12. Hari pernikahan

77.7K 2.9K 161
                                    

Kalau bisa rasanya Kiara ingin kabur dari sini. Menurut gadis itu, ini merupakan hari terburuk dalam hidupnya, dimana ia duduk bersisian dengan Dendra di altar pernikahan dan menyandang gelar sebagai istri sah dari lelaki itu. Rasanya Kiara ingin menangis, namun ia coba tahan agar tetap tersenyum di hadapan para tamu undangan.

Gedung tempat resepsi pernikahan Kiara dan Dendra di laksanakan disebuah hotel megah, dengan dekorasi sangat elegan. Acara di laksanakan tertutup, agar media tidak tahu perihal pernikahan ini mengingat popularitas Dendra yang bisa jadi taruhan jika publik mengetahui lelaki itu sudah menikah nanti. Tamu yang hadir pun hanya kebarat dekat dan sedikit rekan bisnis kedua orang tua yang bisa di percaya.

Pernikahan yang dilandaskan sebuah perjanjian konyol, dilangsungkan secara tertutup hanya di hadiri oleh para rekan bisnis kedua orang tua mereka. Kiara rasanya ingin terbangun dari mimpi buruk ini sekarang juga.

"Hah.." Kiara menghembuskan nafasnya perlahan, menatap nanar kearah jari manisnya yang sudah tersemat sebuah cincin permata. Kenyataan ini begitu pahit, dimana dia harus menjadi korban dari keegoisan orangtuanya sendiri.

Air mata Kiara sudah tak terbendung, ia ingin menangis. Namun ketika sebuah genggaman di tangan yang menghantarkan hangat membuat perhatian Kiara teralihkan. Gadis itu menoleh kesamping, memperhatikan Dendra yang kini sedang menggengam tangannya erat seolah memberi kode agar jangan menangis di sini.

"Tahan bentar nangisnya, malu nanti di liatin tamu yang datang." Ucap Dendra berbisik, di sertai senyuman di wajahnya yang cukup membuat rasa sedih Kiara teralihkan.

Dendra terus menggengam tangan sang istri selama acara resepsi pernikahan berlangsung, Kiara pun tidak protes akan hal itu. Genggaman Dendra cukup membuatnya merasa hangat, dan membuatnya kuat untuk menahan tangis selama acara sialan ini berlangsung. Hingga para tamu sudah berangsur pergi, acara pun mulai sepi. Kiara pamit untuk pergi ke kamar terlebih dahulu dengan alasan sudah lelah.

***

Kiara kini tengah berada di kamar hotelnya, resepsi pernikahan baru saja selesai dilakukan dan gadis itu ijin untuk pergi ke kamar duluan karena lelah. Sedangkan semua keluarga besarnya masih ada di lantai bawah tempat resepsi pernikahan berlangsung.

Kiara duduk di pinggir kasurnya yang dihiasi banyak sekali serpihan bunga mawar, gadis itu duduk sembari menumpukan kedua lengannya di lutut dan menunduk. Meratapi nasibnya yang sudah tidak berstatus lajang lagi, diumrnya yang masih sangat belia.

Saat sedang asik bergelut dengan pikirannya, seseorang mengetok pintu kamarnya membuat Kiara bangkit untuk membuka pintu. Saat gadis itu membuka pintu terlihatlah Ghana dan Danindira berdiri disana dengan sebuah kotak kado.

"Ada apa kak?" tanya Kiara.

"Ini aku mau kasi kamu kado hehe. Tadi lupa!" jawab Danindira, dan Kiara segera mengambil kado itu dari tangan sang kakak ipar.

"Makasih, Kak."

"Jangan lupa dipake buat malam pertama ya!" ucap Danindira membuat Kiara melotot sempurna. Apa katanya tadi, malam pertama? Kiara bersumpah pada dirinya sendiri bahwa malam ini gadis itu tidak akan memberikan keperawanannya pada Dendra walaupun mereka sudah menikah.

Sedangkan Ghana, lelaki muda itu hanya berusaha menahan tawanya saat melihat ekspresi dari sang kakak.

"Yaudah aku kebawah ya, bye!" pamit Danindira sembari melirik ke arah Ghana.

"Kak gue juga kebawah dulu ya!" pamit Ghana yang dihadiahi anggukan oleh Kiara, namun sebelum melangkah terlalu jauh lelaki itu kembali menoleh ke arah Kiara. "Selamat bermalam pertama kakak ku sayang!" ucap Ghana jahil diikuti tawa iblisnya.

KIADENDRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang