17. Baikan

34.5K 2K 43
                                    

HAPPY READING!!!

Kiara dan Dendra kini tengah berada di mobil, sesuai janji tadi Dendra akan mengantar Kiara ke rumahnya. Sejak tadi didalam mobil hening dan sunyi tanpa percakapan membuat Dendra geram sendiri. Lelaki itu harus mencari cara agar Kiara mau bicara padanya.

"Kiara," panggil lelaki itu namun Kiara tidak menyahut.

"Kiara, udah dong nganbeknya. Gue kan udah minta maaf!" ucap lelaki itu frustasi.

Kiara menghela napasnya, gadis itu masih betah untuk mendiami suaminya. "Hmm," gumam Kiara sebagai jawab.

"Ra, maaf masa dendam banget sih sama suaminya?"

"Bodo," jawab gadis itu acuh.

Dendra mengangguk paham kemudian tidak lagi mencoba membuka topik, lelaki itu terus fokus dengan kegiatannya menyetir membiarkan Kiara bergelut dengan pikirannya sendiri.

Merasa tidak ada lagi usaha dari Dendra untuk merayunya gadis itu menjadi kesal sendiri.

"Udah segitu aja usahanya?" tanya gadis itu to the point agar lelaki disebelahnya itu peka.

Lelaki itu menoleh sekilas ke arah Kiara dengan alisnya yang bergelombang, "Maksudnya?"tanya lelaki itu bingung.

Kiara mendengus kesal, gadis itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ternyata suaminya itu sangat tidak peka pikir gadis itu. "Gapapa, lupain aja."

Oke sepertinya lalaki itu salah bicara, Dendra bukannya tidak peka dengan apa yang dimaksud usaha oleh Kiara. Hanya saja lelaki itu ingin agar istrinya lebih to the point lagi, dan tidak menggunakan kode - kode perempuan. Karena Dendra kurang menyukai hal itu.

"Sebelum kerumah Mama, kita mampir bentar ke restoran bentar ya Ra?" tanya Dendra pada Kiara yang kini masih memasang tampang kesalnya.

"Terserah," jawab gadis itu acuh.

"Gue laper soalnya, Lo laper gak?"

"Biasa aja,"

"Lo mau makan dimana?"

"Terserah,"

"Makan bubur aja mau ya? Masih pagi, gue suka sarapan bubur."

"Terserah,"

Dendra menghela napasnya kasar, lelaki itu sudah kehabisan cara agar Kiara berhenti marah padanya. Namun gadis itu tetap saja tidak luluh sedikit pun, perkenalannya dengan Kiara yang terbilang cukup singkat membuat Dendra kurang mengetahui apa yang bisa membuat Kiara memaafkannya. Sangat sulit berada dalam posisi Dendra saat ini.

"Kiara, udahan dong kamu marah - marahnya. Iya - iya aku ngaku salah, besok aku gak bakal kayak gitu lagi! Janji!" Ini adalah jurus terakhir yang Dendra punya, dengan mangganti panggilannya dengan 'aku-kamu' mungkin itu akan berhasil membuat Kiara luluh.

Mendengar Dendra mengganti panggilannya dengan 'aku-kamu' membuat hati Kiara menghangat seketika, pipi gadis itu memerah. "Gak usah gombal lo, kambing!" umpat Kiara kesal.

"Udahan marahnya sayang, ya?" ucap lelaki itu memohon.

"Iya - iya, besok awas aja kayak gitu lagi! Gue bakal kabur ke rumah Mama." Ancam gadis itu.

"Iya aku janji gak bakal egois lagi!" jawab lelaki itu yakin, membuat Kiara menarik sudut bibirnya.

"Aku pegang janji kamu ya?" tanya gadis itu, dengan sadar gadis itu juga ikut mengganti panggilannya dengan 'aku-kamu'. Hal itu sukses membuat Dendra juga menarik sudut bibirnya.

"Iya, sayang!" Dendra mengambil sebelah tangan Kiara, lalaki itu manggenggam tangan istrinya erat seperti tidak mau kehilangan. "Jangan ngambek lagi ya?" tanya lelaki itu lembut.

KIADENDRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang