16. hujan

105 35 1
                                    

♧ Matahari adalah benda langit yang sombong, ia hanya ingin bersinar sendirian.






Saat acara selesai, bitna sudah masuk ke mobilnya, masih setia melambaikan bunga mawarnya ke hoseok.

Hoseok hanya mengangkat tangannya serendah dada tanpa melambai, setelah mobil bitna pergi, hoseok beranjak masuk ke mobilnya dan sang supir langsung mengantar hoseok pulang.

Hoseok pulang paling akhir karna bitna memaksa hoseok untuk mendengarkan celotehan gadis itu, hoseok tidak bisa menolak kali ini, gadis itu bebar-benar memaksanya.

Tak lama hujan turun membasahi kaca luar mobil, hoseok menyentuh kaca dan menatap hujan yang turun, dapat ia rasakan dingin menjalar dari kaca ke kulit tangannya yang juga dingin.

Suara hujan mengeras mengalahkan mesin mobil, membuat hoseok tenang, namun kelamaan hoseok merasa bosan padahal jarak kosannya tidak jauh lagi, hoseok mengusir rasa bosannya dengan bersenandung pelan.

Tiba-tiba hoseok teringat, kalau ada yang harus ia lakukan saat pulang nanti, hoseok ingat kalau ia meminjam buku namjoon dan belum mengembalikannya, buku fantasy yang tidak terlalu tebal, hoseok sudah selesai membacanya, padahal hoseok sudah janji akan mengembalikannya kemarin sore, sepertinya namjoon juga lupa dengan bukunya.

Hoseok ingat kalau ia juga punya janji dengan jungkook untuk menemaninya berbelanja peralatan melukis, dan ia juga masih ada tugas bersih-bersih kos.

Dan hoseok sampai, usaha mengusir bosannya berhasil, sopir memberikan hoseok payung sebelum hoseok keluar, hoseok berterimakasih lalu pergi.

Tanah yang becek sedikit membuat hoseok meloncat, sepatunya basah, tapi tak apa, hoseok melangkah hati-hati saat sepatunya menyentuh teras, ia tak ingin membuat lumpur yang menempel di sepatunya juga menempel di teras.

Hoseok berjinjit untuk memperkecil noda, saat hoseok ingin membuka pintu, ternyata pintu tidak dikunci, hoseok masuk, namun kosannya sepi, hoseok melepas sepatunya, lalu berjalan masuk.

"Jangan sampe hobi tau"

Suara seokjin yang terdengar dari dapur membuat hoseok menghentikan langkahnya.

"Kasian dia"

Suara yoongi ikut terdengar membuat hoseok menahan nafas.

"Tapi gimana cara ngehentiin hobi hyung, tanpa dia tau?" terdengar pula suara jungkook.

"Kita bisa pake sindiran mungkin?" namjoon terdengar memberi usulan, hoseok mundur perlahan.

"lo gak salah denger kan ncim?" taehyung bertanya.

"Ng.. nggak" jimin tergagap.

Hoseok melepas setelan jasnya dan menaruhnya di sofa, hoseok memakai sepatunya yang lain, lalu tanpa membuat suara hoseok kembali keluar hanya dengan kemeja putih dan celana bahan hitam.

Dengan payung di tangan, hoseok berjalan pelan di bawah hujan, hoseok tidak tau ia mau kemana, hoseok hanya tidak ingin pulang.

Pulang, sepertinya hoseok sedang kehilangan tempat untuk pulang, teman-temannya mengkhianatinya, mereka bilang kalau mereka tidak akan menghentikan hoseok, mereka bilang akan jujur dan membantu hoseok semampu mereka.

Namun di belakang hoseok, mereka-- sudahlah, hoseok sedih jika harus memikirkan kenyataan, dulu hoseok selalu berpikir dan ingin menjadi secerah matahari, membuat orang lain tersenyum dengan senyumnya, bersinar terang dengan sinar yang berarti bagi orang lain.

Namun, dia harus menerima keadaan kalau tubuhnya benci matahari, kulitnya akan melepuh jika terlalu lama terkena panas matahari, saat hoseok kecil ia ingin sekali ke pantai, berjemur, bermain pasir, namun semua itu hanya mimpi yang tidak akan terwujud bagi hoseok.

Saat hoseok kecil tumbuh menjadi remaja, hoseok menyukai tarian, kali ini tubuhnya sejalan dengan hati dan benak hoseok. Namun ayah hoseok akan marah dan meneriaki hoseok jika hoseok menari, entah kenapa, ayah hoseok benci melihat orang yang tidak bisa diam, melihat orang yang membuang-buang tenaganya untuk gerakan yang konyol menurutnya.

Dan berakhirlah hoseok di kosan bersama teman-temannya, di sana hoseok bisa menari, bahkan jimin, jungkook dan taehyung juga suka menari, membuat hoseok menemukan mataharinya kecilnya sendiri.

Dan kini matahari itu sedang tenggelam dan hoseok harap matahari kecil itu bisa terbit besok, jalanan sepi membuat hoseok lega, karna tidak ada yang melihat hoseok sendirian, bukan kesepian, hoseok belum merasa kesepian.

Suara hujan yang menenangkan menderu di telinga hoseok, tidak ada suara lain, dan hoseok menyukainya.

Langkah hoseok terhenti kala menyadari ada seseorang berjarak delapan meter darinya, di sebuah halte ada gadis yang sedang duduk sambil menjulurkan tangannya keluar atap halte memainkan air hujan.

Dia sendirian, tanpa payung, sepatu pantofel yang berwarna peach itu basah, gadis itu memakai dress berwarna pink lembut selutut, dengan rambut bergelombang yang ia biarkan tergerai se bahu, gadis itu sangat cantik dengan kesederhanaannya.

Ada kotak kue yang tampak baru di sampingnya, senyum gadis itu tidak berhenti, bahkan senyumnya menular sampai hoseok.

Tak lama manik mereka bertemu, nafas hoseok tercekat, air wajahnya membeku, namun gadis di seberang sana malah memperlebar senyum dan melambaikan tangannya.

Masih ingat saat hoseok rasa ia akan menyublim?, kali ini hoseok rasa ia akan terurai bersama air hujan.


TBC.
Double upp :)
Dimohon untuk tidak menjadi sider

~misochan
Revisi 9.2.41

MOON (BTS VAMPIR/JHS) #TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang