PART 29

3.6K 92 22
                                        

Anjani POV

 

Aku punya mimpi, aku ingin memiliki belahan jiwaku suatu saat nanti.

Itu seperti tidak mungkin, tapi aku tau aku bisa mewujudkan nya.

Disuatu hari, aku bertemu denganya, Romy.

Aku seperti melihat masa depanku dengannya. Kita benar benar saling mencintai.

Dan kita berjanji tidak akan pernah meninggalkan satu sama lain, kecuali kematian.

Tidak pernah terfikir olehku, bahwa aku akan kehilangan dia.

Aku tidak pernah melihat dia menderita, ia sakit dalam kurun waktu yang lama.

Dan aku tidak pernah melihat dia menderita, dia sangat kuat menyembunyikan rasa sakitnya.

Dan tibalah hari itu, hari ketika ia pergi. Pergi meninggalkanku untuk selamanya.

Hidupku terasa hancur saat itu juga, aku seperti tidak bisa melihat semuanya.

Tidak bisa merasakan apa apa, aku kehilangan jiwaku dan tidak bisa menemukannya kembali.

Dan aku tidak bisa membuka kembali hatiku, karena aku hanya memiliki satu hati dan telah aku berikan kepadanya untuk selamanya.

Kadang aku merasa takut, jika aku membiarkan diriku bahagia dengan oranglain, dunia tidak akan membiarkan aku bahagia dalam waktu yang lama.

Author POV

Hari ini..

“Hitam, hitam, hitam dan hitam. Semua orang memakai baju hitam, begitupun denganku. Bagaimana Romy kalau sudah didalam sana. Sendirian, gelap, sempit dan pasti dia akan merasa kesepian.” Batin Anjani

“Aku masih belum percaya.” Ucap Anjani pelan sambil menangis.

Kata Risa tersenyum getir sambil mengelus elus punggung Anjani sambil berkata. “inilah kehidupan sayang, semuanya gak akan ada yang abadi. Dimana ada hidup disitu ada mati. Dimana ada senang disitupun ada sedih.”

Anjani kembali meneteskan air matanya ketika jasad Romy dimasukkan ke liang lahat, rasanya dia ingin ikut bersamanya kedalam dan memeluk Romy erat.

Risa yang melihatnya langsung merangkul Anjani dan membuatnya tetap tegar.

“Hey Jan, ternyata kata kata Romy itu bener ya. Muka lu itu lucu banget kalo lagi tegang.” Risa berusaha menghibur Anjani.  anjanipun tertawa kecil sambil menghapus air matanya yang turun.

“Bunganya?” sahut Dika yang ada disamping Risa.

Anjani berlutut dan menaburkan bunga diatas makam Romy yang masih basah. Dan dia juga mencium batu Nisan yang bertuliskan nama Romy Hartanto Putra Bin Taufik Hartanto dengan cukup lama. Dan air matanya kembali menetes.

“Yang sabar ya Jan, turut berbela sungkawa juga.” Kata setiap orang yang menyalaminya.

Semua orang sudah pulang, tinggal Anjani yang masih mematung didepan pusara kekasihnya. Dia tidak mau meninggalkan Romy sendiri.

“Mau sampe kapan disini? Pulang yuk” Kata Dika yang sedari tadi melihat Anjani melamun.

“Sebentar, gue pamit dulu. Sayang, aku pulang yaa. Datanglah setiap hari di mimpi aku, dan jangan bosen untuk nunggu aku disana. I love you!” ucap Anjani lalu mencium batu nisan itu sekali lagi.

*****

Anjani POV

Antara aku dan Romy, adalah dua raga tetapi dalam satu jiwa. Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan dan tunggu aku disana.

Sekarang aku sadar, jika kita mencintai seseorang kita akan senantiasa mendoakan nya walaupun dia tidak berada disisi kita.

Mulut ini gak akan lelah untuk mendoakanmu Romy. Aku akan terus mencintai kamu sampai kapanpun itu.

THE END

 

Makasih banget yang udah mau baca cerita perdanaku ini. Semoga kalian suka yaa, maaf juga kalo ada yang gak jelas. Maklum baru pertama kali nulis. Sekali lagi terima kasih :) ({})

Stay With Me, PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang