Chapter 21

434 51 13
                                    

Annyeong Yeoreobun, cie kangen ^^
-

-

-

-
Apartement Pyeongcham

"Omo...m-maafkan aku paman" ucap Yerin gagap lalu dengan cepat membungkukkan badannya hingga sembilan puluh derajat "sungguh maafkan saya"

Junki tersenyum tipis.

"Tak apa Yerin, seharusnya aku yang salah disini karena tidak memperkenalkan diri dengan baik" ucap Junki tertawa kecil melihat Yerin yang terus menerus membungkuk, ia segera memegang bahu Yerin agar ia bisa kembali tegak tanpa harus membungkuk lagi.

"Tidak paman. Ini salahku karena aku tidak mengenal dirimu dengan baik." Ucap Yerin kembali merasa bersalah.

"Gwenchana,...soal Wonwoo, dia sendiri juga kadang tak selalu menganggap aku sebagai ayahnya. Jadi maklumi saja jika dirimu tidak mengenalku" ucapnya sehingga membuat satu alis Yerin terangkat.

"Tidak menganggap?"

Yerin menepis pikiran tersebut dan memilih untuk meminta maaf kembali kepadanya.
"Sekali lagi maafkan saya paman." Ucap Yerin menunduk.

"Iya iya baiklah, tidak usah terus merasa bersalah. Gwenchana" ucap Junki menenangkan Yerin.

Yerin mengintip kearah wajah Junki dengan rasa sedikit ragu.

"Ehh Lalu....soal kedatangan paman, b-bagaimana bisa paman mengetahui saya disini"

Junki sejenak tersenyum ia merogoh benda yang ada di saku dalam jas nya

Sret

Junki mengeluarkan sebuah amplop dari dalam saku jasnya dan ia sodorkan ke arah Yerin.

Yerin melihat sejenak amplop tersebut, lalu menatap Junki dengan tatapan penuh tanya.

Junki mengkode Yerin untuk segera mengambilnya. Yerin pun langsung mengambilnya dengan tangan yang sopan.

"Tenang saja aku tidak akan memberitahu Wonwoo tentang keberadaanmu atau hal hal yang menyangkut dirimu? Anggap saja dia tidak ada di lingkaran kita, maka dari itu, simpan ini dengan baik baik." Ucap Junki menepuk bahu Yerin.

Yerin menyipitkan matanya.
"kenapa dia bisa tahu tentang diriku?"

"Ini apa?" Tanya Yerin.

"Kau bisa membukanya saat kau sudah berada di dalam" Ucap Junki, lalu ia menggeserkan badannya dan melangkahkan kakinya berada tepat di samping Yerin dengan arah yang saling berlawanan.

"Setelah kau baca itu, kuharap kau bisa menjaga jarak dengannya." Bisik Junki.

Selanjutnya Junki memutuskan untuk berjalan meninggalkan Yerin dan membiarkannya berdiri mematung di koridor apartemen tersebut.

Yerin mengriyitkan dahinya
"Apa maksudnya"

Srek.srek.srek

Ia membuka amplop tersebut dengan kasar dan memperlihatkan sebuah surat undangan. Ia membuka surat undangan tersebut secara pelahan

Yerin membelalakkan matanya saat ia membaca isi undangan tersebut. Ia menutup mulutnya tak percaya. Matanya mulai memanas.

Ia meremas remas undangan tersebut hingga menjadi bulat dan ia lempar ke arah tong sampah terdekat disana.

Ia mengambil kembali pisau yang ia jatuhkan tadi dan memasukkan kembali menuju tas nya dan segera pergi dari apartementnya.

"Brengsek"

Morn Night | Jung YerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang