Meski cerita ini udah tamat tapi aku harap kalian tetap vote.
Tolong ramaikan dengan komentar.
Makasih gengs sebelumnya.
***
"Mau lanjut belajar atau mau terus gibah!?"
Pertanyaan dari pria tinggi berkemeja hitam yang berdiri di depan papan tulis membuat para anak didiknya saling menoleh mencari sosok yang dimaksud oleh sang guru.
"Melati Dwi Ailona! Dzikira Lailasari!"
Dua gadis itu meluruskan pandangannya kala nama mereka disebut bersamaan dengan tatapan mengerikan dari teman-temannya. Sedari tadi dua gadis itu sibuk berbincang. Haha hihi seperti orang kesurupan ketika Arich menerangkan materi tentang Geometri Bidang Ruang.
"Mampus kita, Ra!" bisik gadis berwajah manis yang dikenal bernama Melati.
"Gara-gara elo sih yang mancing-mancing ghibahin kucing gue yang hamil di luar nikah!" balas sahabatnya, yakni Kira.
"Apa sih yang kaliah ghibahin, hm? Sampai kalian tidak memperhatikan saya mengajar," tanya Arich lagi. Deep voicenya yang khas menggema di ruangan ber-ac tersebut.
"Kita gak ghibah kok, pak. Cuma menganalisis kelakuan buruk kucing Kira aja," elak Melati membuat beberapa temannya menahan tawa.
"Kiti gik gibih kik, pik. Kiti cimi minginilisis kilikiin birik kicing Kiri iji," ejek Arich dalam hatinya. Padahal tadi jelas-jelas Arich mendengar jika mereka membicarakan hubungan seseorang bernama Agatha dan kekasihnya, Gibran.
Jangan diremehkan, telinga Arich tuh seperti kelinci. Bukan dari bentuknya, tapi dari kemampuannya yang peka terhadap suara sekecil apapun.
Melati nyengir lebar menatap sang guru tanpa rasa takut sedikit pun. Beda halnya dengan Kira yang sedari tadi menundukan wajahnya. Kira menoleh pelan, membelalakan matanya kala melihat Melati santai-santai saja. Dengan cepat Kira menyikut lengan Melati membuat gadis itu meringis.
"Ih apaan sih, Ra? Sakit tau," rintih Melati seraya mengusap lengannya.
"Nunduk, bego! Lo mau disuruh ngitung kramik di seluruh sekolah ini? Gue sih ogah!"
"Perlu banget nunduk?"
"Nurut atau gue bilangin ke bapak lo kemarin lo maling mangga di belakang sekolah?" ancam Kira.
"Dih siapa juga yang maling? Orang dikasih si Jaya!" protes Melati tak terima disebut maling.
"Alah ngeles aja lo kaya bajaj." Kira segera menundukan kepala Melati sebelum gurunya semakin marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVESICK [TAMAT]
General FictionMonmaap nih gue mikir cerita ini pake otak sendiri, ngetiknya pake jari sendiri, kuota sendiri jadi awas aje lu kalau baca doang kaga vote dikata gue kaga stres bikin ni cerita:'( Arich Debara Jeffrey, S. Pd. Seorang guru muda berparas tampan yang t...