23 | Amore

15.2K 2.3K 2.1K
                                    

Kita sambut, pasangan baru! Tadinya harusnya sudah tamat, tapi aku kasih lagi deh. Aku tease kalian. Ternyata memang lebih panjang. Fyu aja 23 part APS setara 46 part cerita aku yang lain terutama bagian words. Jangan upa vote dan comment banyak-banyak biar diupdate lagi! 1,5K vote, 2K comment!





'Sudah pagi, Tuan?'—nya Kim Taeri mendadak menjadi guyonan di antara Jungkook dan Taeri, sebab memang pada akhirnya disebutkan, tetapi dalam keadaan berbeda. Keduanya memiliki hubungan khusus, berkencan. Perlu digaris bawahi bahwa ini bukan lagi skenario.

Koi no yokan—nya Ryu Jungkook jadi terbukti juga. Mereka pada akhirnya benar-benar memiliki hubungan khusus. Manis.

"Belum pagi... masih malam... sudah tidur saja lagi. Sini, dipeluk Ryu Jungkook dulu..." kata Jungkook yang hendak merengkuh Taeri erat-erat. Di atas kasur saja sayang-sayangan seharian.

Keduanya sudah tertawa. Sudah sadar. Matahari juga sudah bersinar. Jelas sudah pagi. Taeri tahu, tetapi Jungkook tidak peduli. Masih bersikeras.

Rasanya tidak henti untuk Taeri terkekeh. Bahagia. Seperti semua luka yang membusuk di dada, hingga sisa-sisa kerak yang terlalu lama, perlahan mengelupas. Tidak terasa perih, malahan berjatuhan dengan indah seperti daun-daun menguning di musim gugur, atau serbuk bungga yang tertiup, lepas dari tempat awalnya, lalu berterbangan pada musim semi. Rasanya berbeda.

"Berhenti melakukan yang aneh-aneh, Tuan Jungkook," kata Taeri sengaja menekankan kata 'Tuan' agar menyadarkan bahwa mereka harus segera berkerja. "Ayo bangun, kita harus bergegas segera ke kantor," ajak Taeri yang bangkit dari kasur terlebih dahulu. Tubuhnya masih lemas. Pangkal kakinya masih nyeri. Agak oleng karena juga baru bangun tidur.

Jungkook jadi khawatir sendiri, tetapi tidak juga dapat menahan senyumannya. Maka ia menarik Taeri lembut agar kembali ke kasur dalam keadaan duduk. Maunya sih langsung berbaring lagi lalu dipeluk. "Masih sakit ya? Aku—agak kasar? Maaf, terlalu menikmati. Terbawa suasana..." ujar Jungkook.

Terdiam sejenak, Taeri ikut senyum juga. Benar-benar sulit menahan senyuman untuk keduanya. "Kau meminta maaf, tetapi wajahmu tidak terlihat merasa bersalah sama sekali Koo..." kata Taeri sambil menaikkan kedua alisnya, seolah berhasil menangkap basah pria itu.

"Hehe... haruskah aku merasa bersalah?" tanya Jungkook balik. Benar-benar tidak merasa bersalah.

Kedua mata Taeri memincing. Dia melipat kedua tangannya di depan dada. "You little brat!"

Mata Jungkook menyipit. Deretan giginya terlihat dengan dua di depan yang lebih besar dari lainnya. Persis seperti kelinci "Kau salah, noona. Aku buka liitle brat. Aku anak yang baik. Pria yang manis."

Iya, anak baik dan pria manis yang nakal.

"Dan—milikku juga tidak 'little'."

Kan! Baru juga dibilang!

Tidak mau meladeni, Taeri lebih memilih untuk bergegas. "Ayo.. Ayo berkerja..."

"Aku tidak perlu ke kantor setiap saat, noona. Aku bisa berkerja di rumah. Aku bosnya," bantah Jungkook langsung.

Taeri mendengus. "Baiklah, tetapi sayangnya aku bukan bos, jadi tetap harus berkerja."

"Tapi kau pacar bosnya," sahut Jungkook lagi. Tidak ada habisnya.

Diam saja. Taeri hanya diam saja. Berdebat dengan Jungkook, sedang sulit-sulitnya. Keduanya memiliki cara pikir dan pandang berbeda dalam permasalahan ini. Masalahnya keduanya sama-sama memiliki sisi benar dan salah secara bersamaan.

A Perfect Scenario ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang