LDR

1.3K 155 0
                                    

Hasil pemeriksaan dokter tentang penyebab pingsan Ayah Gun adalah adanya penyempitan saluran otak oleh tumor yang menyebabkan peredaran oksigen terhambat mengalir ke otak.

Penyakit ini menyebabkan penderita mudah pingsan dan terganggu sistem keseimbangan tubuhnya. Oleh karena itu dokter merencanakan untuk adanya tindakan operasi supaya membuat jalur baru peredaran oksigen ke otak dan memperlambat perkembangan tumor di kepala Ayah Gun semakin membesar

Gun sangat terpukul dengan diagnosis  penyakit ayahnya itu. Ibunya dulu meninggal karena kanker payudara. Dan sekarang ayahnya juga terdiagnoisis penyakit tumor di otak. Hal ini membuat Gun sangat khawatir dengan kesehatan ayahnya

...
Dua hari setelah kejadian pingsan ayahnya itu, Gun dan Papi masih di Pattaya. Gun menyandarkan kepalanya pada bahu papi. Ia menghembuskan nafasnya panjang. Ia sudah sangat pasrah dengan segala keadaan yang ada

"Papii"

"Hmmm?"

"Sepertinya aku akan tinggal lebih lama disini. Paling tidak sampai aku mendapatkan perawat yang bagus untuk pho" kata Gun menatap mata papinya

"Ya. Kau bisa disini dulu agar tidak terus terusan khawatir" kata papi

"Papi tidak apa apa? " tanya Gun khawatir

"Aku bisa mengurus diriku dengan baik Gun" jawab Papi

"Mana ada, sebelum bersamaku kamu sering jatuh sakit papi. Kau selalu telat makan. Pulang larut malam. Kau terlalu gila kerja" kata Gun sambil mendengus kesal

"Aku janji akan makan dan tidur dengan baik" kata Papi sambil tersenyum tulus pada Gun

"Kita akan berjauhan dong papi?"

"Bangkok-Pattaya cuma 3 jam kok. Aku bisa datang kesini setiap hari jumat sepulang kantor kalau kamu mau" kata Papi memberikan penawaran

Gun tidak menjawab apa apa. Kini ia malah langsung memeluk papinya erat erat. Dalam hatinya Gun sangat bersyukur memiliki papi di hidupnya

Malamnya mereka pergi ke rumah sakit. Papi berpamitan dengan pho dan bibi Nam sebelum kembali ke Bangkok untuk berkerja

Bibi Nam memeluk papi dan berterimakasih atas bantuan yang diberikan beberapa hari ini

Papi pulang ke bangkok bersama Pim.  Ia harus tetap melanjutkan kuliahnya

"Papiii, hati hatilah menyetir. Pim, pastikan papi tidak tertidur na" kata Gun pada papinya dan Pim yang akan segera berangkat menuju Bangkok

Papi mengecup kening Gun dan memeluknya sebentar

"Jangan menangis tanpa aku naa. Kamu bisa menelponku kapan saja. Jikalau sangat genting aku akan segera meluncur kesini" kata Papi berusaha menenangkan Gun yang jelas khawatir meninggalkan papinya sendirian di Bangkok

Dalam hati, Gun merasa sangat bersedih. Semenjak pulang dari Amerika, Gun memang memutuskan untuk pindah ke condo papi. Tapi baru satu minggu mereka tinggal bersama, mereka justru malah harus berjauhan sekarang.

Gun melambaikan tangannya kearah mobil yang kini telah melaju meninggalkan basement rumah sakit tempat ayahnya di rawat. Baru berapa detik Papi meninggalkannya, rasanya ia sudah sangat merindukannya
...

Di perjalanan menuju Bangkok

"Phi. Kau sangat mencintai P'Gun ya?" Tanya Pim membuka obrolan. Seperti mandat phinya. Ia harus memastikan kekasih kakaknya itu tidak mengantuk apalagi sampai tertidur ketika menyetir

"Hmmm. Kurasa begituu haha" jawab Off seadanya

"Apa yang kau suka dari P'Gun phi? " tanya Pim lagi

Sweet Corner Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang