Auristela
Gadis itu berambut pirang kotor panjang sepinggang berombak. Serta warna mata abu-abu keperakan menonjol, kulitnya seputih salju dgn anting anting besar berbentuk strawberry bahkan dirinya tanpa memakai sepatu, sesaat aku mengira dirinya seorang albino.
"Majalah?" Ucapnya menyodorkanku buku majalah, suaranya sangat lembut. Aku menjabat majalah yg dia berikan.
"Bukankah mereka sangat cantik bukan?" Ucapnya menapakkan tangan, menjadi tempat hinggap makhluk kerdil ini.
"You... you can see them?" Tanyaku
"Oh yes, mereka fairy" jawabnya dgn nada tenang
[*Fairy ver author*]
"Fairy? Kukira Fairy hanya mitos belaka" ucapku kagum
"Dongeng anak yg sering di ceritakan ibunya, a guardian angel" ucapnya kembali
'Woowww Gadis ini bahkan tak berkedip sama sekali'
"...uhhm dan mengapa mereka tak bisa di lihat org lain selain diriku? Apa ada yg salah dgnku?" Ucapku bertanya tanya"Sama seperti dongeng oleh seorang ibu, Fairy ini hanya bisa dilihat oleh org yg pernah melihat jiwa ibunya yg telah meninggal" jawabnya menjelaskan, pengetahuan gadis ini membuatku terkesan padanya.
'Wow aku kagum dgn gadis ini'
"Setiap org memiliki Fairy setidaknya 1 Fairy, tergantung seberapa besar rasa cinta yg di curahkan ibunya, semakin sedikit rasa cinta yg ibunya curahkan pd anaknya maka semakin redup pula sinar di pancarkan oleh para Fairy ini, aku takjub padamu yg memiliki banyak sekali Fairy yg mengelilingimu dan bisa seterang ini padahal yg kutau Fairy tak akan bisa lebih dari 3" kata Gadis ini menjelaskan.
"Itu menjelaskan mengapa aku bisa bertahan dari the dark lord... umm Kenapa aku baru melihatnya sekarang?" Tanyaku masih penasaran
"Mereka sangat ahli menyembunyikan diri bahkan mampu menghilang dalam sekejap. Kurasa mereka berniat memberi tahumu jika kau tak pernah sendiri" ucap gadis itu tersenyum, dalam sekejap Fairy yg mengintariku tiba tiba menghilang begitu saja
"Aku bertemu dgn jiwa ibuku saat umurku 10 th, sejak saat itu aku mulai melihat 3 Fairy yg selalu mengintariku" lanjut gadis itu
Aku mulai berpikir sepertinya aku pernah melihat jiwa ibuku, saat dalam mimpiku.
"Well, anyway aku belum memperkenalkan diri... Auristela" aku menyodorkan tanganku
"Luna" balasnya menjabat tanganku tersenyum
'Luna? Kurasa aku pernah mendengarnya dari kakak-ku'
"Aku pergi lebih dulu" pamitnya pergi, aku membalas luna dgn lambaian.
Makan malam di hogwarts terasa biasa saja bosan dan membosankan, aku tak ada niat untuk bertemu Draco, setidaknya sampai aku melupakan kejadian tadi, itu membuatku Shock dan takut.
"Kenapa dia lesu?" Tanya daphne mendudukan dirinya di sampingku
"Masalah Draco" jawab flo di sebrangku, kupukul tubuhnya dgn daily prophet yg hanya di tanggapinya dgn kekehan
"Anyway, Marrie tadi mencoba mengungkapkan perasaanya pd Thomas" lanjut Flo
"Wooww bagaimana hasilnya?" Kataku
"Thomas hanya menganggap Marrie sebagai temannya" kata flo
"So itulah alasan Marrie tak ikut dinner?" Ucap Daphne meminta pernyataan, Flo mengangguk
"Yaah kalo di pikir aku tau siapa yg thomas sukai" lanjut Daphne memandangi Thomas
Beberapa saat kemudian seseorang duduk di sampingku, aku tau siapa dia tentu tidak lain Draco malfoy, aku tak ingin bertemu dgn nya siaal T__T
KAMU SEDANG MEMBACA
SILHOUETTE [Draco Malfoy × You]
FantasiaDia selalu sendirian, dia selalu kesepian, sejujurnya kita selalu berada di tempat yg sama, yg membedakan hanya alasan kita berada di tempat ini, tapi tak di sangka ternyata, kaulah cahaya yg menarikku keluar. ❝Can we out of here?❞ ❝we will go out t...