:: Bab XIV ::

538 74 1
                                    

Tampilan game PS yang sedang tersambung ke layar TV, menjadi titik fokus Rayn. Salah satu console berada di tangannya, tapi ia tidak memainkannya sama sekali. Nampaknya, ia sudah bosan. Hingga berakhir dengan dirinya yang melamun sendirian di tengah malam yang sunyi.

Ketika wajahnya mengadah, irisnya yang coklat terang menelaah atap ruang tengah yang berwarna putih. Berbagai hal bercabang di dalam otaknya saat ini. Memorinya tertarik ke belakang, mengenang sekian kejadian yang terus terjadi padanya silih berganti.

Rayn bahkan tidak bisa mendeskripsikan apa yang ia rasakan sekarang. Semua seperti dicampur aduk di dalam dirinya.

Takut, cemas, waspada, dan bingung. Itu semua menetap menjadi satu di rongga dadanya yang sempit. Sesak pun menguasai dirinya yang tidak punya banyak keberanian untuk menghadapi segala sesuatu yang bisa saja terjadi.

Bagaimana kalau kejadian seperti hari ini, kembali terjadi esok pagi?

Bagaimana kalau saat ia membuka matanya, ia berada di tempat yang lain?

Bagaimana kalau yang dikatakan Edo itu benar?

Bagaimana kalau... memang da sesuatu di dalam dirinya, yang mungkin bisa membahayakan dirinya sendiri?

Tidak biasanya Rayn begini. Tarikan napasnya teramat berat dan hal tersebut tentu saja menyiksa untuknya yang terbiasa tenang dan bahagia tanpa harus memikirkan apapun.

Samar-samar, kedua alis Rayn bertaut. Pria itu sibuk mempertanyakan berbagai hal, saat console game di tangannya ia lempar sembarangan ke sisi samping. Salah satunya adalah mempertanyakan kondisinya sendiri, yang bahkan tidak mampu Rayn mengerti.

Mulai dari suara-suara aneh yang terus menghantuinya, mimpi buruk yang seakan tidak pernah absen dari tidurnya, dan sekarang, sesuatu yang jauh lebih aneh, juga terjadi. Menambah rumit kondisi Rayn, tidak hanya pada raganya namun juga jiwanya.

Suara-suara aneh itu sudah lebih dari cukup menakutkan dan mengganggu aktivitas Rayn. Mimpi buruk yang seringkali mampir pun juga sudah merusak kualitas istirahat yang cuma bisa ia dapatkan selama 4-3 jam. Dan sekarang, terbangun di tempat lain yang bukan seharusnya serta tidak mampu mengingat apa yang dilakukannya sampai bisa berpindah tempat, tentu bukan sesuatu yang bagus untuk Rayn. Terlebih-lebih, untuk imejnya sebagai selebriti papan atas.

Terakhir kali Rayn lihat, artikel tentang dirinya yang muncul di restoran dan duduk bersama Gwen, sudah dibaca oleh lebih dari 5 juta orang. Foto yang memperjelas dan video yang menjadi saksi atas kejadian tersebut pun menyebar luas. Kolom komentar akun media sosial pribadinya dibanjiri pertanyaan dari fans dan masyarakat. Banyak dari mereka yang meminta klarifikasi, apalagi usai melihat video yang menunjukkan bagaimana Rayn memperlakukan fans-fansnya dengan kasar. Berbanding terbalik saat ia memperlakukan Gwen dengan lembut nan ramah.

Dan untungnya, apa yang terjadi tadi pagi tidak ketahuan oleh siapapun. Sehingga Rayn setidaknya bisa 'sedikit' bernapas lega sebab tidak harus mengkhawatirkan artikel-artikel baru yang akan bertebaran.

Tidak ada secuil pun kepingan di memori ingatannya, bahwa ia mengusir para fans yang berkerumun mengelilinginya hanya untuk membantu Gwen yang tersandung. Tidak ada pula alasan yang bisa ingat sampai ia harus datang pagi buta ke rumah sakit hanya untuk menemui gadis itu.

Sama sekali, tidak ada.

Rayn persis seperti orang amnesia. Tidak ada yang berhasil ia ingat mengenai dua kejadian itu, kecuali tersadar bahwa dirinya jatuh di dalam dekapan Gwen saat matanya terbuka sempurna.

Rintik hujan yang menyerang jendela apartemen pun menarik atensi Rayn. Ditatapnya celah besar yang memberi kesempatan pada bulan di atas sana untuk menembus ke tempat dimana Rayn berada.

Heal Me [ C O M P L E T E ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang