7 | Perks Of Being Ok Tae's Step Sister

17K 2.8K 2K
                                    

Nggak perlu nunggu 1,2K di part ini, ini aku post. Tapi aku mau pidato dulu, dengerin ya ; Terima kasih untuk aveyours yang vote dan comment ngegas, jadi setidaknya ke-up lewat comment, aku jadi senang. Aku post. Terima kasih kepada admin fanbase yang promoin cerita ini. Kim Taehyungindo fanbase. Aku jadi senang, aku jadi post. Terakhir, terima kasih pada yang tercinta post fotonya di weverse, lalu abis itu di konten membership. Haduh, mana tahan untuk tidak post.

Again, part ini panjang sekali. Biasa yang aku pakai 2-3 part, di APS aku jadiin satu part biar komennya juga enak. Judulnya daripada Perks harusnya disaster sih haha! Ok, jadi next challenge, nggaka ada post post cepet kalau belum target. :p Itu 1,2K vote. 1,4K komen. Semangat!

Tips, kalau mengandalkan Sillent reader tidak bisa, ada cara lain. Promoin cerita ini ya. Beberapa aku temuin rekomen di twitter dari ngetweet biasa sampai balesin base. duh. Ada juga yang post di instastory tag aku ataupun nggak. Dan yang paling ampuh, post di tiktok rekomen cerita ini atau cerita aku. Pokoknya kawal APS sampai akhir!

***

Mungkin Kim Taeri dan Ryu Jungkook memang pasangan yang tepat jika membicarakan tentang perjanjian mereka. Keduanya benar-benar pandai bersandiwara, terbukti bahkan ketika mereka harus melakukan dua hal yang bertentangan. Harus berpura-pura berkencan di depan orang tua Ryu Jungkook, dan sekarang pura-pura di antara mereka berdua tidak pernah terjadi apa-apa saat di kantor.

Pagi-pagi sekali, Jungkook sudah datang ke kantor. Padahal dia tidak perlu datang sama dengan waktu karyawan lain. Dia juga tidak perlu datang setiap saat. Tapi Ryu Jungkook memang pemuda rajin. Atau mungkin ada hal lainnya, seperti ingin melihat wajah Taeri setelah pergulatan mereka di atas kasur kemarin. Pertama kali untuk Jungkook segila dan seberantakan itu. Sulit melupakan. Sejujurnya setiap dia memejamkan mata, kerap terbayang wajah Taeri yang memanggilnya dengan 'Koo', ditambah wajah memerah lelah dan menikmati.

Keadaan kantor masih seperti biasanya, Taeri dan Yumi sudah duduk dan menyibukkan diri di meja masing-masing. Mereka berdua memiliki ruangan sendiri yang berada di ujung lorong yang hendak menuju ruangan Ryu. Sementara di ruangan lain ada divisi yang berisi Eunbyul dan Ciara. Jujur saja, keduanya sedang memerhatikan Taeri diam-diam. Ingin tahu apa kecurigaan orang-orang benar, tentu termasuk mereka berdua. Berusaha bertanya langsung pada Taeri, tetapi entah mengapa temannya itu sekarang seolah berada di bagian lain bumi ini. Sulit sekali didekati. Selalu sibuk dan tidak bersinggungan. Atau mungkin sengaja menghindar, sebab setiap Eunbyul melambaikan tangan, hendak berbicara dengan Taeri, memanggil, selalu saja membuang muka.

"Selamat pagi Tuan Ryu," sapa Yumi yang sudah bangkit dari kursinya, sebab jika ingin ke ruangan Jungkook—menuju lorong—harus melewati ruangan sekertaris utama dulu. Sangat sopan dan manis. Bahkan wanita keturunan Korea dan Jepang itu hari ini terlihat agak berbeda, lebih cantik dari biasanya, walaupun memang selalu cantik. Taeri menyadari bagaimana Yumi memoles make up agak berbeda, dan juga gaya pakaian yang lebih berani dari biasanya. Taeri suka style Yumi hari ini.

Jungkook tersenyum memandang Yumi yang berada di ujung, lalu menganggukkan kepala. Tipikal bos besar.

Harusnya Taeri terlebih dulu yang mengucapkan sapaan dan berdiri, sebab dia yang lebih dekat dengan pintu masuk ruangan, tetapi Yumi lebih cepat dan sigap. Entah harus merasa tidak enak pada Jungkook sebagai bosnya, atau malah merasa aneh dengan sikap Yumi. Namun sama sekali tidak mengganggu. Jika wanita itu memang berusaha mencari perhatian Jungkook, tidak masalah. Itu bukan urusannya. Kecuali jika Yumi berniat untuk mendepak dari posisinya sekarang.

Kepala Jungkook menoleh, menatap Taeri yang tengah berdiri dan juga tersenyum sopan padanya. "Selamat pagi, Tuan Ryu." sapa Taeri juga. Tidak langsung membalas, Jungkook malah melihat Taeri dari ujung kaki sampai ujung kepala. Rasanya seperti terintimidasi, entah karena tatapan, atau takut orang menyadari kejanggalan yang ada pada mereka berdua.

A Perfect Scenario ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang