, ia terdiam sejenak.

"Ntar keburu ujan" hoseok masih sabar mempersilahkan punggungnya dinaiki. dengan perasaan ragu sejeong menempelkan tubuhnya perlahan.

Lalu dengan lembut hoseok mengangkat sejeong dan menyangga tubuh sejeong agar tidak jatuh. hati-hati hoseok berjalan keluar gang meninggalkan kotak kue yang pecah, dan beberapa kue kecil yang hancur tergeletak.

Sesampainya di rumah sejeong, nenek sejeong yang sedang menunggu di luar rumah langsung berlari menghampiri mereka dengan raut khawatir.

"Aigoo,,, sejeong-ie kenapa?, masuk nak masuk" nenek membawa hoseok masuk.

Setelah menurunkan sejeong di sofa ruang tamu, hoseok berniat pamit namun ia merasa tidak enak, jadi ia akan menungu sebentar.

"Aaiisshh,,, ini kenapa?" nenek meluruskan kaki sejeong yang lemas.

"Aahh.. sejeong gak papa nek, tadi cuman jatoh" perkataan sejeong membuat mata hoseok membulat.

"Jatoh kok begini?, di mana?, sejeong ditabrak?" nenek melontarkan perkataan demi perkataan dengan cepat.

"Hmm,, sejeong kesandung batu terus guling-guling di turunan" ucap gadis yang pandai berbohong itu sambil cengengesan.

Nenek langsung mengubah objek pandangannya ke arah hoseok.

"Ahh,, itu, itu benar nek" Hoseok tak habis pikir, bagaimana gadis itu bisa mengubah ekspresinya 180° saat di depan neneknya.

Sang nenek memijat pelipisnya.

"Aigooo,, dasar nakal, buat nenek cemas saja, cepat mandi trus makan"

Sejeong memaksakan untuk berdiri, tubuhnya masih terlihat lemas, namun dengan ekspresi ceria sejeong beranjak, lalu membawa tasnya yang hoseok letakkan tadi di sofa, hoseok terdiam seribu bahasa.

Anak itu benar-benar sangat pandai berbohong sampai-sampai membuat hoseok tercengang.

"Namamu siapa?, duduk dulu, nenek buatin minum ya"

"saya hoseok nek, hmm,, anu saya langsung pulang saja" ucap hoseok membungkuk lalu pamit.

Nenek mengiyakan lalu mengantar hoseok sampai pintu.

"Makasih ya, udah nganter sejeong pulang"

"sama-sama nek"

Hoseok tersenyum, lalu pergi keluar pintu, namun baru lima meter kaki hoseok berjalan menjauh suara sejeong terdengar memanggil.

"Sunbae!,, hoseok sunbae!!" Nampak sejeong berlari tertatih-tatih keluar pintu, tanpa alas kaki.

Seragam sekolahnya tadi yang kusut dan kotor sudah berganti kaus hitam polos lengan pendek, kaus rumahan itu tampak sangat pas di tubuh gadis itu, membuat bentuk tubuhnya terlihat, rok sekolah yang masih ia pakai membuat lekuk tubuh sejeong bertambah jelas, membuat hoseok tertegun.

Sejeong tanpak ragu setelah ia memperpendek jarak dengan hoseok.

"Sunbae,, boleh gak gw minta id linenya, anu,,, ada yang pengen gw omongin" ucap sejeong dengan suara pelan lalu menyodorkan ponselnya ke hoseok.

Dengan menahan jantungnya agar tidak mencelos ke antara kakinya, Hoseok rasa sebentar lagi tubuhnya akan menyublim terurai bersama udara.



TBC.

mian chap ini pendek..
heheheheheh

Ikan hiu
Lagi ngaca
I luv u
Yang baca

Wkwkwk..
Dimohon untuk tidak menjadi sider....

~misochan
Revisi 9.4.21

MOON (BTS VAMPIR/JHS) #TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang