PART 19

1.1K 33 0
                                        

Anjani POV

 

Siang itu aku pergi keluar bersama Romy, Risa dan Dika. Kami makan siang sambil membicarakan tentang kelanjutan pendidikan kami. Aku dan Romy sudah lebih dulu datang, dan 20 menit kemudian Risa dan Dika datang. Kata Romy, kemarin sepulang dari rumah ku Dika menyatakan perasaan nya kepada Risa. Dan artinya sekarang mereka sudah jadian yeaayy aku ikut senang.

“Duh, dari mana aja jam segini baru dateng. Kita udah nunggu lama juga?” Keluhku.

“iyaiya sorry, Risa tuh dandan nya kelamaan.” Dika malah menyalahkan Risa, tapi dengan nada bercanda.

‘’Kok aku sih, yang dateng nya lama kan kamu yaa.” Risa tidak mau disalahkan.

“Udah udah jangan salah salahan. Masa baru kemarin jadian bukan nya sayang sayangan malah berantem sih. Gaenak diliat tetangga haha.” Romy menggoda kedua sahabat nya.

“Oke lupain yang tadi, sekarang kalian mau makan apa? Pesen aja.” Tawar Romy.

“Gue White Coffe aja. Kamu mau apa ris?” Tanya Dika kepada Risa.

“Aku juga sama deh.” Jawab Risa.

“Oke, mas White Coffe nya dua  ya.” ujar Romy kepada pelayan cafe.

“Jadi gimana nih rencana kalian. Mau lanjut kemana?” tanyaku.

“Kalo gue sih mau ke Bandung, gue kuliah disana. Gue mau masuk ke fakultas dokter hewan.” Jawab Dika.

“Gue juga di Bandung, tapi gue ngambil Farmasi.” Jawab Risa.

“Kalian di Bandung? Yaah terus aku disini sama siapa dong.” Dika dan Risa lanjut ke Bandung, sedangkan aku di Jakarta.

“Kan ada Romy, kalo lu mau lanjut kemana Rom.?” Tanya dika pada Romy.

“Kayanya gue untuk sekarang ga kuliah deh, rencana gue sih mau buka usaha caffe.” Jawab Romy,.

Aku memang sudah tahu kalau Romy tidak melanjutkan kuliah. Dan karena ini juga aku dan Romy sering berdebat karena alasan Romy yang kurang logis. Dia bilang ingin mandiri dengan cari uang dengan hasil keringat nya. Tapi kan bisa sambil kuliah juga, ya sudah lah terserah dia.

“Tau tuh Romy ga mau nerusin kuliah.” Ujar ku sambil melirik ke arah Romy.

“Sayang, aku udah bilang ke kamu kan.” Sahut Romy sambil mengusap kepalaku. Tapi aku hanya diam.

“Lu jadi ke UNJ jan?” tanya Risa kepadaku.

“Jadi lah, keluarga gue nyuruh nya disitu. Kakak gue juga sebentar lagi mau wisuda.” Jawabku.

Tidak terasa kami disini sudah ber jam jam lamanya. Sekarangpun sudah pukul 8 malam dan kami memutuskan untuk pulang. Aku diantarkan Romy sampai rumah, se angkan Dika dan Risa sepertinya masih ingin menghabiskan waktu berdua.

 

Romy POV

 

Saat kami semua memutuskan untuk pulang, aku buru buru mengambil handphone ku dan mengirim pesan singkat ke nomor Dika.

Dik, abisguenganterinAnjani. Tunggudisiniguemaungomongpentingsama kalian. Jangankemanamana! *send.

Setelah aku selesai mengantarkan Anjani pulang, aku kembali ke caffe tadi. Dan syukurnya mereka masih disana.

“Lo mau ngomong apaan Rom?” Tanya Dika yang disamping nya ada Risa

“Gue mau ngomong jujur sama Anjani tentang semua nya. Tapi gue bingung mau ngomong kapan, sekarang dia mau kuliah. Takut nya hal ini bisa ngengganggu kuliah nya dia.” Kataku kepada mereka.

“Kalo kata gue jangan sekarang Rom, waktunya belum tepat. Mungkin setelah dia masuk kuliah aja baru lo ngomong nya.” Usul Risa.

“Tapi apa itu ga kelamaan?” tanyaku bingung.

“Paling sekitar 2 bulan lagi Rom, sabar aja.” Dika menenangkanku.

“Dia pasti bakal marah banget sama gue, dan bakal pergi ninggalin gue.” Belum juga bicara, pikiranku sudah kemana mana.

“Lo jangan nethink dulu Rom, Anjani ga bakal sejahat itu kok. Gue kenal banget.” Sahut Risa.

“Yaa tapi kan keluarga dia itu semuanya dokter. Dia juga pasti tahu tentang penyakit gue ini.” Pikiranku masih saja jelek.

“Udah lu percaya aja sama kita. Tenang aja oke” ujar Dika.

Setelah aku kembali kerumah, aku terus memikirkan bagaimana caranya aku ngomong semua ini ke Anjani. mau bagaimanapun aku harus bicara tentang semua ini, harus. Mau seperti apa tanggapan dia aku harus terima, memang ini udah jadi resiko.

Jujur aku takut kehilangan Anjani, aku sangat mencintai dia. Sebelum aku menghadap ke yang Maha Kuasa, aku harus membuat dia bahagia bagaimanapun caranya. Aku tahu kalau umurku tidak akan lama lagi. Sampai kapanpun, aku akan tetap mencintai Anjani. hanya ada nama dia didalam hatiku, bahkan setelah aku kembali, aku akan menunggu nya kembali bersama ku disana. Jika aku tidak bisa bersama sama dengan nya di dunia, maka aku akan menunggu nya di tempat yang abadi.

Stay With Me, PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang