4 | Crucial Hours for Sweet Treatments

15.7K 3K 1.5K
                                    

Iya, tahu sudah 1K vote. Rencananya aku mau post malam karena banyak yang suka baca malam. Tapi Aveyours pada minta di comment, ya sudah ku post. Bagaimana rasanya baca cerita yang 1-2 hari selalu up :p Buat yang minta update, ayo ikut vote dan comment juga. Suka sedih ada yg minta up tp nggak pernah muncul. Huhu.

Btw karena perkembangan itu selalu penting, jadi next part 1,1K Vote ya! Dikit kok. At least yang belum vote keluar. Yang udah vote biasa santai terus vote saa. Jangan lupa comment juga 1K. Lovexx





Jam makan siang menjadi waktu krusial untuk Kim Taeri. Biasanya, akan ada saja yang terjadi belakangan ini. Tentu kunci utama adalah si bos nakal, Ryu Jungkook. Taeri tidak pernah bermasalah dengan perjanjian kontrak mereka. Hanya saja, bukan berarti dia tidak masalah dengan perlakuan Jungkook yang akan membuat kecurigaan orang-orang. Sebenarnya, Kim Taeri hanya ingin hidup tenang, tetapi kata 'tenang' sepertinya adalah yang paling mustahil dalam hidup Taeri.

Sejak dari pagi, Ryu Jungkook tidak ada di ruangan. Terlihat personal asisten utama yang merangkap sekaligus bodyguard, tidak berada di mana-mana. Taeri tentu ingat bahwa hari ini Jungkook memiliki jadwal untuk meeting di luar. Eunbyul mengatakan bahwa Jungkook ditemani Yumi, salah satu sekertaris lainnya. Pantas saja meja Yumi kosong. Sejujurnya agak kecewa, sebab Taeri berharap dirinya yang ikut, tetapi menerima karena bagaimanapun dia jauh lebih baru dari Yumi. Bagaimanapun, di kantor dia adalah sekertaris. Bekerja. Jungkook tentu akan memilih yang menurutnya lebih baik.

Padahal, Taeri butuh sekali menyibukkan diri. Tapi sungguh, rasanya tidak ada kerjaan menumpuk. Memeriksa emailpun semuanya sudah dibuka dan dibalas. Ingin mengerjakan yang lain, ada di meja Yumi yang lacinya terkunci. Tidak bisa juga asal masuk ke dalam ruangan Ryu Jungkook. Merasa agak aneh dengan tidak adanya pekerjaan untuk hari ini.

Jam satu—jam makan siang. Jam krusial. Tidak masalah dan melupakan sejenak bahwa setengah hari pada jam kerja dia seperti memakan gaji buta, sekarang tetap saja mengisi perut. Kemarin-kemarin dia sudah lelah sekali. Tidak ada Ryu Jungkook, itu berarti dia akan makan bersama Eunbyul dan Ciara yang sudah melambaikan tangannya dari ruangan lain.

Mungkin ini seperti jinx, sesuatu yang tidak perlu dikatakan atau dipikirkan, sebab akan terjadi. Baru saja Taeri bangkit dari kursinya, di depan sudah ada Tuan Ryu yang memberikan senyuman. "Selamat siang, Nona Kim," sapa Jungkook. Manis.

Taeri terkejut karena tepat di depan mata. Bayangkan saja, Taeri baru saja bangkit, dan wajah tampan itu di depan matanya. Agak merunduk agar dapat menjangkau wajahnya. Dikit saja maju, kedua bibir mereka akan bertemu. Tidak. Tidak di kantor. Akan menimbulkan rumor. "Ah, rupanya anda sudah kembali, Tuan."

Jungkook menganggukkan kepalanya sambil menatap Taeri saja. Tidak bicara. Hanya ada hening di antara keduanya selama satu atau dua menit. Eunbyul dan Ciara yang memang sedari tadi sedang berbicara pada Taeri, sekarang menatap kejadian aneh itu dari meja mereka. Bingung. Sama seperti Taeri yang hanya bisa termangu kebingungan sementara Ryu Jungkook, senyumannya melengkung sempurna. Terlihat senang sekali.

"Ada apa, Tuan Ryu?" tanya Taeri lagi. Hati-hati.

"Sudah selesai," ujar Jungkook tiba-tiba. Tidak memberikan jawaban apapun. Hanya bangkit dari tubuh yang sedikit merunduk dan kedua tangan menumpu di meja.

"A-apanya yang sudah selesai?" tanya Taeri lagi. Apa ini masalah Taeri yang menangis semalam di telepon? Ah, mengingatnya, memalukan!

"Charging!" jawab Jungkook. Masih membuat kebingungan. "Aku lelah sekali harus meeting dan segala macam. Melihatmu membuatku semangat lagi," sambung Jungkook. Kemudian berbalik dan memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana. Pergi menuju ruangannya.

A Perfect Scenario ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang