04. Paksaan Mendesak

46.4K 3K 100
                                    

Seusai perkelahiannya dengan Ghana tadi, Kiara langsung berlari menuju kamarnya setelah mendapatan gelang itu kembali. Sebenarnya Kiara tidak terlalu membutuhkan gelang ini lagi, bahkan mengingat dirinya memiliki gelang ini pun sepertinya tidak. Kiara hanya suka mencari ribut dengan Ghana, adiknya yang satu itu memang partner war yang paling asik.

Cewek itu baru saja selesai mandi, Mamanya tadi memerintahkan untuk bersiap-siap karena tamu spesial sebentar lagi akan datang.

Hal yang membuat Kiara sangat penasaran. Siapa sih tamu spesial yang akan berkunjung keumahnya? Sampai-sampai Mama dan Papinya merahasiakan siapa tamu itu dari semua anaknya.

Kiara berinisiatif memakai dress yang lumayan formal, dress berwarna hitam dengan gaun yang lumayan panjang mencapai mata kaki. Kiara sangat suka warna hitam, menurutnya warna hitam itu adalah warna paling aman untuknya ketika memilih warna pakaian. Belum lagi kulitnya yang akan jauh terlihat lebih cerah bila berpakaian hitam.

Selain dress yang bagus, Kiara juga memoles sedikit wajah cantiknya dengan make up. Ya, setidaknya nanti kalau tamunya adalah rekan binis papinya yang masih muda dan tampan Kiara bisa modus-modus dikit lah.

Haha bercanda. Kiara menggunakan make up agar tidak terlihat pucat saja, kulitnya yang putih terkadang membuatnya terlihat seperti orang sakit padahal aslinya tidak.

Tak lama setelah semua persiapannya selesai, seorang tiba-tiba memasuki kamarnya tanpa permisi. Dia Kensha Dandi Albandito, adik tersayangnya.

Tidak seperti Ghana, Kiara tidak pernah bertengkar dengan Ken. Sikap Ken yang sangat cuek dan irit bicara membuat Kiara sangat menyayangi adik bungusnya itu. Tapi tidak ada yang tahu di balik sikap cuek dan dinginnya diluar sana, jika Ken sudah berhadapan dengan Kiara kakak perempuannya, anak itu itu tidak lebih dari bayi yang manja.

Diumurnya yang baru menginjak 10 tahun, Ken sudah menunjukan dirinya sebagai bibit unggul dari keluarga Albandito. Wajah anak itu sangat tampan, bahkan sepertinya Ghana saja sudah kalah. Tak heran jika Ken di usianya yang masih muda, sudah banyak memiliki penggemar disekolahnya.

"Kakak," penggil Ken membuat Kiara menoleh.

"Kenapa Ken?"

Ken memeluk Kiara dari belakang, hal yang membuat Kiara bingung adalah adiknya itu terlihat tidak bersemangat hari ini. "Ken, kenapa?"

"Ken cuma mau peluk," Ya, beginilah sifat Ken jika berhadapan dengan Kiara, sangat manja. Bahkan dengan Mama dan Papinya pun Ken tidak pernah bertingkah seperti ini. Sifat ini hanya lelaki itu tunjukan untuk Kiara, kakak tersayangnya.

"Bohong," Kiara membalikan tubuhnya, niatnya adalah menatap mata sang adik. "Ken kenapa sih? Sini cerita sama Kakak, sayang."

Ken kembali memeluk Kiara erat, lelaki muda itu menenggelamkan wajahnya di perut Kiara. "Ken cuma gak mau kakak pergi," ucap bocah sepuluh tahun itu lesu.

Kiara melepas pelukan Ken, dan beralih menangkup wajah munggil adiknya. "Yang bilang kakak mau pergi siapa, Ken? Kakak gak bakalan kemana-mana janji deh!" ucap Kiara menenangkan Ken.

Ken tidak menjawab, malah memilih untuk kembali memeluk Kiara erat, "Tamunya udah nunggu dibawah," ucap Ken.

"Yaudah ayo turun, pasti udah ditungguin sama Mama, dan Papi." ajak Kiara, namun Ken lagi-lagi menggeleng. Ada yang aneh dari tingkah bocah ini, tapi Kiara tidak tau apa penyabab Ken jadi lesu dan sedih seperti ini.

"Kakak, diem disina aja ya! Biar Ken aja yang turun, Kakak disini kunci pintunya sampe Ken balik!" ucap Ken sembari menatap Kiara dengan tatapan memohon.

KIADENDRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang