Aveyours! Aku update! Tentu saja aku menepati janji di ig yang aku bilang tanggal 14 akan update.Terima kasih yang sudah ikut Pre Order kemarin. Oke, ini tinggal part terakhir yaitu part 25, lalu Epilogue. Ayo buat aku double update atau fast update. 1,8K vote dan 1,8K coment. Semoga masih betah dan semangat! Akan ada part uwu, sedih, manis, sampai ha?? di sini!
Taeri terkejut. Namun entah mana yang membuatnya lebih terkejut, terlalu banyak.
Ryu Jungkook yang tiba-tiba mengajak temannya makan bersama, lalu mendeklarkan bahwa mereka berkencan, seolah sedang meminta izin dengan orang tua.
Atau kedatangan Choi Jimin yang tiba-tiba. Terlebih terang-terangan mengatakan kalau ingin menemui dirinya. Bicara empa mata.
Tetapi ada yang lebih membuatnya terkejut, yaitu reaksi Ryu Jungkook sendiri. Taeri tidak pernah menyangka akan melihat ekspresi seperti itu dari wajah Jungkook. Belum pernah melihatnya sama sekali sampai saat ini.
Kedatangan Jimin sudah pasti dikarenakan sesuatu yang benar-benar penting, kalau tidak, pria itu bisa hanya sekadar mengirim pesan saja. Merasa tidak enak karena seharusnya dia berkerja, Taeri hendak meminta keringanan pada Jungkook. Sebentar saja. Berbicara di lobi atau di rooftop. Yang mana saja bisa. Tetapi kemungkinan besar, Jungkook akan memberikan ruang meeting khusus untuk kekasihnya. Biasanya begitu.
Ketika Taeri menoleh pada Jungkook ingin meminta izin sebagai atasan dan bawahan terlebih dahulu, ia menemukan Jungkook bahkan sama sekali tidak melihat ke arahnya. Tatapan Jungkook begitu serius dan mengintimidasi. Rahangnya mengeras. Dahinya sedikit berkerut dengan kedua alis yang menukik. Seluruh tatapannya diberikan pada Jimin sambil memasukan kedua tangan ke kantong celana. Berdiri tegap seolah bersiap untuk pertandingan di atas ring tinju. Tentu tidak dengan setelan jas formal yang sedang dia pakai seperti sekarang.
Marah atau sangat berhati-hati. Itulah yang dapat Taeri tangkap sekarang.
Tentu Jimin sadar sepenuhnya. Dia terkekeh manis. Terlalu tenang dan santai. Sama-sama memasukan kedua tangan ke kantung. Kaki panjangnya terlihat begitu indah karena bajunya dimasukkan ke dalam celana. "Jungkookie.. kau tidak perlu cemas akan apapun," ujar Jimin seperti dapat membaca keadaan. Baginya, Jungkook tetaplah adik kecil yang manis. Dan jujur saja, dia juga baru pertama kali melihat Jungkook seperti ini.
Pun Jimin melirik sekilas ke Taeri yang berdiri agak canggung sebab suasana yang menyelimuti. Kepala Jimin dianggukkan, mengerti jelas apa yang sedang terjadi di antara keduanya. "Kalian terlihat sangat cocok. Serasi. Selamat untuk-" Jimin menggantung kalimatnya. Berpikir sejenak. Taeri dan Jungkook memang telah mendeklarkan sebelumnya saat di pesta kalau mereka memiliki hubungan, tetapi Jimin tahu ada yang berbeda. Entah bagaimana cara kerja hubungan mereka sebelumnya, yang sekarang-terlihat lebih nyata.
"Apapun itu, ku rasa hubungan kalian sekarang sudah lebih erat dan itu bagus. Aku mendukung kalian. Apapun yang membuat kalian bahagia," sambung Jimin sambil mengedikkan bahunya.
Ciara dan Eunbyul adalah yang paling berterima kasih saat ini. Yang paling diuntungkan. Sedari tadi mereka memang duduk, tetapi berusaha agar kehadiran mereka tidak terasa sama sekali. Suasana begitu mencekam. Mereka tidak benar-benar tahu apa yang terjadi selain memang sedikitnya tahu kalau Taeri dan Jimin cukup dekat. Apa yang terjadi saat ini jauh di luar jangkauan mereka berdua.
Melihat pada Ryu Jungkook, raut wajahnya juga sudah berubah dari sebelumnya. Lebih tenang-rileks. Malahan ada sedikit senyuman yang terlihat. Mungkin karena Jimin telah menunjukkan bahwa dirinya bukanlah musuh dalam urusan Taeri. Kalau di luar itu, tentu Jimin akan selalu menjadi yang dekat dengannya. "Terima kasih, hyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Perfect Scenario ✓
Romance[Self Publishing ; Shopee ; bublekook ] Berbicara tentang bos di kantor, katanya, ada dua tipe bos di dunia ini ; 1. Pertama, yang saat pagi disambut sapaan ; "Selamat pagi, Tuan." di Kantor. 2. Kedua, yang saat pagi disambut dengan sapaan ; "Sudah...