34. Hari Pertama di Bali

156 29 40
                                    


a/n:
tonton fmv di atas dulu ya! baru habis itu baca chapter yang lebih panjang dari biasanya yaitu, sampe 3,6k words😆

happy reading <3

🌞

"Lo ngapain sih? Nge-vlog macam youtuber aja," cibir Marvelyn yang berdiri di belakang Keenan.

"Gua emang mau upload ke youtube."

"Kan, udah ada Ellie."

"Sekaian mengabdikan momen, Lyn."

Marvelyn menggeleng kecil. "Hadeh. Lulus SMA, temen-temen gua mendadak jadi selebgram dan youtuber semua."

Marvelyn, Keenan dan ketiga belas teman gereja beserta May sedang mengantri menaruh koper dan barang-barang bawaan ke dalam bagasi pesawat. Pukul delapan pagi, mereka sudah tiba di bandara. Itupun ngaret dari jam yang disepakati. Sekitar tiga puluh menit lagi, pesawat akan segera take off, tetapi mereka saja masih mengantri untuk bagasi.

"Antriannya kenapa panjang banget?!" protes Helsa langsung mendapat sahutan sinis dari Dion. "Lebay. Sisa lima orang lagi, kita aja yang jumlahnya banyak"

Helsa melototi cowok berpostur tubuh tinggi itu. "Diem lo! Gua gak ngomong sama lo!"

Aluna yang berada di antara keduanya, menunduk sembari memijat kening. Pusing karena selalu mendengar pertengkaran mereka setiap saat. Kelakuannya 11/12 seperti Marvelyn dan Keenan. Hanya saja Dion dan Helsa versi lebih garang.

"Lo berdua yang diem! Pala gua pening gara-gara kalian!" kata Aluna judes.

"Gak jelas lo," sahut Dion datar.

Helsa segera memotong Aluna sebelum gadis itu membuka mulutnya. "Udah. Manusia bentukan Dion gak usah diladenin."

Setelah mengantri lama, akhirnya mereka semua selesai menitipkan barang bawaan ke bagasi pesawat. Tersisa dua belas menit sebelum pesawat take off. Ketujuh laki-laki itu berlari kencang demi mengejar waktu sampai dilihat orang-orang di sekitar membuat para perempuan malu. Namun, juga ikut lari begitu masuk ke lorong menuju pesawat.

Di dalam pesawat, mereka mencari dan menduduki tempat sesuai yang tertera pada tiket. Deretan tempat duduk Marvelyn bersebrangan dengan Keenan. Keduanya sama-sama duduk di bagian luar. Gadis itu duduk bersama Ellie dan May sedangkan Keenan dengan Kenneth dan Joshua.

"Mau gak?" Marvelyn menawarkan cemilan pada Ellie dan diterima oleh pacar Kenneth itu. Marvelyn juga menawarkannya pada May yang menggeleng, menolak halus.

Keenan yang memperhatikannya, mencibir. "Makan mulu. Makin mbul tuh pipi."

"Siapa sih yang ngomong, Lyn?" sindir Ellie. Walau ia tahu kalimat itu tidak ditujukkan untuknya, tetapi Marvelyn.

"Gak tahu. Makhluk halus kali," kata Marvelyn acuh. Sementara Keenan menatap sinis gadis yang posisi duduknya memunggungi Keenan.

"Ganteng begini dibilang makhluk halus," gumam Keenan berhasil membuat Kenneth mendecih. "Geli gua dengernya. Tau gak?"

"Sirik."

🌞

Marvelyn menopang dagu. Duduk di troli sembari memperhatikan puteran yang di atasnya terdapat koper-koper yang keluar dari bagasi pesawat. Semuanya sudah mendapatkan koper mereka, kecuali Marvelyn dan Keenan. Padahal sewaktu mengantri, keduanya yang pertama memasukan koper karena mengantri paling depan diantara keempat belas yang lain.

Matahari ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang