Papi sudah mencari tiket untuk bisa kembali ke Thailand di pagi hari. Tapi sayangnya, penerbangan menuju Pattaya hari itu hanya ada di sore hari. Mau tidak mau mereka baru bisa sampai di Pattaya lusa sore hari
....Flashback kondisi di Pattaya
Pim pov
Setelah dua hari dirumah sakit, Pho sama sekali belum sadarkan diri. Ketika dokter memeriksa, kondisi ayahnya saat ini memang semakin memburuk dan tidak sadarkan diri.
Dokter menyarankan untuk ayahnya dipindahkan ke ruang ICU agar mendapatkan penanganan lebih intensif jika terjadi apa apa yang emergency. Itulah kenapa Gun tidak pernah bisa bertemu dengan ayahnya, karna setelah video call dengan Gun, Pim langsung memutuskan untuk memindahkan Ayahnya ke ruang ICU
"Maee, phi Gun kembali ke Thailand. Ia berangkat sore ini" kata Pim sambil mendekati Mae yang duduk di ruang tunggu
Mae hanya diam saja sambil memeluk Nong Win yang ada di pangkuannya
"Sepertinya kita harus jujur pada Phi Gun Mae, kondisi pho semakin buruk sekarang" kata Pim lagi
Mae masih terdiam. Memikirkan kondisi suaminya yang semakin buruk ini, Mae sudah sangat pasrah dengan keadaan. Ia sedang menyiapkan hatinya jika suatu saat suaminya itu dipanggil kembali oleh Tuhan.
Sama halnya dengan Pim. Melihat kondisi Pho dan Maenya, ia sangat gelisah dan ingin segera menghubungi Phi nya.
Ketika ia membuka ponselnya, Pim merasa tak sanggup jika harus menelpon kakaknya itu. Akhirnya ia hanya mengirimkan pesan lewat line yang mengabarkan berita kalau ayah mereka sudah masuk ICU saat ini. Ia meminta phinya itu untuk siap apabila hal buruk terjadi sebelum ia sampai di Thailand
Dan benar saja. Keesokan harinya, siang hari, sang ayah meninggal dunia sebelum phinya sampai di Thailand
Pim menangis sejadi jadinya, ia memeluk Mae dan Nong Win dengan sangat erat. Ia sangat berharap phinya ada disini sekarang
.....
Ketika sedang transtit, Gun baru bisa membuka pesan line yang dikirimkan Pim untuknya. Gun membacanya dan terkejut hingga tubuhnya melemas dan menjatuhkan hpnya
Pim : Phi maafkan aku. Pho masuk ICU sejak kemarin. Kondisinya semakin memburuk sekarang. Phi, aku takut. Aku dan Mae sedang menata hati. Kata dokter, kita harus siap menerima kemungkinan terburuk phi. Segeralah kemari :(
Melihat suami mungilnya itu mau ambruk, Papi langsung menangkap tubuh Gun dan mendudukannya di kursi terdekat. Papi membaca chat masuk dari Pim dan ikut terkejut dengan kabar itu
Selama perjalanan di pesawat mereka berdua saling diam. Tidak ada satupun yang berbicara. Papi selalu menggandeng tangan suami mungilnya itu dengan harap ia dapat sedikit memberikan ketenangan dan kenyamanan untuk Gun
..
3 jam lagi mereka sampai di Thailand. Perasaan Gun sangat tidak baik baik saja sekarang. Ia belum bisa mendapatkan kabar terkini tentang kondisi Phonya. Selama berjam jam di pesawat ia terus menata hatinya, jika memang kemungkinan terburuk itu datang maka ia harus bisa menerimanya dengan ikhlas"Papi. Jika Pho harus meninggalkan aku sekarang, apa kau bisa berjanji untuk tidak duluan meninggalkan ku nanti ?" Ucap gun tiba tiba setelah keheningan yang panjang
"Aku selalu ada untuk mu, Gun" jawab papi seadanya. Ia tidak bisa diminta untuk berjanji, ia tidak tau apa kehendak Tuhan kedepannya
....
Sampai di Thailand, Gun menelpon Pim dan hanya di jawab tangis oleh adik kesayangannya itu
Seakan bisa mengetahui semuanya. Gun hanya bisa menahan tangisnya dan bicara tenang
"Aku sebentar lagi sampai rumah sakit pim. Tenanglah" kata Gun
"Pho sudah pergi phii. Pho meninggalkan kita phii. Akkuu..."
"Pho sudah baik baik saja Pim. Tenanglah akan aku urus semuanya" potong Gun. Ia berusaha setegar mungkin saat ini
Setelah menutup telponnya. Gun menangis sejadi jadinya. Ia sengaja menghabiskan semua stok air matanya agar nanti ia tidak akan menangis ketika melihat jasad ayahnya dan juga keluarganya yang berduka
...
Sesampainya di rumah sakit, Gun memeluk Mae, Pim dan Nong Win ala kadarnya. Ia bergegas mengurus kepulangan dan pemakaman ayahnya
Pemakaman akan dilakukan besok siang. Off membantu Gun untuk mengabari sanak saudaranya. Gun yang awalnya bisa terlihat tenang sekarang sudah sangat kacau dengan mata sembab di wajahnya
.....
Pemakaman ayah Gun berjalan dengan lancar. Banyak sekali keluarga yang datang memberikan ucapan bela sungkawa. Sahabatnya TayNew, ArmAlice dan beberapa rekan kerjanya juga datang ke acara pemakaman.
Hal ini tentu sangat mengejutkan bagi semua orang. Gun baru saja melakukan pernikahannya dan berbahagia. Sekarang suasana malah berganti menjadi kedukaan bagi Gun dan keluarga yang amat dalam
"Gun, kami turut berbelasungkawa " kata Tay
New dan Alice langsung memeluk Gun yang saat ini mulai mau meneteskan air matanya
"Makasih udah datang meng" kata Off mewakili Gun
Satu persatu para pelayat sudah meninggalkan pemakaman, kini hanya tersisa off dan gun disana. Mae, Nong Win dan Pim sudah pulang bersama mertuanya
Dihadapan nisan ayahnya itu Gun mulai meneteskan air matanya lagi
"Pho. Maafkan Gun" kata Gun lirih
"Sudah Gun, mari pulang. Besok kita kesini lagi. Hari mulai mendung" kata Off pelan. Dalam hatinya saat ini ia berjanji pada ayah mertuanya untuk terus menjaga Gun disampingnya, di segala kondisi senang ataupun sedih hidup suaminya itu
....
Selama seminggu, Off dan Gun masih di Pattaya. Ia ingin memastikan Maenya baik baik saja. Ia sangat terpukul karna ia harus mengalami ditinggal oleh suaminya meninggal hingga dua kali. Ia sangat frustasi sekarang
Melihat kondisi Maenya yang sangat tidak karuan itu. Ia sangat khawatir sekarang
"Mae, apa Mae mau ikut Gun ke Bangkok saja? Jika disana Mae tidak akan kesepian. Ada Gun, Papi, Pim dan Mertua Gun disana" kata Gun hati hati. Ia sadar bahwa keluarganya harus terus bergerak dan tidak terkungkung dalam kesedihan yang berlarut larut
"Iya Mae, kita bisa beli rumah yang dekat dengan tempat tinggal kami. Nong Win akan dapat sekolah yang lebih bagus juga mae disana" kata Off menambahkan
"Setelah Pim lulus, Pim akan keluar dari asrama dan tinggal bersama Mae kok" kata Pim ikut ikutan membujuk maenya
Mae hanya mengangguk. Mungkin pindah ke Bangkok adalah pilihan yang tepat untuk saat ini. Semua sudut rumah akan selalu mengingatkan ia pada suaminya itu. Ia perlu terus melangkah maju
..
Keesokan harinya, setelah berkemas beberapa barang. Mereka berangkat ke Bangkok. Sementara, Mae dan Nong win akan tinggal di hotel keluarga Off sampai urusan pembelian rumah baru disana selesai
Mereka akan memulai kehidupan baru tanpa Pho disana.
.
TbcMaaf kalo jadi begini alur ceritanya😢
Karna dah kepalang tanggung mbawa alur cerita sampai sini, jadi tetep aku lanjutin deh
Semoga kalian tetep seneng sama alur ceritanya yahh
Like komen vote nya jangan lupa
💚💚💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Corner
Fanfiction[COMPLETED] . . Gun : Seorang anak sulung dari keluarga kaya pemilik salah satu perusahaan properti di Pattaya yang merantau bersama adiknya ke Kota Bangkok Off : Seorang anak tunggal dari keluarga pemilik hotel bergensi di Thailand Mereka tingg...