22. Ingin Berpisah

272 17 0
                                    

Siap meramaikan kolom komentar?

Udah siap baca part ini?

Jangan lupa di vote dulu ya?
Aku hitung sampai 3.

1

2

3

Makasih yang udah vote😘

Happy Reading.

BAGIAN 22. Ingin Berpisah

Sekarang Putri Inggita sedang berada di istana tengah hutan bersama dengan Arga.
“Kamu dari mana aja?”
“Aku... pergi ke banyak tempat Arga. Teringat kembali saat aku masih menjadi Inggita yang biasa, bukan setelah menjadi Putri. Aku baru sadar...ternyata aku banyak berubah. Bukanlah Inggita yang dulu lagi,”

Arga mengusap jejak air mata di pipi Putri Inggita.
“Minggir lo,”

BRUKKK. Arga di jatuhkan secara mendadak oleh Pangeran Inn.
“Inn. Apa yang kamu lakukan?”
Arga bangkit dengan emosi.
“Gue udah bilang ke Lo, kalau liat Putri langsung bawa dia pulang,”
“Arga baru aja tiba Inn,”

“Terus apa yang baru aja aku lihat? Dia megang pipi kamu, apa aku harus mempercayainya,”
“Gue gak tahu apa yang baru Lo lihat. Atau yang Lo pikirkan Inn. Meskipun gue sungguh melakukannya, itu adalah urusan gue.”emosi Arga semakin membludak.
BUGH. Satu pukulan berhasil mendarat di wajah Arga.
“Inn. Aku bilang hentikan sekarang,”
Putri Inggita mencoba menahan tangan Pangeran Inn.
“LEPAS,”

BUGH. Kali ini Pangeran Inn yang mendapat serangan mendadak mengenai perutnya. Dia tersungkur hingga membentur meja.
“ARGA. STOP,”
“...Kamu gak berhak mukul Pangeran,”
Putri Inggita meninggalkan Pangeran Inn dan Arga dengan berderai air mata.
“INGGITA?”
Pangeran Inn bangun dan segera mengejar istrinya.
***
Setelah kejadian berkelahi tadi dengan Pangeran Inn. Arga kembali menuju pulang, di sudut bibirnya mengeluarkan darah yang sudah mengering. Dia pulang dengan kondisi yang sangat kacau.

“ARGA,”
“...Apa kamu berkelahi?”

Arga tidak menjawab pertanyaan yang di lontarkan ibunya. Dia lebih memilih diam.
“Sekarang kamu mengerti kan apa alasan bibi selama ini? Antara tahta dan cinta. Bibi sudah berkali-kali mengingatkanmu bukan? Bahwa kita datang untuk membalaskan dendam ibumu. Tapi apa? Kamu melupakan rencana itu dan malah mencintai gadis dari musuh kita. Sekarang kamu harus memilih tahta atau cinta,”

“Tahta. Ya, aku harus merebut tahta itu di tangan Inn,”
“Bagus. Inilah yang selama ini Ibu tunggu-tunggu dari mulutmu,”

Di satu sisi,  Pangeran Inn berhasil membawa istrinya pulang. Namun, sepanjang perjalanan mereka tidak saling bicara. Putri Inggita berjalan lebih dulu pada saat sampai di istana. Namun, dengan satu gerakan Pangeran Inn berhasil mencekal pergelangan tangannya.

“LEPAS,”
“Kamu marah karena sudah melihat foto itu bukan? Sebaiknya kamu melupakannya,”
“Melupakannya? Meskipun suamiku berciuman dengan wanita lain begitu?”
“Itu tidak seperti yang kamu lihat,”
“Lalu apa yang sebenarnya?”
“Kamu bisa kan? Tidak membicarakan orang lain,”
“Apa Jipanya itu orang lain bagimu?”
“Dia itu cuma masa lalu,”
“Terserah, aku tidak peduli,”
Putri Inggita sudah berusaha untuk pergi, tapi Pangeran Inn tetap menahannya.
“Aku bilang lepas!!!”
“Kamu tidak boleh menjauh dari aku,”
“Tidak lagi. Sekarang aku sadar, bahwa aku bukanlah istri yang berarti bagi kamu. Jadi, tolong lepaskan aku sekarang,”

My Husband Is Cold Prince [[ COMPLETED ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang