Confession.

1.2K 126 5
                                    

Auristela

          Danau hitam terasa tenang, bintang bertabur di hogwarts walau cuaca berubah menjadi mendung. Hanya ada aku dan Draco, sesaat bersamanya membuatku terasa tenang. Murid murid yg lain memiliki kebebasan di hogwarts di malam terakhir ini, biasanya mereka saling bercengkrama dgn sahabatnya untuk terakhir kalinya.

"Heyy... umm Auries" kata Draco menggenggam tanganku. Aku hanya menanggapinya dgn senyuman.

"...i love you too" kataku datar, bersandar nyaman di bahu Draco.

"Wh-at?" Kata Draco

"Aku tau kau tak bisa mengatakanya" kataku terkekeh meledeknya

".....arrghhh I love you" ucapnya merasa tertantang, aku masih menanggapinya dgn kekehan.

          Namun dalam rasa tenang dan nyaman itu. Pikiranku kembali pd masa masa takutku, mimpi buruk yg ku alami itu membuatku ketakutan.

"Draco is this real?" Tanyaku random tiba-tiba

"Real..." jawab Draco mendekapku kuat.

"I wonder, aku tak pernah melihat patronus mu?" Kataku, Draco terdiam.

"...aku tak bisa mengucapkan mantranya" Jawab Draco

"Whutt? No way, kau bercanda kan?" Kataku meledeknya tak percaya

"Nahh" jawabnya singkat

"Dengarkan aku, expecto patronum" kataku mencontohkan

"E-expeccto patrunum" katanya

"Bodoh" kataku meledeknya

"Shhhh diam..." katanya membuatku menurutinya

"Should we go? hujan akan turun." lanjut Draco menatapi langit

"Well, aku lebih suka jika kita hujan hujanan di malam terkahir hogwarts" kataku menghirup udara panjang.

         Seolah Draco yg tak menginginkanku pergi, akupun tak ingin dirinya pergi dariku. Draco seolah rumah untukku, apapun bisa aku korbankan asal aku tak kehilangan Draco, aku tau kedengaranya seperti obsessed bukan? Tapi tak ada yg bisa mengerti diriku selain Draco mengingat apa yg selama ini aku alami, kau yg dulu begitu aku benci tapi sekarang kaulah yg aku cintai, weird and crazy.

           Pikiranku berubah pd mimpiku yg semalam, mengingat mimpi buruk itu rasanya hatiku hancur. Perlahan aku meneteskan air mataku, aku tau aku terlalu cengeng, tapi apa yg bisa aku lakukan selain hanya bisa bungkam?

"Ini gila dan ini sinting" kataku berjongkok, menelungkupkan wajahku.

"Hey Auries? Ada apa?" Draco menggengam tanganku, khawatir padaku

"Tak ada... hanya saja... bisakah kita pergi?" Kataku menatap dalam Draco

"Pergi?" Draco keheranan

"Ayo kita kabur, pergi seperti katamu, kemanapun aku akan ikut... aku tak bisa tahan lagi, maaf bila aku egois tapi ayo pergi malfoy" ucapku serius padanya.

"Maafkan aku Draco, tapi aku harus jujur padamu aku melihat ayah ibumu seorang Death eater, aku mohon ikut aku Draco... bisakah kita pergi?" Kataku serius pd Draco.

          Draco menatapku, matanya menjadi sayu dan kesedihan. Draco tertunduk, sedang langit seolah memperingatkan kabar buruk mulai menurunkan hujan lebat.

"Auries... i have to confess to you... i'm a... death eater..." Draco terlihat berat mengucapkan-nya.

        Ucapan Draco membuatku terdiam beberapa saat. Rasanya seolah tertusuk belati tajam tepat di dadaku. Draco seorang death eater?

"I-i have no idea" kataku melepaskan genggaman Draco, sedang hujan semakin lebat membasahi kami.

"Why? Why Draco?" Kataku kecewa padanya. Draco hanya tertunduk

"Jadi selama ini kau suruhan voldemort? Mendekatiku supaya aku bisa terbujuk untuk bergabung dgn-nya?" Kataku menahan emosi di belakang tenggorokanku

"What? No" Draco menolak pertanyaanku spontan

"I get it, this is bullshit... all of this? Is bullshit?! WHY DRACO?! Why me?!" Ucapku mula berteriak kecewa, beruntung hujan menutupi semua air mataku.

"Please Auries listen me!" Draco mendekatiku, walau aku menjauhinya

"Are you gonna leave me now?" Lanjut Draco terlihat putus asa padaku

"Well, is better for us to separate and pretend to never know each other... " kataku kecewa

"Good bye Malfoy..." kataku sama putus asa-nya seperti Draco.

         Hujan semakin mengguyur seolah mendukung perpisahan kami, tak apa... it's fine Auries... yaa it's fine... semuanya akan baik baik saja...  bukankah ini yg terbaik, bukan?

       Suara kecewa Draco di belakangku, yg bisa ku lakukan hanya bisa bungkam menahan suara tangisku, aku tak ingin berpisah darimu Draco. Maafkan aku...  tanpa sadar ternyata diam-diam aku benar-benar terjatuh padamu.

'YOU JUST SILHOUETTE FILL IN MY HEAD AND THEN DISAPPEAR'


~•-•~

       Suara tetesan air dari tubuhku ke lantai terdengar jelas di kamarku, Daphne dan Florence yg melihatku dalam keadaan acak acakan panik terlihat khawatir padaku.

"Auries?! Apa yg terjadi padamu?" Daphne menggenggam kedua tanganku

"Auries tell me!!" Apa yg sebenarnya terjadi

          Yg ku lakukan hanya bisa berteriak keras menangis, mengeluarkan rasa sakit yg kurasakan setelah perpisahan dgn Draco, jiwaku hancur dgn rasa kecewa yg ku rasakan.

       No more Draco Malfoy, just my pain and sadness.

        Semakin keras suara tangisanku, semakin khawatir daphne dan flo padaku... Daphne hanya terdiam lalu menarikku pd pelukanya

"This isn't fair... daphne? Apa yg harus aku lakukan?" Kataku di sela sela tangisku

       Flo ikut memelukku. Aku hanya bisa menangis di pelukan Daphne, tak mampu berkata kata lagi. Rasa sakit yg kualami bahkan tak sebanding dgn rasa takutku pd Voldemort, aku tak bisa, ini terlalu menyakitkan...

"All is fair in Love and War, Auries..." perkataan Daphne membuat tangisku semakin pecah...

      Ya Daphne benar, All is fair in Love and War.

~•-•~

      Pagi hari di mulai dgn lebatnya hujan, para siswa berusaha menutupi barang barangnya agar tak kehujanan saat di bawa ke perahu dan di bawa ke peron.

"Good awal menyedihkan di hari menyedihkan... i hate rain..." kataku merasakan tetesan air hujan di telapak tanganku.

        Para murid mulai memasukan barang barangnya ke dalam kereta. Aku terdiam di ambang pintu kereta container slytherin.

"Hey? You comin'?" Tepukan Daphne di belakangku.

"Nah, aku akan diam bersama harry" jawabku menggeleng tersenyum, Daphne hanya mengangguk

        Suara roda roda kereta di barengi dengung bell kereta terdengar, saatnya kembali untuk pulang, tak ada rencana untukku dan Harry selain menghabiskan waktu di rumah keluarga dursley atau mungkin kali ini kami bisa liburan the burrow Ron.

"Hey are you oke?" Tepukan Harry padaku yg melamun di jendela kereta,

       Aku hanya tersenyum mengangguk padanya. Harry merangkulku, menidurkanku dalam pangkuanya dan dalam kesedihan yg kurasakan aku hanya bisa terdiam menangis dalam keheningan.

-Fin-

Rain Angel

SILHOUETTE [Draco Malfoy × You]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang