Jealous Game

2K 192 3
                                    

Kembali ke dalam suasana kantor yang penuh kesibukan, Renata menutup telinganya untuk nama Jonatan. Dia tiba pagi sekali di kantor, tetapi Jonatan sudah duduk manis di kursinya. Tanpa suara gadis itu turun kembali ke lantai satu menunggu Ayu tiba. Setelah sang sekretaris muncul, baru dia kembali ke lantai lima mulai membersihkan ruangan. Setelah selesai, dia hanya pamit pada Ayu. Sang bos tidak menyebut namanya lagi.

"Dia kira, aku akan minta maaf setelah mengabaikan dia beberapa hari. persetan dengan dia!" cibir Renata dalam hati.

Dia mengecek ponsel saat sampai di dapur, bergabung bersama Lisa dan Ina.

"Makan siang di restoran ramen?" Renata membaca pesan dari Sam. Lalu dia menulis balasan, "kalau gratis aku mau!"

"Iya! Dasar manusia gratisan!" balas Sam.

"Dibandingkan kamu sahabat kok nyiksa sahabat sendiri demi kekasih! Bucin!"

Tidak ada balasan dari Sam. Renata meletakkan ponselnya kembali ke dalam tas kecilnya yang mengantung pada sandaran kursi. Tidak sampai sepuluh menit, namanya sudah dipanggil oleh Ayu.

"Bukan Jonatan, bukan Jonatan," harap Renata dalam hati.

Harapan itu sirna, melihat Jonatan berdiri di depan pintu ruangan Ayu.

"Permisi, Pak. Saya mau mau bertemu, Bu Ayu," katanya dengan suara tegas.

"Aku yang minta Tante Ayu buat manggil kamu," kata Jonatan, tanganya terulur. Renata membaca gerakan itu, dengan cepat dia mundur.

"Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda, Pak?"

"Renata, kamu kok ngomongnya kaya gitu?"

"Maaf, Pak, saya kemari untuk menjalankan tugas saya bersih ruangan dan membuat minuman. Jadi silakan Bapak memberitahukan apa yang bisa saya lakukan untuk Anda!"

"Renata ...."

"Jonah, tamu kita udah datang," ucap Ayu, "Ren, tolong siapin minum sama makanan ringannya yah!"

Renata mengangguk, lirikan matanya tertuju pada Jonatan sekilas. Rasa tidak suka terpajang di wajah tampannya.

Jam makan siang akhirnya datang, ternyata Ina dan Lisa sudah janjian dengan pasangan mereka makan di restoran yang sama dengan tujuan Renata. Mereka bertiga sudah sampai di lobi ketika Jonatan menahan Renata.

"Aku pinjam Renata sebentar," kata Jonatan halus pada Lisa dan Ina.

Renata menatap Jonatan. "Ada apa lagi, Pak?"

"Kamu makan siang bareng aku!"

"Maaf, saya sudah memiliki janji makan siang dengan Sam."

"Jadi, ini cara kamu bilang putus?" nada suara Jonatan menanjak.

Renata membungkukkan badan dengan sangat sopan, lalu berkata, "saya permisi, Pak. Saya tidak ingin membuat masalah lagi, mengingat Bapak sudah memberikan saya SP tiga." Renata membalikkan badan, lalu berlari sekencang-kencangnya ke luar kantor.

Makan siang di restoran ramen, lagi-lagi Renata dihadapkan dengan wajah Jihan dan Kara, meski hari ini mereka berdua terlihat lebih baik. Ia menatap mereka satu persatu.

"Dokter Reno nggak ikut?" tanya Renata sekedar ikut bicara setelah sadar dirinya diabaikan di sana. Sumpah serapah menggema di dalam kepalanya, ini kali terakhir dia menerima ajakan makan siang dari Sam.

"Lagi sibuk dianya," jawab Dika, "tadi katanya mau ikut, tapi nggak jadi."

"Oh." Renata melirik meja yang ditempati oleh Lisa, Ina dan Damar. "Teman-teman aku di sana, aku duduk di sana aja."

𝙊𝙝 𝙂𝙊𝙙, 𝙃𝙚'𝙨 𝙈𝙮 𝙀𝙭 ( 𝙀𝙉𝘿)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang