20. Hug and kiss

54.6K 2.4K 188
                                    

HAPPY READING!!!!!!

"APA?!" pekik Kiara tak santai saat mendengar ucapan Mbok Ayu.

"I-iya Non, D-den Dendra kecelakaan di lokasi syutingnya. Makanya b-banyak wartawan yang mau cari beritanya," jawab Mbok Ayu lagi.

Kiara merasa sangat khawatir sekarang, apa karena itu Dendra sama sekali tidak menghubunginya hari ini? Astaga Kiara merasa seperti seorang istri yang sangat tidak berguna sekarang.

"Sekarang Dendra dimana Mbok?" tanya Kiara pada Mbok Ayu yang masih terlihat gelisah sembari menengok ke arah jendela memantau situasi didepan rumah. Dimana situasi semakin tidak terkendali, banyak wartawan yang berusaha menerobos memasuki rumah, dan para satpam terlihat sudah sangat kewalahan.

"D-den Dendra ada dikamar Non." Jawab Mbok Ayu. "Non Mbok takut, soalnya dari pengalaman yang sudah - sudah itu para wartawan gak akan mau pulang sebelum dapet apa yang mereka mau," adu Mbok Ayu pada Kiara.

"Nanti aku kasi tau Bunda Adiba biar pengamanannya diperketat, aku naik dulu ya Mbok," Mbok Ayu hanya mengangguk, Kiara pun langsung pamit pergi menuju lantai atas tepatnya adalah menuju kamarnya.

Kiara menaiki tangga rumah dengan tergesa - gesa, pikiran gadis itu sudah tidak bisa tenang lagi memikirkan bagaimana kondisi suaminya saat ini. Apa sebegitu tidak pentingnya Kiara dalam hidup Dendra, sampai - sampai kejadian seperti ini tidak ada yang memberi tahu Kiara? Ahhh gadis itu sangat kesal dan khawatir sekarang.

Saat sampai didepan pintu kamarnya, Kiara langsung membuka pintu itu tanpa mengucapkan salam ataupun mengetuknya dulu. Dan pandangannya langsung tertuju pada Dendra yang tengah terbaring di atas ranjang dengan kaki dan dahi yang diperban.

"Kia, kamu udah pulang?" sapa Bunda Adiba saat melihat seseorang baru saja membuka pintu kamar. Disana juga ada Mama Ana, Papa Rehan, dan Ghana semua orang langsung menoleh ke arah Kiara termasuk Dendra.

"Kenapa gak ada yang kabarin Kiara?" tanya Kiara dingin, gadis itu kemudian berjalan menuju tempat tidur tanpa mempedulikan orang tua, mertuanya dan adiknya. Tujuan gadis itu sekarang adalah kondisi suaminya.

"Bunda tadi maunya telepon kamu, kalau Dendra kecelakaan di lokasi syutingnya. Tapi dilarang sama Mama kamu, katanya kamu orangnya panikan." Kata Bunda Adiba menjelaskan situasi itu pada Kiara.

"Iya tadi Mama yang larang, soalnya denger tetangga lahiran aja kamu yang panik Ra." Ucap Mama Ana, meledeki anaknya sendiri.

"Gak lucu Ma," Ghana menyenggol lengan Mamanya, menandakan bahwa sekarang bukan waktu yang pas untuk bercanda dengan Kiara.

Kiara tidak menjawab, gadis itu duduk dipinggiran kasur sembari memandangi sang suami dengan tatapan yang sangat khawatir. Sedangkan Dendra lelaki itu hanya tersenyum geli melihat tingkah sang istri yang terlihat sangat khawatir padanya.

"Yaudah Bunda mau turun dulu mau urus wartawannya ya!" pamit Bunda Adiba pada semua orang. Kiara mengangguk lesu.

"Saya ikut," ucap Papa Rehan singkat kemudian keluar kamar bersama Bunda Adiba.

"Ra, Mama mau masakin bubur dulu buat Dendra ya." Pamit Mama Ana juga kemudian berlalu keluar kamar juga meninggalkan Kiara, Dendra, dan Ghana saja disana.

"Gilak jadi nyamuk gue," dumel Ghana dalam hati, lelaki itu kemudian memilih memainkan game di ponselnya dari pada harus menyaksikan adegan romantis yang sebentar lagi akan dimulai oleh Kakak, dan kakak iparnya itu.

Kiara masih mengamati kaki dan dahi suaminya yang diperban dengan lekat tanpa terasa air matanya menetes begitu saja. Melihat itu Dendra merasa terkejut, lelaki itu kemudian mengambil sebelah tangan Kiara dan mengenggamnya erat.

KIADENDRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang