Anjani POV
Aku merasa terhibur sendiri melihat kebersamaan keluarga Romy. Walaupun sesekali mereka menggodaku dan Romy, tapi aku merasa senang.
Tapi apa benar Romy selalu cerita tentangku kepada keluarga nya.
Aku merasa senang dan sedikit bingung, aku senang karena nampaknya Romy juga suka padaku. Tapi kenapa dia tidak langsung bilang sama aku?.
"Rom, kamu kapan sekolah lagi?" Tanyaku pada Romy.
"Mungkin hari senin aku baru masuk, soalnya aku masih harus check up"
"Kalo kamu mau check up, ke Rumah sakit papah aku aja. Papah aku kan dokter, jadi aku juga bisa anter kamu"
"Ehh kalo itu aku omongin dulu sama ayahku, soalnya kalo urusan itu ayahku yang ngurus"
"Oohh oke, tapi kalo kamu mau check up ke rumah sakit papahku, kabarin aku yaa jadi biar nanti aku yang anter kamu"
"Baik kanjeng ratu" Romy mulai menggodaku.
Seketika pipiku langsung bersemu merah akibat godaan Romy.
"Iihh apaan sih" aku mencubit kecil pinggang Romy dan dia hanya tertawa geli akibat ulahku tadi.
Ibu, Jihan, dan Dika tak henti henti nya terseyum dari sofa sambil menggoda kami sesekali. Apalagi Jihan, dia sangat senang menggoda kakak nya ini.
Keluarga Romy sangat ramah, aku merasa nyaman dan tidak canggung sedikitpun disaat aku berada di sekitar mereka. Kami seperti layaknya keluarga sungguhan.
Romy POV
Aku disuruh check up ke rumah sakit papah nya Jani, oh tidak mungkin. Bagaimana nanti jika papah nya Jani tau kalau aku sudah lama mengidap penyakit AIDS ini. Bisa bisa dia menyuruh Jani untuk menjauhiku.
Aku tidak mau kalau harus berpisah dengan Jani, aku belum siap. Walau bagaimanapun lambat laun aku harus menceritakan semua tentang diriku. Daripada Jani harus mengetahui dari orang lain, lebih baik aku sendiri yang bicara padanya. Walaupun resiko nya Jani akan pergi meninggalkanku, tapi aku harus terima apapun keputusan nya.
"Rom, aku pulang yaa udah jam segini. Besok aku kesini lagi kok" ucap Jani sambil menggenggam tanganku.
"Eehh iya Jan, kamu pulang aja nanti mamah kamu nungguin lagi. Gausah repot repot kesini Jan, aku gapapa kok kan udah ada Jihan sama ibu yang jagain aku disini"
"Udah gapapa, kamu istirahat yaa jangan lupa makan sama minum obat. Byee.. yuk dik balik" ajak Jani pada dika.
"Udah ngobrolnya nih? Yaudah ayo balik. Bro gue balik yaa jaga kesehatan jangan lupa makan" Dika mengusap pundakku.
"Iyaa, hati hati lo bawa Anjani, jangan ngebut ngebut. Jagain Jani, awas kalo sampe dia kenapa napa" ujarku
"Iyee bawel, paling dia gue culik haha" Dika masih saja menggoda aku.
"Apaan sih, berani lu kaya gitu sama gue. Gue bikin muka lu kaya kiwil nanti. Bu aku pulang dulu yaa, Jihan kakak pulang yaa kamu jagain kak Romy jangan sampe telat minum obatnya" Jani ikut mengancam Dika dan sembari berpamitan pada keluargaku.
"Iyaa nak Jani, hati hati pulangnya" ucap ibu.
"Oke kak, hati hati yaa. Iyaa pasti aku jagain kak Romy kok, kalo sampe dia ngeyel gamau minum obat kita kelitikin aja kak ampe nangis hahaha" Jihan melirik ke arah ku sambil tertawa.
Setelah Jani dan Dika pulang, rasa nya ruanganku sangat hening. Walaupun Jihan dan ibu sesekali mengajakku ngobrol, tapi aku tidak begitu menanggapinya.
"Kak, gausah sampe galau gitu keless. Kaya ditinggal pergi kemana aja, besok paling balik lagi" Jihan membuyarkan lamunanku.
"Apaan sih kamu dek, tidur sana udah malem besok sekolah, PR udah selesai?"
"Udah kak bos, iya aku tidur.. kakak tidur juga sana"
"Iya bawel"
Akupun berusaha memejamkan mata untuk beristirahat, tapi sangat sulit rasanya mata ini untuk terpejam.
Dipikiranku masih ada wajah Anjani yang tidak pernah absen untuk muncul di kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me, Please
RomansaDisaat sepasang kekasih yang saling menyayangi satu sama lain menjalin hubungan. Tetapi orangtua salah satu dari mereka melarang keras hubungan itu. apa yang harus mereka perbuat? Berjuang demi mempertahankan cinta mereka atau harus mengalah dengan...