3. nenek

174 44 2
                                    

♧ Bulan terkadang terlihat saat pagi atau saat siang yang cerah. Namun kenapa matahari tidak pernah terlihat saat malam?










"Gw duluan" ucap sejeong lalu ia berlari di trotoar.

Sewan menatap temannya itu bingung, kenapa anak itu sangat panik?.

Sewan pun duduk di depan gerbang sambil menghidupkan ponselnya, menunggu kekasihnya selesai mengikuti kelas extra.

Ya, bagi anak-anak seperti sewan, berpacaran adalah satu diantara banyak hal yang bisa digunakan untuk pelarian.

Namun sewan sendiri yakin kalau sejeong yang sudah berteman dengannya dari smp itu, tidak pernah berpacaran.

Kembali ke sejeong yang sedang berlari, lama-lama ia lelah, dan memperlambat gerakannya.

Sejeong sedang mengambil jalan memotong untuk pergi ke toko yang ia datangi tadi pagi. Memang cukup jauh, namun sejeong tak punya banyak waktu jika harus pulang dahulu baru menjemput kotak kue neneknya.

Setelah sampai, ia masuk dan menyapa pegawai di sana. Tanpa berlama-lama salah satu pegawai memberikan uang kue yang terjual kemarin, dan memberikan kotak kosong ke sejeong, dengan box smile nya yang manis sejeong pamit dan memasukkan kotaknya ke dalam tas.

Tiba-tiba langkahnya terhenti, ia melihat orang berdiri dari balik kaca toko. Orang itu sendirian, berteduh di bawah pohon, dan berseragam serupa dengan sejeong.

Itu, ketua osis kan? Batin sejeong, ya, sejeong baru sadar ternyata ketua osis di sekolahnya-kim namjoon namanya, juga termasuk sunbae yang mengikutinya.

"Sejeong-ie, kau tak apa-apa?" seorang pelayan wanita menyentuh bahu sejeong. dari caranya berbicara, sudah jelas kalau mereka dekat.

"Ahh... tidak apa-apa eonni, hmmm.. aku pergi dulu" ucap sejeong sopan. Saat sejeong melihat keluar kaca toko lagi, ketos itu sudah hilang.

Dengan ragu-ragu sejeong melangkah keluar, ia menunduk, hanya memperhatikan sepatunya, ia bingung dengan dirinya sendiri. Sudah hampir lima hari dirinya diikuti oleh sunbae-sunbae nya.

Padahal, tidak dari semua sunbaenya itu sejeong kenal. Asal kalian tau, percakapannya dengan yoongi setelah turun dari bis tadi pagi adalah percakapan pertama dengan sunbae-sunbae misterius itu, itu juga sejeong tidak membalas.

Sejeong terus berjalan perlahan sambil menunduk,

"Ati-ati, ntar nabrak tiang"

Seseorang berseru di samping sejeong membuat sejeong terkejut. Ternyata itu yoongi sunbae, lagi.

Sejeong melihat yoongi berdiri di sebuah gang antar toko di sampingnya. Gang itu gelap, sejeong tergesa-gesa menjauh,

BRUUKK!!

Benar saja, sejeong tertabrak tiang lampu jalan, sejeong mengelus-ngelus kepalanya yang sakit, untung saja ia tidak terjatuh, namun saat ia melihat ke arah tadi, sunbaenya sudah pergi.

Sejeong mulai berpikir kalau, tidak ada gunanya takut pada mereka, mereka  tidak menggigit(?), mereka juga tidak jahat, entah apa, namun mungkin yang sejeong rasakan hanya risih.

Dengan ekspresi yang kembali tenang, sejeong berjalan ke halte terdekat, sebelum ia sampai di halte, bis sudah datang, sejeong mempercepat langkahnya ia langsung masuk ke bis.

Di bis sepi, hanya ada dirinya dan ahjumma di depannya, jadi sejeong bisa duduk dan melihat-lihat pemandangan luar jendela bis santai.

Karna pulang sekolahnya tadi jam empat sore, Sekarang udah jam lima lewat, biasanya sejeong bakal sampe rumah jam enaman, atau jam tujuh kalau lama menunggu bis.

Saat sedang asik menoleh-noleh. Manik sejeong tak sengaja menangkap penampakan dua orang sunbaenya yang gagah dan tamvan >~<.. duduk di bangku paling belakang.

Mereka sedang menatap datar sejeong dalam diam, dan dengan santai sejeong tersenyum ke arah mereka. Satu diantara mereka tampak terkejut, namun sejeong tak ambil pusing dan kembali pada aktivitasnya.

Tak lama, karna penasaran sejeong kembali menoleh ke arah sunbaenya tadi. Seketika sejeong panik, ia memutar-mutar kepalanya cemas mencari keberadaan sunbaenya.

Ya, dua orang tadi lenyap dari dalam bis, sejeong mengusak-ngusak matanya, lalu mencoba positif thinking.

Mungkin tadi gw salah liat batin sejeong.

Sampai di halte dekat rumahnya, sejeong turun dan memperhatikan sekitar, biasanya akan ada satu sunbaenya yang berdiri di dekat pohon atau semak-semak sambil mengintipnya dari jauh, namun saat ini tidak ada keberadaan seorangpun, dengan perasaan senang sejeong pulang ke rumahnya.

"Nenek, aku pulaaaang!!" sejeong membuka pintu rumah yang tidak di konci.

Tidak ada jawaban. Sejeong masuk setelah melepas sepatunya.

"Nenek?" Panggil sejeong, masih tak ada jawaban.

Semua ruangan gelap, sejeong menyalahkan lampu satu-persatu sambil mencari neneknya. Neneknya tidak ada.

Di dapur, di kamar mandi, di kamar tidur, nenek tidak ada. Sejeong melempar tasnya sembarang, ia mulai panik dan membuka ponselnya. Mencoba menghubungi nenek sambil menggigit ujung jarinya.

Aneh jika nenek tidak ada di rumah sore hari seperti ini, bukan, ini sudah malam, sudah jam tujuh malam, nenek menderita rabun jauh dan dekat, pasti sulit berpergian di malam hari, kaca mata nenek juga sering hilang entah kemana.

Panggilan sejeong tak kunjung di angkat, samar-samar sejeong mendengar suara getaran, sejeong berlari ke sumber suara, ternyata ponsel nokia jadul nenek ada di atas bantal.

Sejeong ingin menangis, ia sangat khawatir, apa yang terjadi pada neneknya.

KRRIIEEKK,,

tiba-tiba ada suara pintu dibuka terdengar nyaring, namun tak ada suara langkah kaki, atau suara nenek.

Dengan takut sejeong mengintip ke pintu. Dan seketika itu pula manik sejeong melebar...







TBC.

Dimohon untuk tidak menjadi sider

~misochan
Revisi 8.4.21

MOON (BTS VAMPIR/JHS) #TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang