♧ Hanya awan yang bisa membuat sinar matahari meredup.
#Sejeong pov,
Saat sedang asik bermain hujan, mataku tak sengaja melihat hoseok sunbae, aku tidak mau berprasangka buruk 'lagi', jadi aku tersenyum dan melambaikan tangan.
Namun respon tak terduga datang dari hoseok sunbae, wajahnya memerah, langkahnya menjadi berat, lalu hoseok sunbae mendekat dan duduk di sampingku.
Pakaiannya tampak berbeda, kemeja panjang putih dan rapi, juga celana hitam yang tampak sangat cocok di tubuhnya, apalagi poninya yang disisir ke belakang menampakkan sebagian besar dahinya, dia tampan, namun sepatu yang ia kenakan memberi kesan minus, sepatu olahraga.
Ia melipat payung nya, dan berdeham, aku hanya memperhatikan hoseok sunbae yang lucu saat wajahnya memerah, tunggu, kenapa wajahnya memerah?.
"Lo, mau kemana?" Ucap hoseok sunbae membuka percakapan.
"Pulang" jawabku singkat.
"Rumah lo kan deket dari sini kenap-" ucapan sunbae terpenggal seketika, sepertinya ia menyadari sesuatu.
Ia menarik nafas, dan bergumam, rona di wajahnya hilang.
"Hmm,, mau gw anter?"
Aku tidak punya alasan untuk menolak, jadi di sini kami sekarang, berjalan di bawah payung transparan yang tidak cukup untuk kami berdua, aku berada di sebelah kiri sunbae, tentu karna sunbae berjalan di samping kiri jalan, aku yakin sebelah bahu sunbae basah terkena hujan.
Lengan kemejanya ia gulung sampai bawah siku, tangan kirinya memegang payung, sedangkan tangan kanannya tak dapat kulihat tertutup oleh tubuh tingginya, dan aku sendiri, berjalan gugup memeluk kotak kue.
Hujan semakin lebat, membuat jarak pandang kami pendek, lalu angin kencang menerjang mendadak, membuat payung yang kami gunakan terbang namun hoseok sunbae sempat menangkapnya, kami berdua basah dalam hitungan detik.
Hujan ini menyusahkan, saat aku sedang sibuk membereskan rambutku yang menusuk mata, hoseok sunbae membenarkan payungnya dan menarikku pelan menjauhi pinggir jalan.
Membawaku berteduh ke atap cafe yang sepi pengunjung, sial, aku malu sekali karna bajuku basah dan sedikit menerawang.
Lalu aku baru sadar kalau aku sudah masuk dalam lingkup tubuh hoseok sunbae, sebelah tangan besarnya merangkul kedua bahuku sampai menempel di dadanya, dan tangan satu lagi menutup payung.
Aku bisa melihat wajahnya sangat jelas dari bawah sini, ya, karna tinggi tubuhku hanya sebahu sunbae, jadi saat aku mendangak pucuk kepalaku tidak sampai ke dagu sunbae, tanpa ku sadari aku sudah memperhatikan wajahnya, hidungnya yang mancung dan runcing, bibirnya yang tipis namun indah, juga rahangnya yang tegas.
Mata kami bertemu setelah hoseok sunbae sadar kalau aku menatapnya, aku salting dan membuang pandanganku.
Posisinya yang agak menyamping perlahan berubah menjadi sepenuhnya menghadapku, kepalanya tertunduk menatapku, aku yakin kalau tidak ada kotak kue yang menghalangiku, pasti aku sudah menyentuh roti sobek sunbae yang terlihat karna kemeja putihnya basah dan menerawang juga seperti bajuku.
Aku masih mengalihkan pandanganku ke arah lain karna malu, sedangkan hoseok sunbae tatapannya mendalam, tunggu, setelah merasa ada sesuatu yang janggal, aku memberanikan diri untuk menatap sunbae lagi.
Aku seperti kenal tatapan ini, seperti dejavu, aku pernah melihatnya, namun kapan?, aku yakin pernah melihat sunbae seperti ini, mata kami terkunci satu sama lain.
Wajah sunbae bertambah dekat, sampai-sampai CO2 yang hangat dari hidungnya menerpa wajahku, aku menutup mataku takut, aku pikir sunbae akan mencium ku, bukannya aku terlalu percaya diri, tapi wajah sunbae sangat dekat, hanya satu senti lagi poni kami bertemu.
Namun tiba-tiba sunbae berbicara sendu di depan wajahku, suaranya yang rendah dan mengalun lembut itu mampu mengalahkan suara derasnya hujan karna dalam jarak sedekat ini,
"Gw suka sama lo"
ap-apa?!, apa telingaku rusak?
#sejeong pov end.
Entah apa yang membuat hoseok seberani ini, hoseok yang awalnya gugup, ragu dan malu, tiba-tiba sanggup mengucapkan perasaannya.
Dada hoseok sudah berdetak tidak karuan sejak tadi, namun kembali netral perlahan setelah perasaan hoseok terucap, padahal bisa saja hoseok mencium sejeong sekarang, bayangkan saja tidak ada yang melihat, bahkan suasana saat ini sangat sepi, cafe nya kosong, benar-benar kosong sangat mendukung untuk momen seperti ini.
Namun hoseok tahan, karna hoseok mengerti sopan santun, dan tak akan mencium seorang gadis tanpa hubungan apapun, apa lagi, sejeong dikenal sebagai gadis baik-baik, sedangkan sejeong ia menatap sunbaenya kaget.
Hujan mereda perlahan.
"Maaf gw boong soal kalah ToD, sebenernya itu emang buat lo" wajah hoseok kembali memerah, suara hoseok bertambah pelan menyamakan suara hujan.
Wajah sejeong seperti menanpakkan ekpresi kebingungan, matanya melirik sana sini resah, sejeong membuat jarak dan menggeliat agar tangan hoseok lepas.
"Ma-maaf sunbae, gw pulang dulu, hhmm... rumah gw udah dekat, hmm.. terimakasih payungnya" sejeong membungkuk lalu pergi berlari menerobos gerimis berpura-pura tidak mendengar apa-apa.
Bukannya sedih atau marah, hoseok malah terkekeh melihat tingkah lucu sejeong.
"Kim-Sejeong!!" teriak hoseok.
Yang dipanggil menoleh ragu, karna tinggal gerimis pandangan nereka sudah lebih jelas dibanding tadi, dengan cepat hoseok melipat tiga jari tengahnya menyisakan kelingking dan ibu jari lalu menempelkannya ke telinga.
Sejeong mengangguk cepat dan membungkuk lagi secara cepat, lalu ia sambung dengan berlari pulang.
Saat hoseok sedang menunggu matahari kecilnya terbit, datang bulan yang membawa malam dan mengambil hati hoseok pergi, dan hoseok yakin, tidak akan ada yang bisa mengembalikan hatinya walaupun bulan itu sendiri.
TBC..
Dimohon untuk tidak menjadi sider,
Haaiii,, gimana chap ini, hehe maapkan author yang baru pertama kali bikin romance,,
Jadi begini deh, tapi author baper loh bayangin ini adegan wkwkwk...
Ok,, sampai jumpa,
Semoga suka sama ceritanyaMakasih banyak buat yang udah baca sampe sini,,, 💜💜💜💜..
By by
Luv~misochan
Revisi 9.4.21
KAMU SEDANG MEMBACA
MOON (BTS VAMPIR/JHS) #TAMAT
Vampire@misochan_05 Apa yang akan tercetus di pikiran kalian jika ada para kakak kelas laki-laki kalian yang membuntuti lalu mengawasi kalian setiap hari? Padahal berbicara dengan mereka pun kalian tidak pernah.. Apa yang mereka ingin kan? Apa kalian takut...