27. Salah Paham

164 11 0
                                    

Siap meramaikan kolom komentar?

Udah siap baca part ini?

Jangan lupa di vote dulu ya?
Aku hitung sampai 3.

1

2

3

Makasih yang udah vote😘

Happy Reading.


B

AGIAN 27. Salah Paham


BRAK. Raja Asgar menggebrak meja dengan keras. Wajahnya merah padam, dia sangat marah pada Pangeran Inn.

"Tugas semudah itu, kau bahkan tidak bisa mencapainya? Lalu bagaimana kau bisa mengurus negeri ini. Kau bahkan tidak bisa di andalkan,"

Pangeran Inn semakin merasa tertekan. Dia bahkan merasa tidak berguna sebagai seorang anak. Berkali-kali dia sering mengecewakan Ayahnya.

Sedangkan, Inggita sekarang sedang merasa bahagia. Berbanding terbalik dengan keadaan suaminya itu. Dia membawa bingkai foto ke dalam kamarnya. Bingkai foto itu berisi foto dirinya bersama Pangeran Inn. Tidak tahu ada pikiran dimana tiba-tiba Inggita ingin membuka laci mejanya. Hal pertama yang dia lihat adalah sebuah kotak persegi berwarna merah. Dia penasaran isi dari kotak tersebut, lagipula tidak ada salahnya bukan penasaran dengan barang suami? Inggita duduk di tepian ranjang dan membawa kotak merah tersebut. Tangannya mulai membuka kotak tersebut dengan rasa penasaran yang sangat kuat.

Jleb. Hatinya terasa sakit luar biasa. Isi dari kotak itu adalah foto-foto milik Jipanya, tapi mengapa suaminya masih menyimpan itu? Apa dia benar-benar belum bisa melupakan Jipanya sepenuhnya. Ataukah dia memang masih memiliki rasa untuk Jipanya. Sehingga, kedekatan yang tercipta diantara mereka berdua hanyalah alibi saja. Buru-buru Inggita menutup kembali kotak tersebut. Lalu, menyimpannya di tempat semula.

"Inn? Aku senang saat kamu mengambil fotoku dengan kamera mu. Tapi, kenapa kamu masih menyimpan foto lama mu? Foto yang baru udah ada, sementara yang lama masih tersimpan. Sebenarnya apa yang kamu inginkan?"Inggita bermonolog.
***
Pangeran Inn sedang jalan sendirian diantara trotoar menuju kampus. Langkahnya sengaja di hadang oleh Jipanya.
"Jipanya? Apa pergelangan tangan kamu sudah membaik,"
"Aku sudah merasa lebih baik sekarang. Aku berpikir...aku akan pergi lagi untuk mengejar impanku memanah,"
"Kamu udah gak terluka lagi 'kan?"
Jipanya tersenyum "Aku akan kembali ke London untuk kompetisi tahun depan. Paling gak...ini satu-satunya impian yang tertinggal bersamaku. Maukah kamu menyemangati aku?"
Pangeran Inn mengangguk "Inilah Jipanya yang aku kenal dulu,"

Mata Jipanya mulai berkaca-kaca. Mungkin ini akan menjadi hari terakhir di kampus ini dan juga perpisahan untuk lelaki pujaannya. Sedangkan, Pangeran Inn sudah mengeluarkan sesuatu di dalam tasnya. Dia menyodorkan kotak merah yang Inggita temui di laci kemarin pada Jipanya.

"Apa kamu tahu arti dari ini Inn? Bros merupai panah ini adalah perasaanku, dan bentuk love ini adalah hati kamu. Tapi, kamu mengembalikan ini sama aku. Itu artinya..."Jipanya menggantung ucapannya.
"Inn? Boleh aku minta pelukan terakhir dari kamu,"
Jipanya langsung menghambur ke pelukan Pangeran Inn. Bersamaan dengan itu Inggita sedang berjalan menuju ke tempat mereka. Dia melihat semuanya, ketika Jipanya memeluk suaminya. Tak lama, datang Arga di belakang Inggita.

"Putri?"
"Arga? Tolong antar aku pulang ya?"
Arga mengangguk patuh. Dia juga melihat apa yang di lakukan Pangeran Inn dan Jipanya.
***
Sekarang hari sudah semakin malam. Tapi Inggita belum juga pulang, Pangeran Inn sudah mencarinya kemana-mana. Tapi, hasilnya nihil dia belum juga menemukan keberadaan istrinya. Pangeran Inn sampai menyuruh pengawalnya untuk mencari Inggita.
"Maaf, Yang Mulia. Saya sudah mencari-carinya kemanapun setiap sudut kampus namun tidak ada,"

My Husband Is Cold Prince [[ COMPLETED ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang