Author POV
Anjani yang khawatir dengan keadaan Romy, dia langsung buruburu menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, disana sudah ada Dika dan Risa yang menemani Romy. Romy yang tengah duduk di ranjang nya nampak terkejut dengan kedatangan Anjani.
“Anjani?” ucapnya heran.
“Kamu kok sakit gak bilang bilang sih Rom, kamu gak tau apa kalau aku tuh khawatir banget sama kamu dari kemaren dihubungin gak perah aktif.” Sahut Anjani dengan penuh ke khawatiran
“Maafin aku yaa, aku gamau ngerusak acara keluarga kamu. Sekali lagi maaf ya” Romy menggenggam tangan Anjani.
“Iya, aku maafin tapi lain kali kalo ada apa apa bilang aku yaa” Anjani mulai meneteskan air mata.
“Iyaiya sekali lagi aku minta maaf, tuhkan nangis. Jangan nangis ihh.” Ucap Romy sambil menghapus air mata yang turun di pipi Anjani.
“Lagian kamu nya juga sih. Ohiya ibu sama Jihan mana?” Anjani melihat sekeliling.
“mereka dirumah, paling sebentar lagi juga kesini.” Jawab Romy.
Selagi mereka berempat ngobrol, Ibu dan Jihan pun datang. Jihan terlihat senang karena disitu ada Anjani. ia langsung berlari ke arah Anjani dan seperti biasa, sikap bawelnya Jihan membuat Anjani tertawa.
Anjani dan Romy tengah mengobrol pelan. Ibu nya dan Jihan sedang menonton tv yang ada di kamar Romy.
“Gimana keadaan kamu sekarang Rom?” Tanya Anjani.
“Yaa beginilah, kata dokter penyakit aku semakin parah.” Jawab Romy lemas , raut wajah Anjani menunjukkan kesedihan nya dan menahan untuk tidak mengeluarkan air mata.
“Kamu pasti sembuh yaa, kamu udah janji. aku akan terus disamping kamu aku gak bakal ninggalin kamu. Kamu harus lawan penyakit kamu demi aku yaa demi kebahagiaan kita nantinya.” Ucap Anjani menguatkan.
“Mustahil Jan, umur aku juga gak akan lama lagi. Kalau aku pergi, kamu jangan nangis yaa, aku gak mau liat kamu nangis.”
“Gak ada yang gak mungkin Rom, inget dokter itu bukan Tuhan yang bisa nentuin umur kamu dan bisa nentuin apa kamu bakal sembuh atau engga. Sependek apapun umur kamu. Aku akan selalu buat kamu tertawa. Aku gak bakal biarin kamu kesepian.”
“Makasih sayang, aku sayang kamu sayang banget.” Romy mengelus lembut rambut Anjani.
“Aku juga sayang banget. Rom, kok badan kamu mulai panas lagi. Kamu kenapa? Apa yang kamu rasain sekarang, kamu udah minum obat kan?” ucap Anjani cemas.
“Engga, aku gapapa Cuma pusing aja. Udah kok aku udah minum obat”
“Beneran udah, yaudah kamu tiduran gih istirahat. Aku disini kok nungguin kamu.”
“Iyaa, kamu jangan kemana mana yaa disini aja.”
Romy pun perlahan mulai memejamkan matanya. Anjani yang duduk dikursi di samping ranjang hanya menatap sedih wajah Romy yang sedang tidur sambil tangan kanan nya memegang tangan Romy dan tangan kirinya mengusap rambut Romy dengan lembut.
Anjani POV
Kamu harus sembuh sayang, aku gak mau kehilangan kamu aku sayang kamu. Aku janji, aku akan terus ada disamping kamu dalam keadaan apapun. Aku gak bisa lihat kamu sakit sakitan terus kaya gini aku gak kuat.
Tak terasa waktu sudah hampir malam, aku harus pulang karena besok aku ada jadwal kuliah. Romy masih tertidur pulas, aku ga tega buat bangunin nya.
“Sayang, aku pulang dulu yaa besok pulang kuliah aku kesini lagi. Kamu jangan lupa makan sama minum obat yaa.” Bisikku pelan ditelinga Romy dan mencium keningnya.
“Ibu, saya pulang dulu yaa. Jihan, kakak pulang dulu yaa.” Pamitku kepada ibu dan Jihan sambil mencium tangan ibu.
“Kamu pulang sekarang? Dianter siapa? Romy nya masih tidur tuh” tanya ibu padaku.
“Iya bu, soalnya besok kuliah. Aku naik taksi aja. Iya bu gapapa biar dia istirahat” jawabku.
“Yasudah kalau gitu hati hati yaa.”
“Iya bu, Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam”
3 hari kemudian
“Akhirnya pulang juga.”ujar Romy yang sambil menghempaskan tubuhnya di sofa.
“Cape ga? Aku pijitin sini.” Tanyaku pada Romy yang terlihat lelah.
“Asiikk, pijitin kepala aku yaa pusing nih.” Ucap Romy manja.
“Ihhh kak Romy malu maluin, kaya anak kecil aja.” Teriak Jihan yang sambil berjalan dari dapur.
“Biarin wleee, bilang aja sirik. Udah sana kedalem jangan gangguin, kakak mau pacaran dulu” Ledek Romy.
“Yee dasar abang jelek.” Jihan kembali masuk sambil memanyunkan bibirnya.
“Kamu ih iseng aja sama Jihan.” Aku memukul tangan nya.
“Aww, biarin ah seru kalo ngeledekin dia. Yaudah cepet katanya mau mijitin” ucap Romy sambil menaruh kepalanya di pangkuanku dan memejamkan matanya.
“Kalo tidur aku tinggal pulang.” Aku menghentikan pijitanku.
“Engga engga, siapa yang tidur. Jangan pulang dulu yaa sayang cantik.” Kata Romy sambil mencium tanganku.
Sudah hampir 4 jam aku berada dirumah Romy, sekarang saatnya aku pulang. Aku berpamitan kepada seluruh orang rumah.
“Aku anter yaa, udah malem” Romy menawarkan diri untuk mengantarku pulang.
“Gausah aku naik taksi aja gapapa kok. Lagian kamu kan baru sembuh.” Tolakku lembut.
“Pokoknya aku anterin kamu, jangan bandel yaa udah malem bahaya. Aku udah sehat kok” bela Romy.
Orang tua dan adik Romy yang melihat hanya menggelengkan kepala. Romy memang keras kepala, kalu sudah katanya ya sudah tidak bisa di ganggu gugat. Aku hanya diam tidak menjawab.
“dih malah diem, yaudah ayo cepet. Yah, bu Romy nganter Anjani dulu sebentar. Assalamualaikum.” Romy malah menarik tanganku, alhasil sekarang dia berhasil untuk mengantarku pulang walaupun aku agak khawair.
*****
Sesampainya di depan rumah ku, aku meminta Romy untuk masuk sebentar. Awalnya Romy menolak, tetapi aku berhasil membujuknya untuk masuk kedalam. Ketika aku masuk kedalam, di ruang tamu sudah ada orangtuaku dan kak Ryan. Wajah mereka terlihat sangat serius menatapku dan Romy, terutama papah tatapanya seperti menahan amarah. Ada apa ini sebenernya.
“Assalamualaikum, pah, mah, kak. Pada kenapa sih serius banget?” tanyaku bingung. Tiba tiba papah langsung berdiri dan berteriak.
“Kamu, jangan dekat dekat anak saya lagi. Saya sudah tau semua tentang kamu, saya gak mau anak saya menjadi kotor. Mulai sekarang jauhi anak saya kalau sampai kamu masih bertemu dengan anak saya, saya gak akan tinggal diam. Keluar kamu sekarang dan jangan pernah temui anak saya lagi.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me, Please
RomansaDisaat sepasang kekasih yang saling menyayangi satu sama lain menjalin hubungan. Tetapi orangtua salah satu dari mereka melarang keras hubungan itu. apa yang harus mereka perbuat? Berjuang demi mempertahankan cinta mereka atau harus mengalah dengan...