11 | Future and Past

14.2K 2.6K 2.2K
                                    

Setiap baca komen kalian yang baper, heboh atau apapun, aku senang sekali! Jadi ku kasih part panjang lagi. Kayaknya 1,5K vote agak susah. Jadi kubuat 1,4K dan 2K comment ya. Ayo semangat Aveyours! Jangan lupa mampir ke ig dan pilihkan team-mu biar bisa dapat surat dari mereka tanggal 11 apa ya. Aku lupa. Ada di ig.

Oh ya banyak yang belum tahu padahal sering aku bilang. Iya, ini bakal dijadiin novel tapi selfpublishing. Awal Januari. Jadi cuma bisa didapatkan pas pre order, nggaka da ready, di toko buku ataupun shoppe. Dan ya, part ini kalian akan kubuat bimbang. Senang banyak yang bilang Team Kookri ataupun Team Hyungri. Hahaha apapun endingnya, semoga kalian menikmati. :)

Dan ini mereka pakai bajunya kayak di art yang aku post kemarin ya kurang lebih. Bisa ke ig langsung.


***


"Kim Taeri...  kau cantik sekali..." ujar Taeri pada sosoknya sendiri yang terpantul di cermin depannya. Berdiri di dalam kamar dengan pakaian rapih dan berdandan secantik mungkin.

"Wah.... Kim Taeri... kau benar-benar cantik," ujar Taeri lagi sambil memiringkan kepalanya. Memerhatikan sosoknya dan sesekali bergaya. Memutar sedikit untuk melihat keseluruhan tubuhnya.

"Bukan hanya cantik. Kau memukau. Kau hebat sekali. Wah sangat mempesona." Lagi. Kali ini Taeri memberikan senyuman paling manis pada sosoknya sendiri. Mencoba-coba dari senyuman lebar, senyuman tipis, hingga matanya ikut menyipit sambil tertawa ringan.

Menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskan perlahan sambil merapihkan outternya-nya, Taeri berlatih memberikan senyuman, sapaan, sampai tawa yang terlihat baik menurutnya. "Semua pasti akan baik-baik saja. Semua pasti akan lancar," ujar Taeri lagi untuk terakhir kali sebelum mengambil coat untuk dipakai, sebab musim gugur membuat cuaca menjadi dingin.

Ini sungguh membuatnya gila. Rasanya ingin berteriak, melepas kembali sepatu dan semua pakaiannya, menganti dengan pakaian rumah, dan lalu tidur saja. Berbaring di rumah. Atau mungkin lebih baiknya, dia berkerja saja seperti biasanya. Lebih baik. Tapi Kim Taeri, telah menerima tawaran Ryu Jungkook. Sudah ada perjanjian hitam di atas putih juga. Bisa-bisa dia dituntut.

Iya, hari ini dia harus bertemu dengan kedua orang tua Ryu Jungkook. Menjadi kekasih pura-pura. Tetapi tetap saja membuat dia ketar-ketir. Rasanya seperti memanjat paksa ke dalam rumah besar yang isinya bisa saja monster yang siap melahap, atau mungkin orang-orang kerajaan yang akan langsung menghukumnya, sebab diam-diam menyelinap.

Ponselnya berbunyi, Taeri kaget sendiri. Tetapi ketika melihat nama Jungkook, buru-buru mengangkatnya. "Halo.... kau sudah siap?"

"Tentu saja," jawab Taeri langsung. Sedang berusahap memantapkan diri. Bayangkan saja, dia benar-benar bangun pagi sekali untuk luluran, berendam, memakai semua produk kesayangannya yang beberapa biasanya hanya digunakan dalam dua minggu sekali. Lalu berdandan dengan sangat hati-hati, memberikan kesan berani, memukau, tetapi tidak berlebihan. Ia sampai membutuhkan waktu lama hanya untuk memilih warna apa untuk pemoles bibir atau eyeshadownya. Belum lagi untuk rambut yang ditata cukup lama. Rasanya ingin ke salon saja, Jungkook pasti membiayai, tapi Taeri memutuskan seorang diri, rasanya lebih berbeda. seperti keseluruhan dirinya. Dan terakhir, pakaian yang dibelikan Jungkook cukup banyak, Taeri harus memilih ini dan itu.

"Baiklah, aku tunggu di sini ya. Sudah aku katakan sebelumnya, bukan, kalau tidak bisa menjemput. Kau tahu sebagai anak, aku harus bersama mereka karena ini acara bersama para relasi," jelas Jungkook merasa tidak enak. Padahal dia sudah berkali-kali mengatakan dan Taeri tidak masalah.

"Tidak masalah, Koo. Ah, tunggu. Kita belum mulai pura-pura berpacarannya. Harusnya tidak pakai Koo." koreksi Taeri.

Di seberang sana, Jungkook terdiam sambil tersenyum. Merasa beruntung sebab Taeri tidak bisa melihatnya. "Kau boleh memanggilku apa saja, Nona Kim."

A Perfect Scenario ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang