Mobil Alphard milik Dendra baru saja berhenti di parkiran depan butik milik Tente Syala, saat Kiara hendak melepas seatbeltnya dan hendak turun dari mobil Dendra, lelaki itu malah menahannya. Sontak gadis itu melirik Dendra dengan malas."Apa lagi?" tanya Kiara malas.
Dendra tidak menjawab, cowok itu kemudian menoleh kekursi bagian belakang. Tampat Tania duduk. "Lo turun duluan aja, gue masih ada urusan sama Kiara." Ucap Dendra mengusir.
Tania hanya mengangguk, meskipun gadis itu mendapat pelototan tajam dari Kiara yang seolah bicara 'Tunggu jangan keluar dulu!' dari isyarat matanya. Namun Tania tidak peduli, mending dirinya masuk ke butik Bundanya dibanding menjadi kambing conge antara Kiara dan Dendra. Setelah Tania keluar dari mobil, Dendra melepaskan cekalan tangannya pada Kiara.
"Mau ngapain sih?" Tanya Kiara galak.
"Gatau," jawab Dendra cuek, sujujurnya alasannya manahan Kiara di dalam mobil karena ia tidak ingin melakukan fiting baju pernikahan, hatinya masih sangat berat untuk menjalani semua ini.
"Kalau gatau ayo turun, ini udah sore! Habis fitting baju gue mau buat tugas sekolah Dendra!"
"Bentar lagi,"
"Udah ah males gue sama lo!" Kiara hendak membuka pintu mobilnya, namun dengan sigap Dendra mengunci semua kendali pintu.
"Dendra buka!" geram Kiara.
"Tunggu bentar lagi,"
"Dendra!"
Dendra tidak menjawab, lelaki itu malah memainkan ponselnya membuat Kiara geram sendiri. Kiara merebut paksa ponsel Dendra, namun lelaki itu malah melemaskan tubunya. Membuat tubuh lelaki itu ikut tertarik mendekat kearah Kiara. Jarak keduanya sangat dekat, tatapan mereka bertemu. Sontak hal itu membuat Kiara menelan salivanya susah payah, wajah tampan dan aura yang sangat mendominasi dari Dendra membuat Kiara tidak bisa berkutik.
Kiara mendorong pelan tubuh Dendra, "Jauhan deh, gue risih!" lelaki itu tidak mendengakan ucapan Kiara, malah sekarang lelaki itu semakin mendekatkan tubuhnya pada Kiara.
"Dendra jauhan!" lelaki itu menyeringai, dan Kiara merasa ketakutan pasalnya jika senyum iblis itu muncul dari wajah tampan Dendra, maka ada hal aneh yang akan lelaki itu lakukan padanya. Hal itu juga selalu berkeliaran dalam pikiran Kiara. Apakah Dendra hanya genit dan mesum padanya saja? Atau pada semua gadis?
"Lo dari tadi terlalu cerewet, dan banyak ngelawan!" ucap Dendra tajam, manik matanya menatap Kiara dengan lekat. Kiara memundurkan tubuhnya saat Dendra semakin mendekat. Tanpa sadar Kiara menutup matanya rapat, ingatan akan kejadian memalukan di club malam kembali bersarang di pikirannya karena posisi ambigu ini.
"Ngapain tutup mata? Ngarep gue cium ya?" ledek Dendra dengan jahilnya, lelaki itu lantas menjauhkan tubuhnya sembari tertawa puas melihat nyali Kiara yang ciut saat posisi intim seperti tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIADENDRA (END)
Teen FictionMenikah bukanlah sebuah lelucon, apalagi untuk remaja dengan jiwa bebas seperti Kiara. Sebuah petaka hadir dalam hidup Kiara ketika kedua orangtuanya menjebak gadis itu dalam sebuah perjodohan konyol, meski menolak Kiara tetap tak bisa menolak perm...