5. Pesta Ulang Tahun

300 34 1
                                    

BAGIAN 5. Pesta Ulang Tahun

Putri Inggita dan Arga sedang duduk di sofa putih dengan sebuah kartu undangan yang berada di tangan Putri Inggita. Ya, saat ini mereka sedang duduk berdua saja tanpa kehadiran Pangeran Inn. Rencananya Arga sengaja akan mengundang Putri Inggita untuk datang ke acara ulang tahunnya secara langsung. Dan untuk sekedar mengobrol dengan wanita itu tentunya. Arga sengaja ingin mengobrol berdua karena dia merasa sangat merindukan sosok wanita di depannya.

"Pesta ulang tahun? Sepertinya sangat menyenangkan," ucap Putri Inggita.
"Tentu, datanglah ke pestaku nanti malam. Bersama dengan Pangeran Inn," balas Arga.
"Baiklah nanti biar aku yang mengajaknya,"

Sesuai undangan yang di berikan Arga tadi siang. Malam harinya, Putri Inggita bersama dengan Pangeran Inn sudah terlihat rapih. Mereka mengenakan pakaian dengan warna yang senada. Keduanya terlihat sangat cocok dan pasangan yang sangat memesona diantara tamu undangan yang datang. Putri Inggita berjalan bersampingan dengan suaminya. Serta tangannya yang di gandeng oleh Pangeran Inn dengan penuh possesif. Semua mata tertuju kearah mereka, kagum sekaligus iri dengan yang mereka lihat. Mereka berjalan menghampiri Arga sang pemilik pesta ulang tahun. Suara dentingan musik terus mengalun mengisi acara.

"Wah tamu spesialku sudah datang. Ini merupakan suatu kehormatan bagiku karena Putri dan Pangeran bisa hadir dalam acara ulang tahunku," ucap Arga.
Mata lelaki itu beralih memandang Putri Inggita dari bawah sampai atas. Dengan tatapan yang sangat memuja, mampu membuat Pangeran Inn mendengus kesal.
"Kamu terlihat anggun seperti Putri di negeri dongeng," puji Arga pada Putri Inggita.
"Benarkah?" tanya Putri Inggita malu-malu.

"Terimakasih Arga. Kamu tidak seperti orang yang ada di sampingku dia tidak pernah memberikan pujian kecil untukku," lanjutnya.

Gadis itu bermaksud menyindir suaminya yang benar tidak pernah memuji penampilan Putri Inggita. Namun, orang yang dia sindir sama sekali tidak menggubrisnya. Pangeran Inn justru pergi entah kemana. Tanpa sepengetahuan Putri Inggita, karena dia terfokus dengan obrolannya bersama Arga tadi. Gadis itu mencoba mencari-cari keberadaan suaminya yang tiba-tiba menghilang.

"Kemana perginya Pangeran Inn?" gumam Putri Inggita pada dirinya sendiri.

Ketika kaki Putri Inggita akan melangkah tiba-tiba ada yang menutup matanya dari arah belakang. Dia sangat kaget dengan kejadian tersebut. Putri Inggita mencoba melepaskan tangan itu di kedua matanya. Dia takut jika yang melakukannya adalah orang yang jahat.

"LEPASKAN. KALIAN SIAPA?" ucap Putri Inggita takut-takut.
"KEJUTANNN..." teriakan itu memekikkan telinga Putri Inggita.

"Temen-temen? Bagaimana kalian bisa ada disini," tanya Putri Inggita antusias.
"Arga ngundang kita,"
"Inggita lo cantik banget,"
"Kamu bisa aja Mey,"
"Gue takut Inggita kesepian mangkanya kita datang ya gak?"

"Iya, kalian tahu aja aku lagi kesepian." balas Putri Inggita.

"Gue kangen banget sama lo Inggita,"
"Aku juga Krista, kangen Jessie sama Meysa juga,"

"Sumpah lo cantik banget malam ini, oh ya kenapa lo sendirian di mana Pangeran Inn?" tanya Krista mencari ke sekitar.
"Justru itu aku lagi nyari keberadaan dia,"
"Gue ada ide, gimana kalau kita carinya sambil makan-makanan yang enak. Gue laper nih," ucap Jessie.

"Makan aja lo Jess," Krista menjitak kepala Jessie.

"Aelah laper tahu gak,"
"Yaudah yuk?"kompak ketiganya.

Pada akhirnya mereka berempat pergi menuju satu stand ke stand lain untuk mengambil makanan dan melahapnya sampai habis. Para tamu yang lain hanya memandang mereka penuh rasa penasaran. Karena mereka makan dengan porsi yang tidak sedikit. Mulai dari minuman, sandwich, bolu, dan makanan lainnya. Terutama Putri Inggita dia sangat lahap memakan-makanannya tanpa tahu statusnya sekarang adalah seorang Putri. Dia tidak menjaga imagenya sebagai seorang Putri yang harus anggun.

"Hei Kris, Jessie!" ucap Meysa.
"Apa segitu belum cukup buat kalian?" lanjut Meysa melihat bolu yang ada di tangan Krista dan Jessie.

"Lihatlah. Di sekeliling kita rata-rata adalah orang kalangan menengah, kita harus bersikap seperti mereka. Jangan malu-maluin," ucap Krista sedikit berbisik.
"Ya. Kita jangan bersikap seserakah ini. Mereka bisa menyadari kalau kita berasal dari kalangan orang-orang bawah," ucap Jessie setuju.

"Lihat Putri pakai full gaun. Lo berdiri di sini, gue mau sembunyi dan makan semuanya disini," ucap Krista.
***
Setelah selesai dengan acara makannya Putri Inggita bergabung bersama Arga. Saat ini, Putri Inggita sedang berada di meja makan bersama dengan Arga berdua saja. Tanpa kehadiran Pangeran Inn yang sudah lama menghilang sekitar satu jam yang lalu. Sementara itu, sahabat-sahabatnya sengaja memberi ruang untuk Putri Inggita dan Arga. Kini mereka sedang memakan hidangannya dengan sesekali mengobrol untuk menghilangkan rasa canggung yang hadir diantara keduanya. Mereka berdua tampak mengobrol dan tertawa bersama, hingga tanpa mereka sadari ada Pangeran Inn yang memperhatikan mereka dari arah belakang.

"Kamu di sini? Aku mencari-cari kamu daritadi," datar Pangeran Inn.
"Kamu darimana saja Inn? Acaranya akan segera dimulai," ucap Arga menyela.
"Tadi ada urusan mendadak,"
"Baiklah ayo Inn kita mulai acaranya," ucap Arga.

Acara ulang tahun di laksanakan dengan sangat meriah dan juga sangat baik. Arga mulai memejamkan matanya perlahan dan melakukan make a wish. Kemudian, lelaki itu meniup lilinnya dan di lanjut dengan tepukan tangan yang sangat meriah dari para tamu undangan. Semua orang tersenyum puas dan bahagia saat tangan Arga mulai memotong kue pertamanya. Pangeran Inn dan Putri Inggita sama-sama tersenyum dan saling bertukar pandang, meraka tak menyangka karena di hadapannya sudah ada potongan kue pertama yang di berikan oleh Arga.

"Potongan kue ini untuk pasangan suami-istri, yang merupakan tamu spesial diacara ulang tahun saya," ucap Arga membanggakan pasangan di hadapannya.
"TERIMA..TERIMA..TERIMA.." sorak semua orang.

Pangeran Inn dan Putri Inggita saling memandang memberi persetujuan hingga akhirnya wanita itu mengangguk memberi isyarat pada suaminya. Tangan Pangeran Inn mengambil potongan kue itu dan segera menyuapkannya pada istri tercintanya. Di lanjut dengan Putri Inggita yang menyuapi bergantian. Arga tersenyum miring. Sedangkan, semua tamu undangan turut bahagia melihat aksi kedua pasangan itu yang terlihat sangat romantis.

"Happy birthday Arga. Semoga apa yang di cita-citakan tercapai, dan segera mendapat pasangan sehidup semati. Sukses terus buat kamu Arga," ucap Putri Inggita memberi ucapan selamat.

"Aku harap wanita itu adalah kamu Putri," batin Arga.

"Selamat ulang tahun Arga," ucap Pangeran Inn sambil menepuk bahu Arga layaknya lelaki sejati ketika melakukan tepukan selamat.

"HAPPY BIRTHDAY ARGAAA..." sorak ketiga wanita yang tidak lain adalah Krista, Jessie dan Meysa.

"Thanks ya?"
"You're welcome Arga," kompak ketiganya.

Acara sudah selesai di laksanakan sebagian tamu undanganpun sudah pulang. Kini hanya ada orang-orang terdekat Arga yang tetap tinggal dan sekedar mengumpul serta bersenang-senang. Saat ini, Putri Inggita bersama dengan ketiga sahabatnya di tambah dengan ketiga sahabat Pangeran Inn. Namun, Pangeran Inn dan Arga sedang mengobrol berdua saja. Yang membuat Putri Inggita tertawa terbahak-bahak adalah sahabat dari suaminya itu sedang berusaha menggodanya dengan gombalan-gombalan maut. Mereka pikir ini saatnya menggoda istri dan sahabatnya itu, karena sang pawang sedang tidak ada.

"Putri? Kami sangat senang bisa bertemu denganmu malam ini," ucap Christ.

Follow ig:@Rinaanjani22

To be continued!!!

My Husband Is Cold Prince [[ COMPLETED ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang