Setelah sarapan Offgun berangkat menuju rumah sakit. Kali ini Gun yang menyetir. Papinya terlihat sangat berantakan dan kalut saat ini
"Kamu gak papa kan papi?" Tanya Gun di perjalanan
"Hmmm" jawab Off
Hanya itu yang bisa dikatakannya. Hati Off saat ini sangat campur aduk. Ia masih marah akan kejadian kemarin, dia khawatir dengan kondisi ayahnya, dan dia takut sesuatu terjadi pada gun nanti ketika bertemu dengan keluargnya
Sesampainya di rumah sakit. Mereka berjalan agak jauh menuju ruangan tempat ayah Off di rawat. Tangan Off mengepal dan sesekali agak bergetar. Gun tidak tau apa yang dirasakan papinya saat ini. Ia menggenggam tangan papinya dengan lembut. Menggandengnya berjalan menuju bangsal rawat inap itu
Off melihat maenya sedang duduk di luar kamar sendirian. Ia langsung melepaskan tangannya dari Gun
"Gun akan bersikap baik papi" kata Gun tiba tiba melihat kekasihnya itu gugup
Mereka berjalan mendekat pada sosok perempuan paruh baya yang sendirian itu
"Swadikhraap Mae" salam Off pada maenya
"Swadikhraap" kata Gun mengikuti papinya memberi salam
"Au, swadii luk" jawab Mae
Gun tersenyum kepada Ibu di depannya itu
"Gun, apakah kau Gun yang sama dengan Gun yang membantuku di mall tempo lalu?" Tanya Mae
"Khraap. Aku senang Ibu mengingatku" kata Gun lembut
Off agak terkejut, ia langsung memandang kearah kekasih mungilnya itu.
"Mae sudah mengenalnya?" Tanya Off
"Ya sudah. Dia yang mengobati luka bakar di kaki mae itu" jawab Mae
"Aku yang salah saat itu bu. Aku perlu bertanggung jawab" kata Gun menjelaskan
"Panggil aku mae Gun"kata Mae tiba tiba tersenyum
"Khraap mae" kata Gun
Off membatin kesal dalam hati
"Shiaa, semudah itu Gun meluluhkan hati Mae. Harusnya aku tidak perlu terlalu khawatir". Off menghembuskan nafasnya panjang"Jadi bagaimana keadaan pho?"tanya Off
"Pho masih tidur. Kepalanya masih sangat pusing karna gula darahnya terlalu tinggi"
"Dia tak bisa terlalu banyak pikiran luk" jelas Mae
Off mengintip Ayahnya yang tertidur di bed rumah sakit itu dengan sedikit merasa bersalah. Jika saja ia tidak terus terusan membangkang orang tuanya, ayahnya pasti tidak akan mudah sakit seperti sekarang. Tapi ia juga tidak ingin sepenuhnya menyalahkan diri sendiri. Ayahnya juga terlalu memaksakan keinginannya pada Off
"Masuklah luk"kata Mae
Off masuk dan duduk di sofa yang agak jauh dari bed tempat ayahnya tidur. Gun ingin berjalan mengikutinya tapi di tahan oleh Mae
"Biarkan dia sendiri Gun" kata mae
Gun menuruti kemauan Ibu kekasihnya itu. Mae mengajak Gun berjalan jalan dan membeli beberapa makanan di kantin rumah sakit
"Kaki Mae masih sakit?"tanya Gun ketika melihat Mae berjalan agak diseret
"Ohh, enggak. Ini urusan berbeda. Namanya juga sudah tua Gun. Penyakitnya ada ada saja" kata Mae
Gun kini berjalan sambil menggandeng Ibu kekasihnya itu agar ia lebih mudah berjalan. Mae diam saja dan tersenyum dengan perlakuan anak manis itu kepadanya
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Corner
Fanfiction[COMPLETED] . . Gun : Seorang anak sulung dari keluarga kaya pemilik salah satu perusahaan properti di Pattaya yang merantau bersama adiknya ke Kota Bangkok Off : Seorang anak tunggal dari keluarga pemilik hotel bergensi di Thailand Mereka tingg...