21 | Pandora

14K 2.4K 2.4K
                                    

Happy New Year! Ini hadiah buat kalian!

Jangan lupa vote dan komen banyak-banyak ya. Kemarin sepi sekali. Ayo dong, ingat PO tanggal 3 tapi kan cetaknya dua bulanan. Memang nggak mau baca tamat versi wattpad dulu? :( Ayo gas lagi dong 2K comment. Ayo! 

Btw thanks too Taekook yang post selca. Aduh jadi inget pas APP Jikook post. Nah sekarang APS Taekook post. 

Rasanya seperti reuni, kedua pria tampan itu sama-sama berada di balkon, dengan minuman alkohol kelas atas yang diteguk. Saling menatap langit, atau sekadar melihat pemandangan malam yang semakin larut. Dulu sering begitu, hanya tempatnya saja berbeda. Kemudian ketika minuman telah diletakkan, alasan satu-satunya keduanya berada di balkon adalah merokok. Jimin mengapit rokok antara jari telunjuk dan jari tengah, sementara Taehyung di antara telunjuk dan ibu jari. Sama-sama diembuskan ke udara dengan tampang kalut. Taeri tentu sudah pergi sedari tadi kembali ke apartemennya.

Keduanya sama-sama bukan perokok berat atau aktif sesering mungkin. Mereka merokok hanya ketika pikirannya seperti sedang tidak bisa diajak berkompromi. Ketika sedang kalut, stress, frustasi—apapun itu. Sayangnya hal-hal semacam itu sering terjadi. Penyebab kali ini adalah orang yang sama, wanita yang sama, wanita yang ada di hidup mereka berdua, Kim Taeri. Wanita yang sekarang sudah angkat kaki dari kehidupan mereka. Memutuskan keluar dari lingkaran yang tidak akan ada habisnya. Entah keduanya harus merasa sedih atau senang, sebab ketika mereka dipertemukan kembali, Taeri malah yang telah pergi. Berhasil menyelamatkan diri. Tersisa mereka berdua dengan kekacauan dan kegilaan.

Ok Taehyung sadar, seharusnya sedari awal dia memperlakukan Taeri dengan baik. Ada rasa menyesal yang begitu besar. Selama ini dia mengira Taeri akan selalu di sampingnya. Taeri tidak akan ke mana-mana. Sekuat apapun Taehyung mendorong, mengabaikan dan meninggalkan, Taeri akan selalu kembali padanya. Wanita itu tergantung padanya. Tetapi rasanya ada kesalahan besar. Semuanya telah berbeda.

"Kau—menyukai Taeri juga kan, Jim?" tanya Taehyung tiba-tiba membuka suara. Taehyung tidak berani melihat Jimin. Menatap ke depan sambil membungkuk. Tubuhnya bersender—menumpu—di pagar balkon.

Jimin sampai menoleh, agak terkejut, tetapi berakhir terkekeh. Seperti biasa tenang. Jimin mengusap kepala Taehyung lembut. "Jawabannya sudah tahu kan? Tentu saja suka. Kalau tidak, aku tidak akan mau kau ajak threesome begitu."

"Sejak kapan?"

Berpikir sejenak, menarik diri pada kenangan lampau. "Awalnya... aku biasa saja pada Taeri. Dia cantik, pintar, terlihat sempurna. Tapi bukan itu yang dapat menarik hatiku. Ketika kau mengenalkannya, aku tahu bahwa dia jelas menyukaimu. Aku tidak begitu peduli, sampai kau memberi usul bermain bertiga. Aku kaget dan merasa kau gila. Tetapi yang paling aku kaget adalah saat kau mengatakan kalau Taeri menyetujui. Aku jadi bertanya-tanya wanita seperti apa Taeri.

Seperti yang aku katakan, Taeri jelas menyukaimu. Mencintaimu. Sampai kemudian tiba-tiba dia mendatangiku. Dia sendirian. Kukira dia disuruh olehmu. Ku kira dia tipikal wanita penurut yang membosankan, tetapi ketika dia berbicara padaku, matanya mengatakan hal lain. Dia bahkan berani bertanya padaku apakah tidak masalah dengan permintaan Taehyung. Dia bilang, dia tidak mau membuatku tak nyaman. Dia memikirkan diriku. Dan dia membuatku semakin penasaran.

Lalu—dia mengatakan bahwa, dia melakukannya untukmu. Saat itu aku terkejut. Pertama kali aku melihat hal segila itu. Perasaan sebesar itu. Matanya datar, sulit terbaca, entah takut atau ragu, atau malah berani. Semuanya abu-abu. Dia satu-satunya yang tidak aku mengerti.

Dan kemudian aku sadar bahwa aku terpikat dengan kemisteriusannya. Namun yang paling membuatku terpikat adalah cara dia mencintai. Cara dia menatapmu... Rasanya seperti mengebu tetapi tulus. Saat itu aku berharap, aku dapat dicintai seperti itu juga.," jelas Jimin dengan penutup senyuman tipis dan mata berbinar. Tidak menyangka bahwa membicarakan tentang masa lalu akan membuatnya sebahagia ini. Perasaan itu masih sangat terasa. Begitu nyata.

A Perfect Scenario ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang